Maskapai India Jet Airways Terancam Bangkrut
Merdeka.com - Maskapai swasta terbesar di India, Jet Airways dikabarkan telah menghentikan semua operasi penerbangan pada Rabu 17 April 2019 setelah permohonan dana daruratnya ditolak oleh kreditor.
Jet Airways diketahui memiliki utang sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 16,8 triliun (Kurs 1 Dolar = Rp 14.038) dan gagal meminjam USD 217 juta atau Rp 3,046 miliar dari kreditor.
Dilansir dari laman Reuters, perwakilan Jet Airways menyatakan tidak ada pilihan lain selain menghentikan operasional penerbangan sementara.
-
Siapa yang terbang ke Jakarta? 'Puji Tuhan, Selasa malam rapat pleno KPU Papua Pegunungan selesai dilaksanakan walaupun banyak yang mengajukan keberatan dan kami bersama komisioner KPU Papua berangkat dan setibanya di Jakarta akan langsung mengikuti rapat pleno di KPU RI,' kata Theodorus Kossay.
-
Kenapa Pelita Air beli banyak Airbus A320? Amanat dari Pemerintah untuk terus meningkatkan konektivitas udara Nasional dan tingginya minat masyarakat merupakan faktor utama yang mendorong perusahaan untuk terus menambah jumlah armadanya agar bisa menambah frekuensi penerbangan dan rute-rute penerbangan yang baru.
-
Apa jenis pesawat yang mereka gunakan? Timm dan Cook mempersiapkan pesawat Cessna 172 dengan berbagai modifikasi, termasuk instalasi tangki bahan bakar tambahan.
-
Siapa yang melepas 224 cabin crew ke Arab Saudi? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah melepas 224 cabin crew yang terdiri dari flight attendant, pilot dan cabin service assistant untuk bekerja di maskapai Saudia Airlines.
-
Apa permintaan para pembajak pesawat Garuda Indonesia 206? Selain meminta pembebasan anggota Komando Jihad, mereka juga meminta uang sebesar 1,5 juta USD.
-
Siapa yang naik jet pribadi? Walikota Medan, Bobby Nasution akhirnya mengakui dirinya pernah menaiki jet pribadi yang fotonya viral di media sosial.
Jet Airways telah mengoperasikan lebih dari 120 unit pesawat dengan lebih dari 600 penerbangan setiap harinya. Maskapai dengan 16 ribu karyawan ini terpaksa harus membatalkan ratusan penerbangan dan menghentikan semua penerbangan keluar dari India.
Persaingan yang ketat dengan beberapa maskapai berbiaya rendah seperti IndiGo dan SpiceJet Ltd, bersamaan dengan harga minyak yang semakin tinggi, pajak bahan bakar yang besar dan nilai Rupee yang melemah memberikan tekanan pada Jet Airways beberapa bulan terakhir.
"Karena tidak ada dana darurat dari pemberi pinjaman atau sumber lain, maskapai tidak mampu membayar bahan bakar atau layanan penting lainnya untuk menjaga operasional," tutur perwakilan maskapai.
Dua bank milik pemerintah India juga menolak memberi pinjaman senilai 4 miliar Rupee atau Rp 809 miliar kepada Jet dengan alasan ingin menghindari risiko.
Saham maskapai diketahui telah anjlok sekitar 60 persen pada tahun lalu, ditutup dengan nilai 240,50 Rupee per saham pada 16 April 2019. Jet masih memiliki kapitalisasi pasar hampir USD 400 juta.
Oleh karena itu, maskapai ini masih yakin untuk melanjutkan operasional dengan melakukan pendekatan pada investor.
Para investor dikabarkan sudah diundang untuk membahas hal ini, di antaranya perusahaan ekuitas swasta TPG Capital dan Indigo Partners, Pendanaan Investasi dan Infrastruktur Nasional (NIIF) India serta Etihad Airways, yang sebelumnya sudah memiliki saham minoritas di Jet.
Kementerian Penerbangan Sipil India turut menyatakan akan mendukung maskapai ini agar tetap beroperasi. Pemerintah berharap pada 10 Mei nanti masalah ini akan terselesaikan.
Sementara, dengan dihentikannya Jet Airways membuat banyak karyawan dikeluarkan dari pekerjaannya. Sebelumnya, mereka tidak diberikan gaji berbulan-bulan. Tingkat pengangguran pun meningkat.
"Kami telah memohon kepada semua orang, termasuk perdana menteri," kata Asim Valiani, wakil presiden serikat pilot utama Jet, National Aviators 'Guild.
"Paling tidak sekarang kita tahu pembicaraan tentang menciptakan pekerjaan hanyalah pencuci mata semata,"
Tak hanya itu, keruntuhan Jet menjadi pukulan bagi Boeing, yang juga masih dirundung masalah kecelakaan fatal pesawat 737 MAX-nya.
Jet dikabarkan sudah memesan lebih dari 100 Boeing 737 MAX. Regulator penerbangan India menyatakan, lessor sudah mengajukan permohonan pembatalan registrasi empat pesawat Boeing 737.
Secara keseluruhan, lessor Jet sejauh ini telah berupaya untuk membatalkan pendaftaran dan mengambil kembali setidaknya 48 pesawat yang dioperasikan oleh Jet. Setelah dide-registrasi, lessor bebas untuk mengambil kembali pesawat dan menyewakannya ke maskapai lain.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Saurya Airlines yang jatuh, baru saja lepas landas dari ibu kota kathmandu.
Baca SelengkapnyaKesulitan keuangan yang menerpa MYAirline terjadi setelah CEO maskapai tersebut Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.
Baca SelengkapnyaPenumpang bisa refund ke kantor Lion Air Grup mengambil uang sesuai dengan harga tiket yang dibeli
Baca SelengkapnyaPada tahun 1985, Japan Airlines mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan 520 orang penumpang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSeluruh awak dan penumpang pesawat Japan Airlines selamat. Namun, lima awak pesawat lain yang ditabrak meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPesawat Airbus A350 Japan Airlines terbakar usai menabrak pesawat penjaga pantai Jepang di landasan pacu.
Baca SelengkapnyaHarga pesawat Boeing baru berkisar antara USD89 juta hingga USD440 juta atau setara Rp1,3-Rp6,8 triliun.
Baca SelengkapnyaBoeing dipaksa membeli kembali pesawat Alaska Airlines yang pintunya copot.
Baca SelengkapnyaPesawat tersebut gagal mendarat dan menabrak sepeda motor dan mobil di jalan tol Malaysia.
Baca SelengkapnyaHujan lebat dan angin merobohkan atap di bandara utama di New Delhi hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPesawat Japan Airlines terbakar usai menabrak pesawat penjaga pantai Jepang di landasan pacu.
Baca SelengkapnyaPesawat Baru Lepas Landas Jatuh di Nepal, 19 Orang Tewas, Pilot Satu-Satuya yang Selamat
Baca Selengkapnya