Penampakan Simpang Joglo, Ikon Baru Kota Solo
Simpang Joglo merupakan rel layang dan underpass yang dipadukan dengan jalan nasional.
Kota Solo, Jawa Tengah, khususnya kawasan utara, kini memiliki ikon baru yang patut dibanggakan. Ikon baru yang dibangun di Simpang 7 Joglo, Kecamatan Banjarsari tersebut berupa rel layang dan underpass yang dipadukan dengan jalan nasional.
Meski belum diresmikan, Pemerintah Kota Solo mulai memfungsikan area tersebut sejak Sabtu (11/1) pagi. Masyarakat menyambut antusias kabar tersebut. Mereka berduyun duyun mencoba infrastruktur baru yang dibangun pemerintah pusat dengan anggaran lebih dari Rp1 triliun itu. Dalam hitungan menit, seluruh ruas jalan yang ada di Simpang Joglo langsung dipadati kendaraan yang melintas.
Kepala Seksi (Kasi) Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Solo, Mudo Prayitno mengatakan, jalan Underpass Joglo menghubungkan jalan Mangunsarkoro, dan Jalan Sumpah pemuda. Sementara Bundaran Joglo menghubungkan jalan Piere Tendean, jalan kolonel Sugiono, jalan Sumpah Pemuda, Jalan Solo-Purwodadi, jalan Manunggal, dan jalan Mangunsarkoro.
"Simpang Joglo kita buka untuk umum, semua jenis kendaraan bermotor dari motor, mobil, truk, hingga bus diperbolehkan melintasi underpass Joglo. Namun ada larangan bagi kendaraan tanpa mesin untuk melintasi jalan underpass Joglo," katanya.
Dia berharap dengan dibukanya simpang Joglo, dapat mengurai kemacetan di Kota Solo. Selama 2 tahun pembangunan Simpang Joglo berdampak adanya penutupan akses yang luar biasa. Kepadatan terjadi di kawasan Ngemplak, Gilingan, dan lainnya.
"Mudah-mudahan dengan dibukanya Simpang Joglo ini, kawasan yang terdampak bisa tereduksi, sehingga arus lalin di kawasan itu bisa merata," ucapnya.
Masih Perlu Evaluasi
Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengakui masih banyak yang perlu dievaluasi. Terutama keterbatasan rambu-rambu lalu lintas dan penunjuk arah.
“Misal, seharusnya saat mau masuk underpass itu sudah ada rambu penunjuk arahnya. Kemudian kalau mau ke arah Surabaya, berarti lurus masuk underpass. Kalau mau ke Purwodadi berarti lewat atas, karena arahnya ke utara. Tadi saya lihat, 5 meter sebelum masuk underpass banyak yang berhenti. Mungkin bingung mau lewat atas atau bawah,” ungkap Teguh.
Lanjut Teguh, dirinya meyakini, pembukaan Simpang Joglo akan meningkatkan roda perekonomian, khususnya di wilayah Solo utara.
"Selesainya pembangunan ini akan memperlancar kembali jalur ekonomi. Khususnya untuk angkutan barang berat. Bisa kembali lewat sini untuk menghemat biaya pengiriman,” ungkapnya.
Pembangunan Underpass Joglo menelan biaya sebesar Rp 284,7 miliar dari dana APBN Kementerian PUPR. Total panjang penanganannya 1.025 meter termasuk struktur underpass yang panjangnya 450 meter dengan lebar 18,3 meter. Proyek ini bertujuan mengatasi kemacetan di kawasan Simpang Joglo, salah satu titik lalu lintas tersibuk di Kota Surakarta.
Sementara anggaran pembangunan rel layang Jalur Kereta Api Joglo diperkirakan mencapai Rp920 miliar. Anggaran berasal dari Kementerian Perhubungan.