Tarif LRT Jabodebek Masih Dianggap Kemahalan, Sri Mulyani Bakal Kasih Subsidi?
Diketahui, tarif normal LRT Jabodebek diputuskan sebesar Rp20.000 untuk jarak terjauh.
Diketahui, tarif normal LRT Jabodebek diputuskan sebesar Rp20.000 untuk jarak terjauh.
Tarif LRT Jabodebek Masih Dianggap Kemahalan,
Sri Mulyani Bakal Kasih Subsidi?
Tarif LRT Jabodebek Masih Dianggap Kemahalan
Moda transportasi Lintas Raya Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek resmi beroperasi secara komersial pada Senin (28/8) kemarin.
Namun, sejumlah masyarakat menilai tarif LRT masih terlalu mahal jika tarifnya kembali normal.
Diketahui, tarif normal LRT Jabodebek diputuskan sebesar Rp20.000 untuk jarak terjauh.
Penentuan besaran tarif ini mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 2023 yang diteken 19 Juli 2023.
Lantas apakah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan memberikan subsidi untuk menekan tarif LRT Jabodebek?
Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) Kementerian Keuangan Wahyu Utomo menyatakan, pemerintah belum mengalokasikan subsidi untuk penurunan tarif LRT Jabodebek dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
"(RAPBN) 2024 belum masuk," ujarnya kepada awak media di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (30/8).
Meski begitu, Kementerian Keuangan tidak menutup kemungkinan untuk memberikan subsidi guna menekan tarif LRT Jabodebek yang dinilai mahal. Tentunya kebijakan subsidi diambil dengan persetujuan DPR RI.
Kementerian Keuangan dijadwalkan akan melakukan pembahasan mengenai RAPBN 2024 bersama Komisi XI pada Kamis (31/8). Selanjutnya, akan melakukan rapat bersama Badan Anggaran DPR RI.
"Tapi, nantikan (RAPBN 2024) diskusinya dinamislah. Ini kah baru mau tahap pembahasan di komisi dan banggar. Kalau (pembahasan) komisi (XI) besok, kalau banggar mulai tanggal 5, 6, 7 (September 2023). Mungkin dinamikanya nanti bisa pembahasan di DPR," beber Wahyu.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan skema tarif LRT Jabodebek Rp5.000 untuk satu kilometer pertama dan Rp700 untuk setiap kilometer berikutnya.
Dengan ini, besaran tarif terjauh untuk LRT Jabodebek mencapai Rp 27.500.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat Djoko Setijowarno menilai tarif LRT Jabodebek masih kemahalan.
Menurut dia, ongkos naik LRT Jabodebek juga harus dipertimbangkan lebih murah lagi untuk menarik minat masyarakat.
"Namun harus diupayakan, ongkos warga yang menggunakan tidak dari Rp 50 ribu untuk pulang pergi. Termasuk ongkos dari tempat tinggal menuju stasiun terdekat (first mile), menggunakaan LRT Jabodebek dan stasiun tujuan menuju lokasi dikehendaki (last mile)," paparnya.
Lebih lanjut, Djoko menerangkan masyarakat menghabiskan dana sekitar Rp70.000 sampai Rp100.000 untuk ongkos transportasi dengan kendaraan pribadi.
Asumsinya, jika tarif LRT Jabodebek lebih murah, maka akan menarik minat dari masyarakat untuk beralih ke transportasi umum.
"Kemudian, ada pembanding layanan Bus JR Connection yag cukup laris bertarif Rp20.000 sekali perjalanan berhenti di pusat Kota Jakarta, seperti Kawasan Blok M dan Monas,"
kata dia.