Penggunaan Solar Capai 95 Persen dari Total Konsumsi
Merdeka.com - Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, penggunaan Solar saat ini mencapai 95 persen dari total konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Padahal, Solar sebenarnya hanya disiapkan bagi kendaraan tertentu seperti angkutan kota (angkot) serta angkutan logistik untuk kebutuhan sehari-hari.
"Pertanyaannya, apakah itu (angkot dan logistik) mencapai 95 persen dari total konsumsi? Masalahnya memang sekarang bagaimana kita mengendalikan (konsumsi)," kata Nicke dalam rapat bersama DPR, Jakarta, Rabu (6/4).
Nicke mengatakan, Pertamina sudah meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar mengatur kriteria penerima BBM subsidi. Sebab, jika tidak diatur dengan cermat maka seluruh masyarakat punya kesempatan menggunakan BBM subsidi.
-
Bagaimana cara Pertamina membantu mobil yang kehabisan BBM? 'Bekerja sama dengan aparat terkait, tim motorist Pertamina gerak cepat langsung mengirimkan BBM ke lokasi mobil yang mogok,' ucap Vice Presidenr Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa saja yang Pertamina salurkan? Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendistribusikan BBM subsidi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading, Pertamina akan memastikan distribusi energi bersubsidi di tahun 2024 dapat menjangkau masyarakat kurang mampu di seluruh pelosok negeri dengan harga terjangkau.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Apa jenis BBM yang disalurkan Pertamina? PT Pertamina Patra Niaga selaku anak usaha Pertamina menegaskan masih terus menyalurkan BBM jenis Pertalite (RON 90) kepada masyarakat, sesuai kuota tahun 2024 yang ditetapkan Pemerintah.
-
Bagaimana Pertamina menggunakan sumber daya alam untuk bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
"Karena kalau yang ada sekarang semua dapet, kalau semua dapet seperti ini (melebihi kuota subsidi). Kenapa kok Pertamina tidak siap? Bapak ibu, barang ini barang subsidi, ada kuatanya. Solar subsidi 15 juta kiloliter, 14 juta untuk retail lalu 1 juta untuk industri kecil," jelasnya.
Akibat penggunaan yang berlebihan, saat ini Pertamina sudah mengalokasikan Solar melebihi kuota penugasan sebanyak 30 persen. Secara aturan, hal ini menurut Nicke tidak boleh dilakukan.
"Secara aturan tidak boleh over kuota karena pakai APBN, karena ini uang rakyat. Harusnya kami sudah tak boleh menjual. Kemudian, kami menyadari mobilitas sudah naik, demand naik, maka atas izin pemerintah pada minggu kedua Maret kita mulai membuka keran walau over kuota kami tetap isi," jelasnya.
Nicke pun menambahkan, apabila langkah penambahan kuota terus menerus dilakukan maka akan berdampak pada APBN. Padahal dalam aturan sudah ditetapkan kuota Solar hanya 15 juta KL dan Pertalite hanya 23 juta KL.
"Hari ini kami menyadari kebutuhan tinggi, Ramadan, Idulfitri, walau over itu seluruh daerah, kami tetap supplai. Solar Pertalite ada kuotanya, Pertalite 23 juta kl, Solar 15 juta kl. Ini tidak boleh melebihi karena ada anggaran negara di sana," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erika menambahkan, konsumsi Pertalite 2023 sebenarnya lebih tinggi dari 2022.
Baca SelengkapnyaKonsumsi BBM terus meningkat selepas pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaHingga April 2024, realisasi penyaluran Pertalite secara nasional sebanyak 9,9 juta kiloliter.
Baca SelengkapnyaPertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), perubahan dalam penyalurannya harus melalui kebijakan Pemerintah.
Baca SelengkapnyaLonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Grand Strategi Energi RI, ditargetkan pada 2030 sebanyak 440 ribu kendaraan dan 257 unit kapal akan menggunakan BBG.
Baca SelengkapnyaPembatasan konsumen Solar subsidi ini nantinya akan diatur langsung di dalam peraturan presiden.
Baca SelengkapnyaRata-rata konsumsi sepeda motor tersebut mencapai 1 liter dalam satu hari.
Baca SelengkapnyaAntrean panjang kendaraan terjadi akibat kelangkaan BBM jelang akhir tahun. Truk-truk bahkan antre panjang bahkan hingga bermalam.
Baca SelengkapnyaInfrastruktur gas bumi PGN Area Batam tersebar dan melewati beberapa kawasan industri seperti Tanjung Uncang.
Baca SelengkapnyaSehingga, penyaluran BBM subsidi bisa menyasar konsumen yang lebih tepat sasaran, agar tidak dipakai oleh masyarakat yang tidak berhak.
Baca Selengkapnya