Menteri Basuki Tegaskan Pembangunan IKN Tidak Babat Hutan
Dalam pembangunan IKN, Basuki menerapkan prinsip-prinsip ketat terkait kualitas, estetika, dan keberlanjutan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) dilakukan dengan serius dan tidak hanya sekadar retorika. Basuki menyebut IKN akan menjadi pusat pembangunan baru Indonesia yang merata dan berkelanjutan.
"Ini saya hanya fokus tentang apa yang kami lakukan di IKN sebagai orang PUPR. IKN adalah lambang kota yang akan menjadi epicentrum pembangunan Indonesia, yang Indonesia sentris, bukan Jawa sentris. Ini juga enggak main-main, bukan hanya retorika," kata Basuki dalam acara ASN Talent Fest, Jakarta, Selasa (27/8)
Basuki menjelaskan sebagian besar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera. Sehingga pembangunan IKN diharapkan dapat meratakan distribusi ekonomi ke wilayah lain di Indonesia.
Basuki pun menekankan IKN akan menjadi kota masa depan yang mengedepankan kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan. Dalam pembangunan IKN, pihaknya menerapkan prinsip-prinsip ketat terkait kualitas, estetika, dan keberlanjutan.
"Kami dalam membangun IKN itu tiga prinsipnya, kualitas, estetika, dan keperlanjutan lingkungan," kata Basuki.
IKN Bukan Pembabatan Hutan
Basuki tak menampikan IKN dibangun di tengah kawasan hutan industi. Namun dia memastikan Pemerintah tidak asal membabat hutan sembarangan.
"Sekarang ini di IKN itu adalah bekas atau kawasan hutan tanaman industri dengan monoculture equalites. Kami membangun tidak hanya menebang semua, tapi bahkan kami menghitung berapa tanaman yang harus ditepang untuk membangun jalan," terang Basuki.
Dia menerangkan area yang ditebang akan segera dipulihkan dengan penanaman vegetasi baru. Tak hanya itu, penggunaan teknologi seperti geonet dan hydrosilver juga digunakan untuk memastikan pemulihan tanah.
"Dipastikan sudah tercover dengan geonet atau hydrosilver, dengan langsung ditanamkan oleh tanaman. Kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan," pungkas dia.