Ternyata, Kurang Uang Bisa Meningkatkan Kadar Kolestrol
Tingginya risiko kolesterol dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya pendapatan atau uang.

Kesejahteraan finansial ternyata sangat berpengaruh terhadap kesehatan, termasuk kadar kolesterol dalam tubuh. Berbagai studi menunjukkan bahwa masalah keuangan atau kurangnya penghasilan dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
Dilansir dari Liputan6.com yang merangkum dari Journal of the American Heart Association (JAHA) dan sumber lainnya, fenomena ini berhubungan dengan pola makan, tingkat stres, dan akses terhadap layanan kesehatan.
Stres Keuangan dan Kadar Kolesterol
Salah satu penyebab utama adalah stres kronis yang disebabkan oleh permasalahan keuangan. Stres yang berkepanjangan dapat memicu tubuh untuk memproduksi hormon kortisol dalam jumlah yang lebih banyak.
Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, memengaruhi metabolisme lipid, dan pada akhirnya meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat).
Kekurangan penghasilan atau kurangnya uang juga sering kali membatasi kemampuan seseorang untuk membeli makanan yang sehat.
Makanan seperti buah, sayuran segar, dan protein rendah lemak biasanya lebih mahal dibandingkan dengan makanan olahan atau cepat saji yang mengandung lemak trans dan gula tambahan.
Konsumsi makanan tidak sehat secara terus-menerus dapat menyebabkan peningkatan kolesterol jahat dalam tubuh.
Orang-orang dengan pendapatan rendah umumnya juga memiliki akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan, seperti pemeriksaan rutin atau obat untuk menurunkan kolesterol.
Tanpa penanganan yang tepat, kadar kolesterol tinggi dapat terus meningkat, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Pendapat dari dokter yang berkompeten

Dr. Maria Setiawan, seorang ahli penyakit dalam, menegaskan bahwa tidak dapat dipungkiri adanya hubungan antara pendapatan dan kesehatan.
"Ketika seseorang mengalami masalah keuangan, mereka cenderung mengalami stres yang berkepanjangan dan memilih makanan yang lebih terjangkau namun kurang bergizi. Ini adalah kombinasi yang sangat merugikan bagi kesehatan jantung," jelasnya.
Penelitian Pendukung
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association menunjukkan bahwa orang-orang dengan pendapatan rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kadar kolesterol LDL yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang berpenghasilan lebih baik.
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa intervensi yang dilakukan di tingkat komunitas dapat berperan penting dalam meningkatkan kesadaran serta akses terhadap makanan yang lebih sehat.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, diperlukan suatu pendekatan yang menyeluruh.
Pemerintah bersama dengan lembaga kesehatan harus memperkuat program subsidi untuk makanan sehat serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengadopsi pola makan yang bergizi.
Selain itu, sangat penting untuk memperluas akses terhadap layanan kesehatan, termasuk menyediakan pemeriksaan kolesterol yang gratis atau dengan biaya terjangkau bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Dengan perhatian yang memadai, hubungan antara kesejahteraan finansial dan kesehatan dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga risiko terjadinya kolesterol tinggi dapat diminimalisir.