Pembuatan Ventilator Dalam Negeri Terkendala Bahan Baku
Merdeka.com - Asosiasi Produsen Alat Kesehatan (Aspaki) mengakui bahwa pengembangan ventilator di dalam negeri masih menghadapi tantangan berat. Salah satunya yaitu terbatasnya bahan baku komponen utama pembuatan alat bantu pernapasan yang banyak digunakan pasien Covid-19 tersebut.
"Kita harus bicara dari mulai bahan baku. Industri yang mengolah setengah jadi, kemudian kita bicara industri jadinya. Dan sektor hilirnya, sampai sektor penggunanya," kata Direktur Eksekutif Aspaki, Ahyahuddin Sodri dalam diskusi virtual di kanal YouTube The Habibie Center, Selasa (19/5).
Menurutnya, sebuah ventilator terdiri dari tiga bahan baku utama, Antara lain Pneumatic atau Valve System, Electronic Control System sampai Patients Tubing System. Sementara sampai saat ini bahan baku yang tersedia di pasar dalam negeri masih terbatas di Electronic Control System.
-
Apa saja bahan yang dibutuhkan? Bahan dan Peralatan 1 sdm sabun cuci piring (gunakan sabun cair, bukan sabun colek)1 gelas soda kueKuasMangkuk kecil untuk wadahSpon
-
Bagaimana air dialirkan ke pabrik obat? Penggalian pada tahun 2023 di pemukiman Heraion Teikhos menghasilkan temuan yang menunjukkan bahwa air diangkut bukan dari waduk tetapi dari daerah beberapa kilometer ke arah timur lokasi penggalian, yang masih berhutan hingga saat ini.
-
Apa saja jenis produksi yang ada? Beberapa jenis produksi antara lain adalah:
-
Apa itu ventilasi silang? Ventilasi silang adalah teknik membuka jendela atau pintu di sisi yang berlawanan dari rumah untuk menciptakan aliran udara yang memungkinkan udara panas keluar dan udara segar masuk.
-
Apa yang dijual? Dia merinci, luas tanah lokasi berdirinya masjid 300 meter persegi.'Sementara tanah kosong yang di belakang masjid kurang lebih luasnya juga 300 meter persegi. Jadi kurang lebih dua sertifikat itu luas lahannya 600 meter,' ungkapnya.
-
Motor Listrik apa yang dibuat di Indonesia? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
Jika terus berlanjut, kondisi ini tentu berbahaya mengingat pentingnya peran alat bantu pernapasan bagi pasien positif covid-19 di Tanah Air. Terlebih lagi, sejumlah negara produsen ventilator lebih memilih untuk memasok kebutuhan di dalam negerinya ketimbang melakukan ekspor.
Sedangkan, saat ini jumlah ventilator di dalam negeri hanya tersedia sekitar 8.000 unit. Sementara itu, fasilitas kesehatan terus membutuhkan alat bantu pernapasan ini lebih dari 1.000 unit seiring meningkatnya jumlah pasien yang terpapar virus mematikan asal kota Wuhan China.
Tiga Hal Harus Dilakukan Pemerintah
Menyikapi kondisi itu, pemerintah perlu melakukan tiga hal untuk mendukung pengembangan ventilator di dalam negeri. Pertama, Komprehensif. Ini diperlukan dalam rangka pengembangan industri alat kesehatan dari hulu sampai hilir.
Kedua, terstruktur. Hal ini penting mengingat banyak stakeholder yang terlibat sehingga diperlukan skema pembagian kerja yang jelas. Antara lain, dari sektor pemerintah tidak hanya mengandalkan Kementerian Kesehatan namun juga perlu melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, hingga instansi pemerintah terkait lainnya
Langkah terakhir yaitu berkelanjutan. Hal ini berkaca pada sejumlah negara maju yang berkomitmen mengembangkan industri alat kesehatannya untuk jangka waktu yang cukup panjang. Sebaliknya di Indonesia aspek keberlanjutan usaha masih belum jelas arahnya karena terganjal kepentingan politik.
"Pengembangan industri alat kesehatan masih dalam satu periode pemerintahan saja, kemudian nanti di periode berikutnya berubah arahnya. Maka saya tidak yakin, kita bisa mengubah komposisi penggunaan alat kesehatan lokal yang lebih dari 10 persen bisa terwujud," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaWamendag menyebut, pelaku usaha atau pabrik menjadi sulit berproduksi karena tidak ada bahan baku.
Baca SelengkapnyaSaat ini juga terjadi kendala terkait dengan up to date dari bahan baku.
Baca SelengkapnyaAPD itu pun sekali pakai yang nantinya akan dilebur bersama insinerator.
Baca SelengkapnyaEnergi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Baca SelengkapnyaDengan keberadaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya