Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah Dalam Negeri, BSI Gandeng JMTO
BSI dan JMO memberikan layanan jasa dan produk perbankan syariah kepada seluruh karyawan JMTO.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menggandeng PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) untuk memberikan layanan jasa dan produk perbankan syariah kepada seluruh karyawan JMTO.
Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah Dalam Negeri, BSI Gandeng JMTO
Direktur Retail Banking BSI Ngatari mengatakan kerja sama dengan JMTO merupakan komitmen BSI memberikan layanan perbankan syariah yang seluas-luasnya kepada masyarakat. Apalagi saat ini gaya hidup syariah banyak diterapkan masyarakat dan menjadi potensi besar yang perlu ditangkap BSI. “Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dengan JMTO yang telah memilih BSI sebagai mitra dalam memberikan layanan perbankan syariah kepada para karyawan. "Ini merupakan kerja sama strategis untuk meningkatkan inklusi dan literasi perbankan syariah kepada masyarakat luas,” kata Ngatari.
-
Bagaimana BSI tingkatkan inklusi keuangan syariah? BSI siap untuk bersama meningkatkan awareness dan aktivasi layanan perbankan syariah di lingkungan kampus yang dibangun dalam satu ekosistem, sehingga keberadaan bank syariah dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh civitas di Kampus FEB-UI yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, termasuk 397 orang dosen serta sekitar 314 orang karyawan,' ujarnya.
-
Bagaimana Bank Jatim tingkatkan kinerja syariah? Dalam kegiatan tersebut, juga ada sharing session dari Ust. Ahmad Ifham Sholihin dengan topik Logika Bisnis Keuangan Syariah. Dalam diskusi tersebut dipaparkan secara lengkap tentang pemahaman Bank Syariah dan perilaku pegawai di Bank Syariah. Sehingga diharapkan semua karyawan Bank Jatim dapat memahami pola kerja Bank Syariah demi akselerasi bisnis.
-
Apa saja upaya OJK untuk perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis;Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK kembangkan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis;Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Kenapa OJK dorong pengembangan perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional.Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
Kerja sama yang disepakati antara BSI dan JMTO antara lain pembayaran payroll karyawan, tabungan BSI Easy Wadiah dan mudharabah, tabungan haji dan haji muda Indonesia, tabungan pendidikan, serta beberapa layanan lainnya.
Selain itu BSI juga menjadi alterntif pembayaran untuk pengelolaan parkir berbasis nontunai “GetPark”, ekosistem produk “GetPay”, pembayaran digital seperti payment gateway berbasis server yang dikelola “Getoll”, dan kerjasama lain yang dikembangkan pada “Aplikasi Travoy” oleh JMTO. BSI sendiri mencatat peningkatan laba bersih sebesar 47,6% (year on year/yoy) pada kuartal I tahun ini menjadi Rp1,45 triliun, dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar Rp987,68 miliar. Di periode yang sama, laba usaha perseroan tercatat sebesar Rp1,93 triliun, tumbuh secara tahunan dari Rp1,32 triliun pada kuartal pertama tahun 2022.
Dari sisi pendanaan, BSI mampu mengoptimalisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian sebesar Rp269,26 triliun, tumbuh 12,88% (yoy).
Angka ini didominasi oleh tabungan wadiah yang mencapai Rp43,53 triliun.
Pencapaian ini berpengaruh positif terhadap rasio cost of fund (CoF) BSI menjadi 1,97%, karena tabungan wadiah yang memberikan dampak efisiensi pengurangan biaya bagi hasil. Dari sisi pembiayaan, BSI mencatat pertumbuhan impresif dua digit yakni 20,15% (yoy) menjadi Rp213, 28 triliun. Pada periode tersebut, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik, tercermin dari NPF Gross di level 2,36%.
BSI fokus pembiayaan jangka panjang, prudent dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Harapannya, risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai jenis pembiayaan. Aset BSI mencapai Rp313,25 triliun, tumbuh 15,47% secara yoy. Selain itu ditopang pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale serta peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).