Sandiaga Ungkap Belanja Turis Asing di Ajang Lari Maraton RI Minimal Rp45 Juta
Menteri Sandiaga bilang ajang lari marathon dinilai lebih banyak menghasilkan devisa negara ketimbang jalur pariwisata biasa.
Tren olahraga di Tanah Air kini berpotensi menghasilkan devisa negara. Salah satunya ajang lomba lari maraton yang diselenggarakan beberapa kali di sejumlah wilayah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan gelaran Bandung Maraton masuk dalam kategori wisata berbasis olahraga atau sport tourism yang bisa menambah devisa negara.
Ajang Sport Tourism seperti Bandung Marathon ini, akan menjadi sumber devisa negara yang pemasukannya hampir 2 kali lipat dari pariwisata jalur jasa.
"Kami sudah menghitung sport tourism itu hampir dua kali lipat spending (wisatawan) dari pariwisata mancanegara yang masuk ke jalur biasa," kata Sandiaga di Gedung Sate Bandung, Minggu, (21/7).
Sehingga, jika Indonesia bisa menambahkan lebih banyak aspek sport tourism, maka kualitas dari wisatawan juga akan meningkat.
Mengingat wisatawan kategori ini akan tinggal lebih lama, dan spending (transaksi belanja) wisatawan itu juga akan lebih banyak pada ekonomi lokal.
"Biasanya, spending dari wisatawan mancanegara itu USD1.500 per-kunjungan. Tapi kalau sport tourism mereka bisa spending sampai 3.000 dolar AS, atau sekitar Rp45 juta per kunjungan ke Indonesia jadi dua kali lipat, dan inilah yang kita kejar," ujar Sandiaga seperti dilansir dari Antara.
Hal ini, kata Sandiaga, merupakan keunggulan dari Sport Tourism. Makanya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelorakan dilaksanakannya sport tourism di berbagai wilayah dengan jenis olahraga berbeda yang diminati oleh para penggiat olahraga mancanegara.
"Selain lari, ada olahraga sepeda, renang perairan terbuka, triathlon dan otomotif, serta ada beberapa kegiatan olahraga yang berkaitan dengan trail run, itu banyak peminatnya," tutur Sandiaga.
Sandiaga juga mengharapkan Bandung Marathon bisa bersanding dengan Tokyo dan Boston di level World Major Marathon, mengingat Bandung sebagai lokasinya memiliki suasana dan sejarah yang panjang untuk itu.
"Pengen levelnya naik sih, siapa tahu bisa gabung ke World Majjor Marathon seperti Tokyo Marathon, Boston dan New York, karena Bandung cuacanya sangat nyaman dan ini sejarahnya sangat panjang," kata Sandiaga.
Sandiaga pun turut ambil bagian dalam ajang Bandung Maraton atau dikenal juga dengan Pocari Sweat Run Bandung 2024 hari kedua, Minggu, dalam kategori 10K.
Bersama 15 ribu peserta lainnya, Sandiaga memulai Bandung Maraton ini, dari Gedung Sate melewati beberapa jalan protokol di Kota Bandung seperti Jalan Supratman, Jalan Terusan Jakarta, Jalan Ibrahim Adjie, Jalan Asia Afrika, Jalan Riau, Jalan Diponegoro dan finish kembali di Gedung Sate.