Menko Luhut Tegaskan Tidak Ada Kenaikan BBM Subsidi pada 1 Oktober 2024
Luhut menyampaikan kebijakan pengetatan penyaluran BBM jenis Pertalite ini untuk memastikan program subsidi tepat sasaran.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite pada 1 Oktober 2024 mendatang. Menyusul, rencana pemerintah untuk memperketat penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite.
"Kita ingin ulangi tidak ada kenaikan harga BBM. Saya ulangi tidak ada kenaikan harga BBM, tetapi tepat sasaran BBM (subsidi)," kata Luhut usai menutup rangkaian Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (6/9).
132 Juta Motor Masih Bisa Beli Pertalite
Luhut menyampaikan kebijakan pengetatan penyaluran BBM jenis Pertalite ini untuk memastikan program subsidi tepat sasaran. Dia menjamin kebijakan tersebut tidak berdampak pada pengguna kendaraan sepeda motor yang ada saat ini.
"Jadi akan ada 132 juta pengendara sepeda motor tidak akan terpengaruh sama sekali dengan rencana tadi," tegas dia.
Dia menyebut pengetatan penyaluran BBM subsidi ini akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI). Sehingga, sistem akan secara otomatis mengenali jenis kendaraan yang tidak terdaftar program subsidi tepat sasaran.
"Itu yang kita lakukan dengan AI karena itu juga bagian dari government teknologi di mana kita akan membuat negeri ini lebih efisien dengan AI tadi," ungkap Luhut.
Dia berharap sosialisasi pengetatan penyaluran BBM bersubsidi ini dapat terealisasi pada 1 Oktober mendatang. Saat ini, pemerintah terus mematangkan implementasi kebijakan penyaluran Pertalite tepat sasaran tersebut.
"Sekarang (mau) sosialisasi dan rapat terakhir dengan presiden,kita harapkan minggu depan setelah itu nanti kita lihat ," tandasnya.
Nozzle Bensin Mati Sendiri Jika Kendaraan Tak Terdaftar
Pemerintah akan memperketat penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI).
Nantinya, secara otomotif nozzle atau alat pengisian BBM yang tersedia di SPBU akan menyalurkan BBM subsidi sesuai dengan jenis kendaraan yang terdaftar.
"Jadi orang yang tidak berhak dengan big data yang kita punya dia nozzle-nya itu yang bikin isi bensin itu otomatis, akan mati sendiri, karena melihat nomor plat dari mobil itu," jelasnya.
Luhut menjamin pemanfaatan AI ini akan membuat penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran. Mengingat, sistem akan secara otomatis membaca kendaraan yang berhak mengisi BBM subsidi di SPBU Pertamina.
"Jadi yang kita subsidi adalah orang-orang yang berhak. Jadi sebenarnya target dengan teknologi sekarang itu bisa. dulu 5 tahun yang lalu enggak bisa," tandasnya.