Luhut Kenang Sosok Faisal Basri: Kritis untuk Memperbaiki
Faisal Basri tidak pernah menggunakan kritik sebagai alat untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, turut menyampaikan rasa kehilangan atas meninggalnya Ekonom senior Faisal Basri. Dia menilai, sosok Faisal Basri telah banyak berkontribusi pada kebijakan-kebijakan ekonomi Indonesia sejak era reformasi hingga saat ini.
Meskipun beberapa kali berbeda pandangan, Menko Luhut juga menyampaikan penghargaan pribadi kepada Faisal Basri sebagai sosok yang sangat berdedikasi dan penuh integritas. Dia menyebut, Faisal Basri tidak pernah menggunakan kritik sebagai alat untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun.
"Beliau kritis, tetapi selalu dalam semangat memperbaiki. Itulah yang membuat saya sangat menghargai beliau. Kita butuh lebih banyak sosok seperti Pak Faisal di Indonesia," kata Luhut dalam keterangannya Kamis (5/9).
Menko Luhut mengungkapkan bahwa pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri terjadi pada tahun 2021 lalu, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi Covid-19. Saat itu, sosok Faisal Basri banyak memberikan masukan terkait kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari sisi ekonomi.
“Terakhir ketemu Pak Faisal pada tahun 2021 setelah Covid-19. Pada saat itu, beliau memberikan masukan yang sangat berharga dalam mendesain Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari sisi ekonomi. Masukannya membantu kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi negara," kata Luhut.
Faisal Basri aktif kritik hilirisasi nikel
Selain itu, Luhut mengenal sosok Faisal Basri sebagai sosok yang aktif memberikan saran dalam kebijakan hilirisasi nikel. Hilirisasi nikel ini sebuah proyek yang menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Pak Faisal sering memberi banyak masukan soal ekonomi Indonesia, termasuk soal hilirisasi nikel. Meski kami terkadang berbeda pandangan, saya selalu menghargai setiap pemikiran dan argumen yang beliau sampaikan," ujarnya.
Sebelumnya, Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri meninggal dunia. Sebelum meninggal, Faisal dikabarkan mengalami serangan jantung. Faisal sudah dirawat di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan sejak dua hari lalu.
"Iya putri beliau kontak staf kantor begitu, lalu baru memberitahukan ke saya dan teman. Yang kami dapat informasi beliau kena serangan jantung begitu, 2 hari lalu," kata Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad saat ditemui di rumah duka kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Tauhid merasakan duka mendalam ditinggalkan seniornya itu. Dia menyampaikan, Faisal memiliki riwayat penyakit masalah jantung hingga diabetes dan telah rutin minum obat.
"Mungkin Allah berkehendak lain, memang beliau punya masalah dengan jantung dan diabetes. Walaupun ke kantor tidak lupa bawa obat dan sebagainya dan menjaga betul buat makanan begitu," ucapnya.