Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Reksa Dana, Pilihan Pasti untuk si Pemula Investasi

Reksa Dana, Pilihan Pasti untuk si Pemula Investasi 3 Tips mengatur keuangan keluarga ala ayah idaman. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Dewi tengah berbahagia. Dirinya baru saja dilamar sang kekasih. Saat ini segala persiapan mulai dilakukan. Rencana jangka pendek dan panjang tengah disusun. Mulai dari pernikahan di tahun depan hingga rencana keuangan rumah tangga.

"Bahagia dan gelisah di saat bersamaan," ujarnya saat berbincang dengan merdeka.com tentang perasaannya saat ini.

Dia menyadari membangun rumah tangga butuh banyak biaya. Dana darurat, biaya melahirkan, pendidikan anak sampai dana pensiun. Dia tahu menabung saja tidak akan cukup. Tabungannya akan tergerus oleh inflasi. Maka dari itu, investasi menjadi pilihan pasti.

Orang lain juga bertanya?

Permasalahannya, Dewi memiliki keterbatasan. Waktu Dewi banyak dihabiskan untuk bekerja dan kegiatan sosial. Selain waktu, Dewi juga memiliki keterbatasan informasi hingga pengetahuan seputar dunia investasi.

"Meski awam, saya sadar investasi wajib dilakukan. Maka dari itu, saya pilih investasi di reksa dana. Sebab, dana kita akan dibantu kelola oleh yang ahli," jelasnya.

Investasi di reksa dana sudah dilakukan Dewi saat dirinya mendapatkan gaji pertama, 4 tahun lalu. Tujuan investasi ditetapkannya saat itu untuk dana hari tua. Manajer investasi yang dipilihnya menyarankan mengambil reksa dana pendapatan tetap.

Dia menjelaskan, selain pendapatan tetap, jenis reksa dana lain ialah pasar uang, saham dan campuran.

"Karena tujuan investasinya jangka panjang, saya disarankan mengambil itu (reksa dana pendapatan tetap). Sebab, dana akan ditempatkan di surat utang pemerintah atau swasta," imbuhnya.

Saat ini, dia berencana menambah portofolio reksa dananya. Ada calon suami kali ini ikut berkontribusi. Tujuannya untuk biaya pendidikan anak dan beragam tujuan lainnya.

Sebagai anak muda, dia menyarankan generasinya untuk juga mulai berinvestasi. "Mumpung kita ada di usia produktif. Apalagi sekarang sudah semakin mudah membeli reksa dana. Cukup lewat ponsel saja."

Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin turut mengimbau, seluruh anak muda Indonesia, untuk mulai berinvestasi sejak dini dalam bentuk dan jumlah sekecil apa pun. Wapres mengemukakan bahwa teknologi digital yang makin berkembang pesat juga memberikan kemudahan bagi generasi muda untuk berinvestasi.

Menurutnya, dengan berinvestasi, dapat meningkatkan literasi kepada masyarakat. "Ini menjadi tanggung jawab kita bersama dalam memberikan pemahaman terhadap investasi keuangan," katanya dalam acara webinar 'Investasi Pasar Modal dalam Perspektif Islam'.

Senada, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) juga mengajak masyarakat untuk gemar berinvestasi. Salah satu instrumen investasi yang baik untuk anak muda ialah reksa dana.

"Reksa dana ini sangat baik dan cocok untuk milenial," ujar Presiden Direktur MAMI, Afifa, saat acara '25 Tahun Kiprah MAMI di Industri RD Indonesia' di Jakarta.

Dia mengungkapkan, potensi pertumbuhan reksa dana masih sangat besar di Indonesia. Sebab, penetrasi reksa dana Indonesia menjadi salah satu yang terendah di Asia Tenggara. Maka dari itu, pihaknya terus berupaya mengedukasi masyarakat mengenai manfaat reksa dana.

Sebagai informasi, reksa dana mulai dikenal di Indonesia sejak 1995 dan berkembang pesat mulai 1996 sebagai sarana investasi. "Edukasi adalah kunci untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat tentang reksa dana," tuturnya.

Lebih lanjut, Afifa mengatakan bahwa edukasi finansial dan kemudahan akses bagi masyarakat investor ke produk reksa dana merupakan dua hal utama untuk memajukan industri reksa dana. Oleh karena itu, di tahun 2013, MAMI meluncurkan modul edukasi 3i (insyaf, irit, invest) yang berisi tiga langkah dasar untuk bisa memulai investasi.

Selain itu, pada April 2016, MAMI menjadi pelopor dalam penerapan pembukaan rekening dan transaksi reksa dana secara fully online yang pertama di Indonesia melalui peluncuran klikMAMI.com.

