Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Revolusi mental diperlukan dalam menyongsong era revolusi industri ke-4

Revolusi mental diperlukan dalam menyongsong era revolusi industri ke-4 Mari Elka Pangestu. Istimewa ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kala secara resmi telah membuka Seminar Revolusi Mental sebagai bagian dari program penguatan kapasitas pemimpin Indonesia dalam rangka mengantisipasi perubahan ke depan dan visi 'Making Indonesia 4.0'. Program tersebut diselenggarakan melalui kolaborasi antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) dan Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID).

Program penguatan kapasitas pemimpin Indonesia di tingkat pemerintah pusat dan daerah dirasakan penting mengingat perubahan dunia dan transformasi teknologi yang terjadi dengan pesat serta tantangan dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Dampak dari perubahan-perubahan tersebut penuh dengan ketidakpastian dan berdampak luas karena lintas sektor, lintas isu, lintas kelompok dan lintas daerah.

"Revolusi mental akan terus dijalankan untuk mengubah mindset negatif serta ketakutan terhadap revolusi industri 4.0," tegas Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam acara tersebut.

Program kepemimpinan dimulai dengan kuliah yang diberikan oleh Profesor Peter Senge dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan ini merupakan awal dari program peningkatan kapasitas kepemimpinan dengan pendekatan Systems Thinking dan U-Theory yang dikembangkan oleh dua profesor yaitu Peter Senge dan Otto Scharmer. Peter Senge dikenal sebagai salah satu 'guru' organisasi pembelajar (Organizational Learning) dengan pendekatan kepemimpinan sistem yang banyak mengangkat konsep systems thinking dan generative conversation.

Ketua Yayasan Upaya Indonesia Damai, Mari Elka Pangestu berharap, program peningkatan kapasitas kepemimpinan ini dapat ditindaklanjuti dengan beberapa pembelajaran, diskusi, dan pertemuan terkait Metodologi Systems Thinking dan U-Theory, dan diterapkan di masing-masing organisasi sesuai konteks Indonesia maupun konteks isu prioritas dan daerah.

Menurut Mari Elka, esensi dari proses transformasi tersebut terdiri dari tiga tahap, pertama yaitu membuka pemikiran dan wawasan peserta, membuka hati dan membuka kemauan untuk bertindak secara kolektif agar terjadi transformasi.

"Metode pembelajaran sangat fleksibel sehingga bisa diterapkan pada sektor atau fokus isu apapun, karena substansi pembelajaran dalam program ini adalah mengajak peserta untuk berpikir terbuka, hadir utuh dan sadar penuh dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan sebagai pemimpin harus rajin sensing atau blusukan sehingga peka terhadap isu ril di lapangan," kata Mari Elka Pangestu.

Yayasan UID bersama-sama dengan MIT telah mengembangkan Theory U dan Systems Thinking untuk berbagai program kepemimpinan di Indonesia melalui Program IDEAS (Innovative, Dynamic, Education, and Action for Sustainability) di mana setiap kelompok terdiri dari tri sektor (pemerintah, swasta dan masyarakat madani). Program IDEAS telah dilaksanakan sebanyak 6 kali dalam 10 tahun terakhir dan telah menghasilkan banyak transformasi kepemimpinan dan organisasi, di pemerintah daerah seperti Bojonegoro (Bupati Sunyoto), di berbagai kementerian, media, lembaga pendidikan dan LSM.

Dengan pendekatan yang sama dan berkolaborasi dengan Tsinghua University, UID juga telah melaksanakan Program Co-CLASS (Collaborative, Creative Learning and Action for Sustainable Solutions) yang juga terdiri dari kelompok tri sektor yang terkait dengan isu prioritas ketenagakerjaan yang dilaksanakan di Kementerian Ketenagakerjaan dan telah berhasil memajukan pemikiran kolektif dan aksi bersama untuk beberapa isu ketenagakerjaan, seperti kerjasama tripartit yang lebih efektif, pelayanan kementerian yang lebih baik, serta bagaimana menghadapi perubahan teknologi dalam pekerjaan. Saat ini, Program Co-CLASS juga sedang berlangsung dengan isu menghadapi revolusi industri 4.0 di Kementerian Perindustrian.

