Mimpi Ridwan Kamil Sulap Pulau Seribu seperti Maldives dan Dubai, Jakarta Bisa Raup Untung Rp150 T Per Tahun
Ridwan Kamil akan menyulap Kepulauan Seribu menjadi seperti Maldives dan Dubai.
Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) bermimpi menjadikan Jakarta kota global jika terpilih sebagai gubernur. Salah satu di sektor pariwisata internasional dengan menyulap Kepulauan Seribu menjadi seperti Maldives dan Dubai.
“Wisata internasionalnya, potensinya cuma satu di Jakarta Utara, namanya Kepulauan Seribu jadi Kepulauan Seribu nanti ada dua, satunya ala maldives, satunya ala dubai kira-kira begitu,” kata RK dalam acara mencari pemimpin baru Jakarta bersama Kadin di Jakarta Selatan, Rabu (6/11).
RK optimis, tidak sulit mewujudkan impian tersebut. Kuncinya gubernur yang menjabat harus mampu mendorong kebijakan ekonomi khusus di kawasan tersebut.
“Syaratnya cuma satu, kita harus dorong special economic zone kawasan ekonomi khusus perpajakannya perizinan khusus supaya pembangunan pariwisatanya kelasnya bukan kelas Ancol lagi!,” seru RK.
Mantan gubernur Jawa Barat itu pun menyebut proyek tersebut dengan kelas investasi Disneyland dan Universal Studio yang kerap salah diartikan oleh sebagian orang.
“Jadi itu yang saya sebut dengan kelas Disneyland yang mungkin orang agak salah paham. Maksudnya kelas investasinya itu di kelas Universal Studio, level Disneyland,” beber RK.
Jakarta Bisa Raup Rp150 T
RK meyakini bila proyek tersebut bisa direalisasi maka uang yang akan didapat Jakarta bisa mencapai Rp150 triliun dalam satu tahun dan bahkan lebih.
“Kalau itu terjadi, tidak hanya menahan Rp150 triliun keluar Jakarta satu tahun, tapi juga mengundang orang asing yang tadinya cuma satu malam tiba-tiba bisa bermalam malam dan bisa spending,” RK menandasi.
Sebagai informasi, perhitungan Rp150 triliun didapat RK dari seorang turis yang jika datang ke Jakarta dan menghabiskan satu malam untuk berwisata maka ongkos dikeluarkan adalah Rp1 juta.
Menurut catatannya, ada 2 juta orang Jakarta yang saat akhir pekan memilih pergi ke kota lain sehingga mereka tidak menghabiskan uangnya di Jakarta.
RK lalu berandai, jika 2 juta orang itu tidak keluar Jakarta dan menghabiskan uangnya untuk berwisata 1 malam di Jakarta dengan ongkos Rp 1 juta, maka saat diakumulasi satu tahun, terhimpun Rp100-150 triliun.
Oleh karenanya, saat sektor pariwisata Jakarta dibuat lebih menarik dengan kelas internasional. Maka Rp100-150 triliun tersebut dipastikan tidak keluar lagi dari Jakarta lagi.