Dengan hadirnya inovasi ini, pembukaan rekening dan transaksi investasi reksa dana dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja tanpa perlu mengunjungi kantor manajer investasi ataupun APERD untuk penandatanganan formulir.

"Di tahun 2019, MAMI memelopori penerapan multi share class pada produk reksa dana di Indonesia," ujar Afifa.

Afifa menambahkan, hingga saat ini, MAMI telah bekerja sama dengan 32 mitra distribusi yang terdiri dari 20 bank dan 12 non-bank. MAMI juga melakukan kegiatan pemasaran melalui jalur digital, direct retail, dan tim Institutional Sales.

Pandemi Covid-19, lanjutnya, tidak menghentikan MAMI untuk terus memberikan literasi keuangan. MAMI mengadakan live webinar, mengedarkan berbagai artikel ke media dengan topik literasi keuangan, acara live talk show di TV dan media sosial, serta podcast.

"Kami berupaya menjadi MI terpercaya. Kami akan melakukan inovasi baik produk maupun layanan."

Tips Berinvestasi di Reksa Dana

Perencana keuangan Finansialku, Rizqi Syam, CFP mengingatkan investasi menjadi kendaraan efektif dalam membantu masyarakat mencapai tujuan keuangan lebih cepat. Maka dari itu, anak muda didorong bisa berinvestasi sedari dini.

"Jika kita mulai sejak dini, milenials akan merasakan efek compound interest yang sangat besar dan maksimal di kemudian hari, terutama jika sudah memulai investasi untuk hari tua," ujarnya pada merdeka.com.

Salah satu portofolio yang disarankan untuk anak muda yang baru memulai investasi ialah reksa dana. Alasannya, dengan reksa dana, sudah ada manager investasi yang melakukan riset dan membuat investor lebih mudah untuk berinvestasi.

"Kalau kita melakukan diversifikasi sendiri akan memakan waktu dan belum tentu benar. Manager investasi sudah memiliki rekam jejak di pasar modal dan profesional dalam mengelola dan memilih produk investasi," jelasnya.

Dia menyarankan masyarakat untuk menyisihkan sekitar 10 persen alokasi keuangan bulanan untuk investasi. Memperbesar porsi investasi maka akan semakin cepat tujuan keuangan dicapai.

"Jika bisa dimaksimalkan akan mempercepat individu tersebut untuk merasakan independen secara keuangan," imbuh Rizqi.

Laiknya setiap investasi, reksa dana juga menyimpan risiko. Namun, risiko ini bisa dikelola selama masyarakat memahaminya. Beberapa risiko investasi reksa dana, menurut Rizqi ialah pertama, penurunan nilai aktiva bersih.

"Penyebabnya bisa karena kinerja emiten atau perusahaan yang dipilih oleh manager investasi, kondisi ekonomi global dan sentimen nasional seperti suku bunga, tingkat inflasi, dan defisit neraca berjalan."

Kedua, ialah risiko likuiditas. Dia mengingatkan setiap produk investasi reksa dana membutuhkan waktu minimal 1 hari kerja dalam jam bursa. "Maka dari itu, kita harus bersabar dan menimang-nimang waktu untuk melakukan pencairan reksa dana."

Ketiga, wanprestasi atau cidera janji. Rizqi menilai ada kemungkinan uang investor bisa hilang jika penyelenggara atau manager investasi tidak memenuhi kewajibannya. "Makanya perlu mengenali perusahaan reksa dana yang kita pilih serta cari tahu profil manager investasinya," Rizqi menekankan.

infografis investasi reksa dana

©2021 Merdeka.com

Dia pun memberikan 4 tips bagi investor, khususnya pemula, dalam memilih manajer investasi.

1. Perhatikan histori kinerja produk yang dikeluarkan. Unduh fund fact sheet produk reksa dana untuk melihat kinerja sejak awal peluncuran produk.

2. Cari tahu latar belakang manajer investasinya. Apakah terdaftar di OJK atau tidak.

3. Lihat dana kelolaan (AUM). Ini bertujuan untuk memperlihatkan berapa banyak orang yang percaya pada manajer investasi tersebut.

4. Melihat siapa tim yang mengelola investasinya. Perusahaan manajer investasi yang bagus pasti ada informasi ini di bagian profil dalam website perusahaan.

Rizqi sependapat jika kemudahan akses kepada produk reksa dana di era digitalisasi berbanding lurus dengan peningkatan investor saat ini. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor reksa dana per Juli 2021 mencapai 5,16 juta orang. Investor reksa dana mengalami tren peningkatan di tengah pandemi.

Investor reksa dana sudah tumbuh 62,68 persen dari posisi 29 Desember 2020 yang berada di kisaran 3,1 juta. Investor reksa dana sudah naik 5,1 kali lipat dibanding di 2018 yang sebesar 995.510 orang.

"Kemudahan yang ditawarkan media digital berperan penting dalam mendorong penetrasi investasi reksa dana," tutupnya.

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha menyarankan, melihat potensi pemulihan ekonomi Indonesia, saat ini adalah momentum yang menarik untuk masuk di reksa dana saham bagi investor yang memiliki tujuan jangka panjang.

Sebagai gambaran, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) dan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF), memiliki imbal hasil yang melampaui tolok ukur masing-masing. MSA membukukan imbal hasil sebesar 27,43 persen YTD Juli 2021 dan MGIF memberikan imbal hasil 24,22 persen YTD Juli 2021.

"Tentu perlu diingat bahwa reksa dana saham memiliki tingkat risiko dan volatilitas yang cukup tinggi, sehingga akan lebih sesuai untuk tujuan investasi jangka panjang," sarannya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mitos dan Fakta Seputar Reksa Dana, Apa Saja?
Mitos dan Fakta Seputar Reksa Dana, Apa Saja?

Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang populer.

Baca Selengkapnya
Maruf Amin Minta Kementerian Lembaga Hingga Pemda Tak Persulit Masuknya Investasi
Maruf Amin Minta Kementerian Lembaga Hingga Pemda Tak Persulit Masuknya Investasi

Upaya perbaikan iklim investasi secara terus menerus mesti dilakukan agar pertumbuhan investasi dan perkonomian tidak terhenti.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani ke Generasi Muda: Anak Muda Sekarang Sudah High Tech tapi Tidak Melek Investasi
Sri Mulyani ke Generasi Muda: Anak Muda Sekarang Sudah High Tech tapi Tidak Melek Investasi

Hal ini menunjukkan banyak masyarakat Indonesia yang sudah masuk dalam sektor keuangan, seperti menabung diperbankan, berinvestasi, dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Jangan Sampai Rugi, Begini Cara Mulai Investasi Bagi Pemula
Jangan Sampai Rugi, Begini Cara Mulai Investasi Bagi Pemula

Tips memulai investasi bagi pemula agar tidak rugi.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Mayoritas Investor Aset Kripto di Indonesia Berumur di Bawah 35 Tahun
Ternyata, Mayoritas Investor Aset Kripto di Indonesia Berumur di Bawah 35 Tahun

Investasi di kripto lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan pasar saham konvensional.

Baca Selengkapnya
Bebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas
Bebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas

Selagi ada sumber daya dan tekad yang kuat untuk mencapainya, kebebasan finansial sangat mungkin untuk diraih lebih cepat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Buka Perdagangan Saham 2024, Ma'ruf Amin Paparkan 3 Strategi Majukan Pasar Modal
FOTO: Buka Perdagangan Saham 2024, Ma'ruf Amin Paparkan 3 Strategi Majukan Pasar Modal

Wapres Ma'ruf Amin resmi membuka perdagangan pasar saham 2024 di Bursa Efek Indonesia.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Indonesia Kini Bisa Beli Saham Perusahaan AS Mulai USD 1, Begini Caranya
Masyarakat Indonesia Kini Bisa Beli Saham Perusahaan AS Mulai USD 1, Begini Caranya

Dalam 100 tahun terakhir, saham AS tumbuh rata-rata 12 persen per tahunnya dan 15 persen dalam 10 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Patut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Patut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun

Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.

Baca Selengkapnya
Saran Pakar Keuangan untuk Gen Z Menyiapkan Warisan Bagi Keluarga Tercinta
Saran Pakar Keuangan untuk Gen Z Menyiapkan Warisan Bagi Keluarga Tercinta

Rista mengingatkan, menyiapkan warisan juga tak kalah penting bagi keluarga.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati Investasi 'Wajah Malaikat', Terlihat Menguntungkan Padahal Penipuan
Hati-Hati Investasi 'Wajah Malaikat', Terlihat Menguntungkan Padahal Penipuan

Sri Mulyani meminta para investor untuk tidak gampang tergiur penawaran investasi dengan keuntungan yang terlampau tinggi dan berwajah malaikat.

Baca Selengkapnya
OJK: Generas Muda Jangan Tergiur Investasi Keuntungan Fantastis
OJK: Generas Muda Jangan Tergiur Investasi Keuntungan Fantastis

Salah satu intrumen investasi yang semakin populer adalah investasi melalui platform Peer-to-Peer Lending (P2P).

Baca Selengkapnya