Menteri Sandiaga Minta Bandara Ngurah Rai Perketat Kedatangan Penumpang dari Luar Negeri
Peningkatan kewaspadaan tersebut, di antaranya mewajibkan kembali pengisian deklarasi kesehatan secara elektronik atau e-HAC.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan cacar monyet atau monkey pox (Mpox). Mengingat penyakit ini sedang mewabah di sejumlah negara dan akan ada Forum Indonesia-Afrika di Tanah Air.
“Atas arahan ratas (rapat terbatas) presiden dan Minggu besok akan dilakukan Forum Indonesia-Afrika maka kewaspadaan ditingkatkan,” kata Sandiaga Uno di sela Konferensi Internasional Kualitas Pariwisata (IQTC) ke-1 di Sanur, Denpasar, Jumat (30/8).
Peningkatan kewaspadaan tersebut, di antaranya mewajibkan kembali pengisian deklarasi kesehatan secara elektronik atau e-HAC. Sebelumnya, e-HAC pernah diterapkan kepada pelaku perjalanan saat dunia terdampak pandemi Covid-19.
Ada tiga titik yang menjadi perhatian utama pencegahan masuknya Mpox ke Indonesia karena menjadi pintu masuk besar untuk pergerakan penumpang internasional. Lokasi yang dimaksud yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kepulauan Riau dan Jakarta.
“Juga pengawasan melalui thermal scanner dan melalui pemeriksaan secara observasi fisik,” kata Sandiaga.
Belum Ada Dampak Buruk Kasus Mpox di Indonesia
Meski melakukan peningkatan kewaspadaan, namun ia menjelaskan hingga saat ini Mpox tersebut belum memberi dampak penurunan penumpang pesawat udara.
Ia mengharapkan merebaknya kembali cacar monyet ini tidak memberi pengaruh buruk kepada target kunjungan wisatawan asing mencapai 14 juta kunjungan.
“Per hari ini belum ada data-data ada penurunan (penumpang) tapi kami akan pantau dengan penuh kehati-hatian,” ucapnya.
Di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah terpasang tiga unit pemindai suhu tubuh (thermal scanner) untuk mendeteksi kesehatan seluruh penumpang internasional tanpa terkecuali.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi tuan rumah agenda internasional Forum Indonesia-Afrika. Salah satu rangkaian acara tersebut digelar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Catatan Kasus Mpox
Ada pun Mpox pernah ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Juli 2022 dan status PHEIC telah dicabut pada 11 Mei 2023.
Namun, kasus masih terus dilaporkan dan terjadi peningkatan kasus di 16 negara termasuk di Republik Demokratik Kongo. Sebuah negara yang terletak di benua Afrika bagian tengah pada Juni 2024.
Mempertimbangkan peningkatan kasus dan perluasan penularan Mpox di regional Afrika, pada 14 Agustus 2024, WHO menetapkan kembali status PHEIC untuk Mpox.
Penyakit itu dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung dua hingga empat minggu, namun bisa menjadi berat dan bahkan berujung kematian dengan tingkat kematian tiga hingga enam persen.
Adapun jumlah kumulatif kasus Mpox sejak 20 Agustus 2022 sampai 15 Agustus 2024 sebanyak 88 kasus yang tersebar di provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau.