Tekan Banjir Jakarta, Pemerintah Kebut Bendungan Ciawi dan Sukamahi Selesai 2020
Merdeka.com - Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Hari Suprayogi, mengatakan pihaknya terus mengebut pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ancaman banjir Jakarta.
Hingga saat ini, jelas dia, progres pembangunan dua bendungan tersebut sudah mencapai 18 persen untuk konstruksi. Sementara untuk pembebasan lahan sudah 80 persen.
"Itu semua APBN. Pemerintah Pusat semua baik lahan maupun konstruksi. Rp 1,2 triliun untuk konstruksi. Kalau pembebasan lahannya Rp 1,5 triliun. Konstruksinya sudah 18 persen tadi masing-masing. Sudah konstruksi," kata dia saat ditemui, di Situ Lido, Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/4).
-
Kenapa Kementerian PUPR membangun bendungan? Oleh sebab itu, di hadapan peserta World Water Forum ke-10 Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air seperti membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi.
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
-
Apa saja yang dibangun Kementerian PUPR untuk air? Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air seperti membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi.
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
-
Bagaimana Kementerian PUPR meningkatkan akses air bersih? Melalui investasi yang strategis dan pendekatan inovatif, Indonesia pun juga berhasil memperluas dan meningkatkan akses air bersih bagi banyak komunitas.
-
Dimana Pemkab Banyuwangi fokus menangani banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.
"Pembebasan itu di daerah yang genangan nanti. Kerja sudah bisa. Yang daerah tapak sudah bisa kerja. Pembebasan lahan sudah tinggal sedikit. Sudah 70-80 persen. Sudah percepat sekarang," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bambang Hidayah mengatakan pihaknya menargetkan pembangunan dua bendungan tersebut dapat selesai pada tahun 2020.
"Sekarang sedang dilakukan percepatan. Targetnya selambat-lambatnya tahun 2020. Itu bisa dirasakan. Bisa bareng (selesai) sehingga permasalahan banjir bisa kita kurangi," jelas dia.
Menurut dia, kehadiran kedua bendungan bisa menekan debit banjir di hulu hingga 30 persen. "Kalau untuk di hulu, Bogor bisa mengurangi 30 persen. Kalau untuk di Manggarai, 12 persen," urai dia.
"Karena semakin ke hilir debitnya makin besar. Kalau di Bogor sudah 400 meter kubik, di Manggarai sudah bisa di atas 600 meter kubik," jelasnya.
Normalisasi Sungai Ciliwung Perlu Disegerakan
Dia menambahkan, hal lain yang perlu dilakukan untuk mengurangi banjir Jakarta ialah normalisasi Sungai Ciliwung. "Normalisasi sungai itu bagaimanapun juga harus segera diselesaikan," kata dia.
Ini berkaca pada kejadian pada (25/4) lalu. Saat itu pemukiman warga di Depok terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung. Puluhan rumah warga pun tergenang air kali yang berwarna keruh. Air di Sungai Ciliwung meluap akibat curah hujan tinggi di Bogor.
"Karena pengalaman kemarin terjadinya hujan itu baru siaga 1 di sini padahal di Depok hujan sedikit, hanya lebat di hulu sudah tidak mampu menampung debit banjir itu. Ciliwung," ungkapnya.
"Saya mengimbau, keinginan kami agar dapat dipercepat kegiatan normalisasi sungai di kota Jakarta. Yang kemarin sempat tertunda," imbuhnya.
Menurut dia, Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta berniat melakukan normalisasi sungai sepanjang 37 kilometer (Km) dari tahun 2013 sampai 2017. "Itu juga hanya 16 kilometer yang dikerjakan. Sisanya belum bisa dikerjakan karena lahan belum bebas. Sekarang pasca itu, kami belum kerja lagi," ujarnya.
"Karena masih menunggu lahan dari Pemprov DKI. Kemarin sudah ada progres lahan yang sudah dibebaskan. Kami terima ada 14 hektar. Itu ada di Bidaracina, Duri, bervariasi. Kami lagi approach di lapangan," imbuhnya.
Selain itu, dalam upaya menanggulangi banjir, pihaknya bersama Pemprov DKI Jakarta sedang membangun terowongan sebagai jalan membagi dan untuk mengurangi debit banjir.
"Dibantu Pemprov DKI Jakarta sedang akan kami selesaikan terowongan dari Bidaracina ke banjir kanal timur. Itu kurang lebih nanti akan dialihkan 60 meter kubik bibit di sungai Ciliwung ke Banjir Kanal Timur. Sehingga ini akan mengurangi (banjir Jakarta) juga," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, masih terdapat 38 persen pekerjaan rumah dalam menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembebasan lahan ini dilakukan untuk membangun turap atau beton pembatas di sepanjang sisi sungai untuk menahan debit air.
Baca SelengkapnyaSodetan Ciliwung ini diharapkan dapat menangani banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHampir setiap tahun Jakarta dilanda banjir. Salah satu penyebabnya minim kawasan resapan air.
Baca SelengkapnyaProyek sodetan Ciliwung dikerjakan selama 11 tahun.
Baca SelengkapnyaWaduk Melati menjadi salah satu infrastruktur pengendali banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan APBN membuat pemerintah meminta swasta ikut serta pengadaan jaringan air pipa.
Baca SelengkapnyaBendungan yang telah diselesaikan pekerjaannya antara lain, Bendungan Karian Banten, Bendungan Tapin Kalimantan Selatan, Bendungan Leuwikeris Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBendungan yang hampir rampung ada di Nusa Tenggara Timur dan Aceh.
Baca SelengkapnyaBendungan ini merupakan salah satu proyek strategis nasional pemerintah dengan nilai kontrak senilai Rp577,13 miliar.
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca Selengkapnya