Ridwan Kamil: Pendapatan Kuntilanak di Asia Afrika Mencapai Rp5 Juta
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut bahwa pariwisata saat ini tak melulu soal kemewahan. Sebab, beragam inovasi telah lahir untuk mendatangkan orang banyak dan berkunjung ke suatu tempat tertentu dengan cara sederhana.
"Karena lahir pariwisata baru namanya selfie ekonomi. Di mana ada objek foto di situ wisatawan datang," kata dia dalam acara Munas PHRI di Karawang, Jawa Barat, Senin (10/2).
Dia mencontohkan, di Bandung sendiri ada salah satu daerah yang dianggap sederhana namun mengundang banyak orang datang. Salah satunya yakni di kawasan jalan Asia Afrika.
-
Kenapa Bandungan menarik wisatawan? Keindahan alam dan keberagaman atraksi wisata ini menarik minat wisatawan dari berbagai kalangan untuk menikmati liburan yang menyegarkan dan memperkaya pengalaman wisatawan.
-
Dimana tempat wisata di Kota Bandung? Banyak sekali spot-spot kuliner enak yang bisa dikunjungi di sekitar Bandung, seperti Cihampelas Walk, Jl. Braga dan Alun-alun Bandung.
-
Dimana tempat wisata Jawa Barat yang terkenal? Tempat wisata Jawa Barat pastinya bisa ditemukan di tiap kota dan kabupaten di wilayah ini.
-
Apa daya tarik wisata di Bandung? Kota yang terletak di dataran tinggi Jawa Barat ini memiliki berbagai daya tarik yang membuat para wisatawan betah berkunjung. Mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, sejarah, hingga wisata edukasi dan keluarga.
-
Kenapa Jawa Barat menjadi tempat wisata yang menarik? Selain keindahan alamnya, Jawa Barat juga merupakan tempat yang kaya akan sejarah dan warisan budaya.
-
Apa yang menarik dari wisata Bandung? Kota ini memiliki suguhan pemandangan alam berupa pegunungan yang indah, ragam budaya, dan pesona arsitektur klasik yang masih terjaga.
"Jalan Asia Afrika sekarang jadi pariwisata hantu-hantu cosplay. Pendapatan kuntilanak itu bisa mencapai Rp5 juta per orang," katanya.
Diterapkan di Desa Kuningan
Tak hanya itu, bahkan selfie ekonomi ini juga diterapkan di sebuah Desa Kuningan berada di Bandung. Keindahan bukit di kawasan tersebut menjadi daya tarik masyarakat berkunjung ke desa tersebut.
Dengan antusias masyarakat tersebut, kemudian membuat kepala desa setempat memanfaatkan peluang. Setiap orang berkunjung dikenakan biaya yang tidak begitu besar yakni Rp10.000 untuk mendapatkan spot bagus.
"Sangkin indahnya bukit orang berselfie kepala desanya beri tarif Rp10.000 setiap orang yang datang di bukit itu. Ternyata setahun pendapatan desa itu dari wisata berfoto saja Rp1,5 miliar masuk ke kas desa. Ini akan kami kembangkan terus termasuk homestay mengajak warga memperbaiki kualitas rumahnya untuk singgahi," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kawasan Jalan Sultan Agung jadi salah satu spot kulineran yang menarik di Kota Bandung
Baca SelengkapnyaDulu para pemuda desa ini kesusahan mencari kerja, kini masalah itu berhasil terpecahkan
Baca SelengkapnyaPranata Humas Ahli Muda Dikominfo Kutai Kartanegara, Zainul Effendi Joesoef tampil dalam acara tahunan Merdeka.com, yaitu Open Mic Merdeka Session 2 tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil ingin membangun penginapan (homestay) Kampung Wisata Betawi di Setu Babakan.
Baca SelengkapnyaTujuan program ini juga untuk menaikkan pariwisata Jakarta.
Baca SelengkapnyaSektor ritel di Jakarta kuat lantaran pendapatan per kapitanya sudah melewati jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil akan menyulap Kepulauan Seribu menjadi seperti Maldives dan Dubai.
Baca SelengkapnyaTidak ada pusat perbelanjaan di negara manapun semodis di Indonesia. Terutama wilayah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menemui Himpunan Pedagang Kambing Tanah Abang dan tokoh masyarakat setempat untuk melakukan audiensi di tengah pasar kambing.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menilai, penanganan Kota Tua masih belum maksimal dalam aktivitas ekonomi hingga pariwisata.
Baca SelengkapnyaBiaya kencan di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis aktivitas yang dipilih.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyusuri jalan dan gang kecil untuk mendengarkan masukan dan aspirasi warga.
Baca Selengkapnya