Pembayaran non tunai hemat biaya cetak uang 20 persen
Merdeka.com - Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) diperkirakan bisa menghemat biaya untuk mencetak uang sekitar 10-20 persen. Penghematan biaya ini dihitung dari biaya cetak dan distribusi sebesar Rp 16 triliun per tahun.
"Ya, itu angka perkiraan. Penghematan yang didapat seperti itu dari total biaya cetak dan distribusi uang per tahun sebesar Rp16 triliun," ujar Kepala Tim SP, PUR, Layanan dan Administrasi Bank Indonesia perwakilan Cirebon, Yukon Afrinaldo dikutip Antara, Rabu (18/10).
Akibat pemakaian tunai pada seluruh transaksi di Indonesia, uang kartal pecahan kecil paling cepat rusak dan harus dihancurkan. Untuk itu, katanya, pemerintah dan Bank Indonesia sejak Agustus 2014 meluncurkan GNNT agar meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai.
-
Bagaimana cara menghemat pengeluaran? Mengurangi biaya belanja bukan berarti mengurangi manfaat dari barang itu sendiri. Sebaliknya, dengan membeli barang dengan harga lebih tinggi, cenderung hemat. Sebab, produk dengan harga cukup tinggi memiliki usia pakai lebih panjang dibandingkan produk dengan harga murah. Akhirnya, Anda tidak perlu membeli produk yang serupa di setiap satu atau dua bulan sekali.
-
Bagaimana uang Rp2.000 diubah menjadi Rp20.000? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Bagaimana uang kertas TE 2022 dihargai? Di balik keberhasilan Indonesia meraih Currency Award ke-17 di Meksiko, terdapat nilai-nilai luhur yang terkandung dalam rupiah itu sendiri.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
Harapannya, kata Yukon, secara berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya.
"Bulan ini, tepatnya akhir Oktober, pengguna tol seluruh Indonesia harus gunakan uang elektronik," jelas Yukon.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waktunya buka Tabungan Danamon Save di D-Bank PRO yang #SelaluMenggoda karena banyak penawaran menarik.
Baca SelengkapnyaBank BTN mencatat, aktivitas daya beli masyarakat saat ini tengah meningkat.
Baca SelengkapnyaBI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRedenominasi mata uang adalah praktik yang lazim dilakukan oleh banyak negara. Indonesia pun berencana melakukan redenominasi rupiah.
Baca SelengkapnyaBagi beberapa orang, keberadaan ATM dengan nominal Rp20 Ribu sangat membantu.
Baca SelengkapnyaDari total DPK tersebut, dana murah berupa tabungan dan deposito (Current Account Saving Account/CASA) menyumbang hampir setengahnya.
Baca SelengkapnyaJelang Idul Fitri, banyak orang mulai menukarkan uang baru ke bank.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaUang tunai itu disiapkan untuk mengantisipasi adanya lonjakan transaksi kebutuhan uang tunai saat digelarnya pekan olah-raga terbesar di tanah air ini.
Baca Selengkapnya