Program IDEAS kelompok ke-6 , di mana Peter Senge sebagai salah satu pengajarnya, juga akan dilaksanakan selama tiga hari di Learning Hub baru Yayasan UID di Jalan Hayam Wuruk. Pelatihan IDEAS 6.0 terutama dalam pengembangan prototipe yang mereka kerjakan sebagai proyek transformasi. Peserta IDEAS 6.0 termasuk perwakilan dari beberapa Kementerian seperti Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perdagangan, LAN, Pemerintah Daerah dari Lampung dan Bali, akademisi dari berbagai universitas, DPR, LSM, dan swasta dari berbagai bidang termasuk sektor start-ups. Selain itu, akan dilaksanakan pula sesi dialog bersama Peter Senge dengan komunitas pelatih dan pengguna U-Theory dan Systems Thinking yang ada di Indonesia di Learning Hub, Yayasan UID.

Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) adalah lembaga nirlaba yang dibentuk pada tahun 2003 dengan visi untuk membangun masa depan bersama yang berbasis rasa saling percaya antara semua pemegang kepentingan. UID telah dan sedang melakukan sejumlah program kepemimpinan dan program peningkatan kapasitas untuk mencapai visi tersebut, seperti IDEAS dan Co-CLASS. UID juga berperan sebagai koordinator UN SDSN Indonesia dan sekretariat UN SDSN SEA. UID dan SDSN Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Paramadina, dan dengan pihak internasional seperti MIT dan Tsinghua University dalam rangka program-program tersebut. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menko PMK: Revolusi Mental Tidak Pernah Berhenti
Menko PMK: Revolusi Mental Tidak Pernah Berhenti

Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut, generasi masa depan perlu memiliki kesadaran tentang koperasi. Sebagai bentuk pembelajaran karakter kewirausahaan.

Baca Selengkapnya
Begini Transformasi Dijalankan BUMN Indonesia Re dalam Tiga Tahun Terakhir, Termasuk Digitalisasi IT
Begini Transformasi Dijalankan BUMN Indonesia Re dalam Tiga Tahun Terakhir, Termasuk Digitalisasi IT

Transformasi tersebut di antaranya pada kebijakan teknik operasional dan bisnis, pengembangan talent-talent muda, meningkatkan program engagement karyawan dll.

Baca Selengkapnya
Kecanggihan Teknologi dan Kondisi Pasca-Pandemi Butuh Perubahan Gaya Kepemimpinan, Seperti Apa?
Kecanggihan Teknologi dan Kondisi Pasca-Pandemi Butuh Perubahan Gaya Kepemimpinan, Seperti Apa?

Pertama yaitu Performance, seberapa pemimpin mampu membawa performa bisnis terbaik.

Baca Selengkapnya
SDM yang Kompeten Dinilai Jadi Kunci Sukses Transisi Energi di Indonesia
SDM yang Kompeten Dinilai Jadi Kunci Sukses Transisi Energi di Indonesia

Pemerintah terus mendorong transisi energi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menaker Resmikan Perkumpulan Pengelola Pelatihan Pekerja Migran Indonesia
Menaker Resmikan Perkumpulan Pengelola Pelatihan Pekerja Migran Indonesia

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, meresmikan Perkumpulan Pengelola Pelatihan Pekerja Migran Indonesia (P4MI).

Baca Selengkapnya
Gelar Leaders Insight, TNYI Gelorakan Transformasi Kepemimpinan
Gelar Leaders Insight, TNYI Gelorakan Transformasi Kepemimpinan

Forum dibuka oleh Dr. Zulfikar Alimuddin, Chairman TNYI, memaparkan kepemimpinan kontekstual dan bagaimana seorang pemimpin bisa melakukan transformasi

Baca Selengkapnya
Bahan Mentah Tak Bisa Lagi Diandalkan di tengah Gejolak Ekonomi Global, Harus Hilirisasi
Bahan Mentah Tak Bisa Lagi Diandalkan di tengah Gejolak Ekonomi Global, Harus Hilirisasi

Dalam 20 tahun terakhir, dinamika geopolitik dunia telah mengalami perubahan yang signifikan.

Baca Selengkapnya
HRD Ternyata Punya Peran Penting Iklim Dunia Usaha, Begini Penjelasannya
HRD Ternyata Punya Peran Penting Iklim Dunia Usaha, Begini Penjelasannya

Human resources salah satu hal yang utama dalam menciptakan iklim dunia yang kondusif.

Baca Selengkapnya