Sumber Daya Air Jadi Sorotan dalam Perubahan Iklim, Bisa Timbulkan Bencana
Menjaga lingkungan sebagai sebuah pondasi dalam beragama dengan baik.
Keadaan tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan.
Sumber Daya Air Jadi Sorotan dalam Perubahan Iklim, Bisa Timbulkan Bencana
Sumber Daya Air Jadi Sorotan dalam Perubahan Iklim, Bisa Timbulkan Bencana
Keadaan dunia yang sedang tidak baik berpotensi membahayakan sumber daya alam yang ada. Salah satu yang timbul dari perubahan iklim ini adalah sumber daya air.
Di Indonesia sendiri, kondisi kemarau berkepanjangan membuat sumber daya air bersih menjadi berkurang.
Keadaan tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Sehingga saat keadaan perubahan iklim, akan membawa bencana bagi masyarakat.
Majelis Hukama Muslimin, M Quraish Shihab menyampaikan bahwa, sumber daya air jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bencana bagi banyak negara.
“Sekian banyak konferensi dilakukan karena problema air, kalau tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bencana,” kata Quraish dalam konferensi agama dan perubahan iklim di Jakarta, Rabu (4/10).
Dalam kesempatan tersebut, M Quraish Shihab menyampaikan bahwa, melalui Konferensi Agama dan Perubahan Iklim ini, bersama-sama dapat menyusun langkah yang dilakukan untuk, menciptakan kehidupan yang aman dan damai bagi seluruh makhluk hidup yang ada di dunia.
"Agar semua penganut agama, untuk mencapai suatu dunia yang aman, damai bukan hanya umat manusia tetapi juga makhluk di seluruh bumi," kata Quraish dalam konferensi Agama dan Perubahan Iklim, Rabu (4/10)
Melalui konferensi ini ditekankan bahwa, sebagai umat beragama perlu memaknai bahwa menjaga lingkungan merupakan kewajiban utama. Menjaga lingkungan sebagai sebuah pondasi dalam beragama dengan baik.
Jendral MHM Konselor, Mohamed Abdelsalam menyampaikan, tujuan dilakukanya konferensi ini untuk mendiskusikan pemikiran, serta solusi yang dimiliki tokoh agama dalam menghadapi perubahan iklim.
Dia juga menyampaikan bahwa hasil dari konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara akan dibawa untuk mempersiapkan menuju Conference of Parties 28 (COP28) yang diselenggarakan pada akhir tahun 2023 di Emirat Arab.
"Pada COP28 nanti, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah penyelenggaraan COP, akan ada Paviliun agama yang diwakili MHM," kata Abdelsalam dalam konferensi Agama dan Perubahan Iklim, Rabu (4/10).
Anggota Komite Eksekutif Majelis Hukama Muslimin (MHM), TGB M Zainul Majdi mengatakan Konferensi Agama dan Perubahan Iklim yang digelar di Jakarta, Rabu, sebagai upaya untuk membangun kesadaran bersama menghadapi krisis lingkungan."Membangun kesadaran bersama, kerja bersama antara seluruh pihak termasuk para tokoh lintas agama untuk bersama-sama menghadapi tantangan ini," kata TGB Zainul Majdi.