Memahami Kerja Sinyal di Perkeretaapian, Punya Peran Penting
Dalam dunia perkeretaapian, persinyalan menjadi salah satu faktor penting dalam lalu lintas kereta api.
Dalam dunia perkeretaapian, persinyalan menjadi salah satu faktor penting dalam lalu lintas kereta api.
Memahami Kerja Sinyal di Perkeretaapian, Punya Peran Penting
Memahami Kerja Sinyal di Perkeretaapian, Punya Peran Penting
Kecelakaan yang melibatkan KA Turangga PP 65 a dengan KA lokal Bandung Raya pada Jumat (5/1) pagi mengejutkan masyarakat.
Sebab, kecelakaan ini terjadi di rel tunggal, sehingga kereta yang melintas harus bergantian di jalur tersebut.
Dalam dunia perkeretaapian, persinyalan menjadi salah satu faktor penting dalam lalu lintas kereta api.
Mengutip laman KAI heritage, semenjak kereta api mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1867, lintas Semarang-Tanggung, perkeretaapian Indonesia sudah menggunakan berbagai macam persinyalan.
Awalnya, sinyal kereta api berfungsi sebagai penanda batas perhentian kereta api sebelum masuk stasiun. Lambat laun, fungsi sinyal terus berkembang.
Sinyal yang pertama kali digunakan oleh perkeretaapian Indonesia adalah tebeng. Bentuknya, piringan berwarna merah yang ditempatkan pada as vertikal yang dapat diputar.
Sebagai pemutar arah, tebeng dipakai kawat tarik yang dihubungkan dengan tempat kerja pengendali lalu lintas di stasiun. Namun, sinyal tebeng memiliki kelemahan dalam operasionalnya.
Kemudian, pembaruan sinyal dilakukan dengan menambahkan peralatan yang dapat mengunci sendiri agar lebih aman dan meninggikan tiang sinyal.
Sinyal ini pertama kali dipakai di Stasiun Krian.
Pembaruan sinyal pun terus dilakukan. Setelah sinyal Krian, pembaruan sinyal yang selanjutnya digunakan ialah Siemens & Halske (S&H).
Sekilas sinyal ini memiliki tampilan seperti Sinyal Alkmaar. Bedanya sinyal S&H dapat mengatur perjalanan kereta api dalam satu petak (antar dua stasiun) dengan menambahkan sebuah pesawat blok.
Dalam operasionalnya, sinyal ini memiliki dua jenis tipe, yakni makanis dan semi otomatis. Pada tipe semi otomatis, setelah kereta api lewat sinyal yang dibuka (lengan naik ke atas) akan kembali pada kedudukan normal (sinyal menutup sendiri).
Saat ini, sebagian besar lintas kereta api milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah dilengkapi dengan persinyal elektrik seperti Vital Processor Interlocking (VPI), Solid State Interlocking (SSI), Westtrace, System Interlocking Len (SIL), dan lain-lain.