Orang Asia Makin Banyak Punya Hewan Peliharaan, Pangsa Pasar Tembus Rp468 Triliun
Pengeluran pemilik hewan peliharaan bisa mencapai belasan juta rupiah per ekor.
Nilai pasar perawatan dan kebutuhan hewan peliharaan di Kawasan Asia Pasifik mengalami peningkatan setiap tahunnya. Euromonitor International melakukan riset yang hasilnya pasar di ceruk ini diproyeksikan tembus USD29 miliar atau setara Rp468 triliun di tahun 2024. Angka ini menempatkan Asia Pasifik peringkat ketiga secara global.
Euromonitor International mencatat, pertumbuhan pasar perawatan hewan peliharaan di Kawasan Asia Pasifik tumbuh secara konsisten sebesar 3 persen selama periode 2024-2029. Sementara Amerika Utara sebesar 2,5 persen, dan Eropa 2,1 persen.
-
Kenapa orang menghabiskan banyak untuk hewan peliharaan? 'Saya menghabiskan setidaknya 500.000 won (Rp5,8 juta) untuk anjing saya setiap bulan, tetapi saya tidak pernah menganggapnya sebagai pemborosan,' kata seorang pemilik anjing berusia 30-an yang bermarga Kim. 'Itu telah dan akan terus menjadi kesenangan saya selama saya diberkati untuk menghabiskan waktu bersamanya.'
-
Kucing jenis apa yang harganya mencapai miliaran? Kucing Ashera adalah kombinasi gen dari kucing rumah, kucing ras Afrika, dan kucing macan tutul Asia. Kucing ini sangat langka. Harga terendah mencapai Rp251,6 juta. Sementara yang mirip macan tutul salju, harganya mencapai Rp1,43 miliar.
-
Bagaimana Kucing Emas Asia terancam punah? Yang menyebabkan kucing ini menjadi langka dan terancam punah karena perburuan karena bulunya yang indah. Selain itu pengalihan lahan juga membuat mereka kehilangan habitat.
-
Apa arti kata kucing? Kucing adalah ungkapan rasa cinta
-
Kenapa Kucing Bengal populer? Kucing bengal semakin populer di kalangan pecinta kucing serta pencinta hewan peliharaan lainnya, karena keunikan motif bulunya dan sifat yang ramah.
-
Siapa yang menyebarkan kucing ke seluruh dunia? Para pelaut kemudian menyebarkan kucing domestik dari Mesir ke seluruh dunia—dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa DNA kuno kucing di berbagai kota-kota pelabuhan.
Daya saing jangka panjang dan prospek pertumbuhan industri ini terutama didorong oleh meningkatnya humanisasi hewan peliharaan dan inovasi produk di bidang perawatan hewan peliharaan.
Dalam riset ini, India dan Thailand adalah pasar paling dinamis dengan proyeksi pertumbuhan masing-masing sebesar 9,4 persen dan 8,7 persen.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan pesat populasi kucing dan anjing yang menjadi landasan pertumbuhan pasar, serta peningkatan pembelian makanan hewan peliharaan dalam kemasan, sehingga membawa momentum pertumbuhan yang kuat ke pasar Asia Pasifik.
Di Thailand, meningkatnya kesadaran kesehatan untuk perawatan hewan peliharaan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan. Hal ini terutama terjadi karena pendekatan “pencegahan dibandingkan pengobatan” dalam perawatan hewan peliharaan terus berkembang.
Sementara itu, negara-negara Asia Pasifik, pengeluaran tahunan rata-rata per hewan peliharaan seperti kucing dan anjing diproyeksikan melebihi setidaknya USD100 atau sekitar Rp1,6 juta pada tahun 2024. Singapura dan Jepang diperkirakan akan mengalami pengeluaran masing-masing sebesar Rp3 dan Rp1,6 juta per hewan pada tahun 2024.
Sementara perkiraan pengeluaran tahunan per hewan peliharaan di Korea Selatan sebesar Rp5,8 juta dan Hong Kong sebesar Rp17 juta pada tahun 2024, melebihi perkiraan pengeluaran negara-negara di Amerika Utara dan Eropa Barat.
Sebagai perbandingan, negara-negara berkembang di Asia Pasifik melihat adanya kesenjangan besar dalam rata-rata pengeluaran dengan pemilik hewan peliharaan di negara-negara seperti Indonesia, Filipina dan Vietnam yang pengeluarannya tidak lebih dari dua digit dolar per hewan peliharaan setiap tahunnya.
Namun, masih ada potensi pertumbuhan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup, dan belanja hewan peliharaan di negara-negara berkembang diperkirakan akan meningkat secara bertahap.