Tingkatkan Pariwisata Desa, Pertamina Bangun Sekolah Adat Lamalera di NTT
Pembangunan Ruang Kolaborasi untuk meningkatkan pariwisata di Lamalera.
Pembangunan Ruang Kolaborasi untuk meningkatkan pariwisata di Lamalera.
Tingkatkan Pariwisata Desa, Pertamina Bangun Sekolah Adat Lamalera di NTT
PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation bersama BenihBaik.com akan membangun sekolah adat Lamalera yang disebut Ruang Kolaborasi.
Pusat kegiatan masyarakat tersebut dibangun di Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo mengatakan kehadiran Ruang Kolaborasi bukan hanya membangun bangunan fisik tetapi juga memberdayakan masyarakatnya.
"Hal yang kami lakukan di Lamalera ini bukanlah sekadar bangunan fisik tetapi membangun manusianya," kata Bulo dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (23/1).
Untuk itu, lanjut Bulo sebelum pembangunan selesai pihaknya telah membuat modul panduan sekolah adat dan pelatihan kerajinan tenun untuk membentuk ekonomi alternatif masyarakat.
Sehingga ketika Ruang Kolaborasi jadi bisa langsung dimanfaatkan oleh warga setempat.
"Ketika bangunannya sudah terbentuk, semua orang Lamalera akan kumpul berbagi pendapat, berbagi ide membahas bagaimana mewujudkan kehidupan yang lebih baik, belajar lebih mendalam tentang adat, dan hidup berdampingan dengan alam,"
kata Bulo.
Bulo menjelaskan tujuan pembangunan Ruang Kolaborasi untuk meningkatkan pariwisata di Lamalera. Sekaligus masyarakat bisa menerapkan keberlanjutan melalui penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT).
Demi mencapai tujuan tersebut, diterbitkan 7 modul panduan sekolah adat Lamalera yang disusun oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Lembata (BARAKAT) bersama Dinas Pendidikan Lembata.
Modul tersebut berisi kondisi geografis, sejarah, tradisi, budaya, kuliner, hingga sastra Levo Lamalera. Selain itu, terdapat juga materi pengenalan energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan potensi alam sekitar.
Ruang Kolaborasi akan diluncurkan dengan sasaran muris SMP sebagai sasaran pertama. Kemudian masuk ke jenjang SD dan SMA. Para guru kurikulum akan melatih guru-guru muatan lokal (mulok) tiap
sekolah agar bisa memfasilitasi Ruang Kolaborasi.
Kemudian, guru kurikulum akan tetap mendampingi guru mulok seminggu sekali untuk memastikan apakah berjalan sesuai dengan kurikulum atau tidak.
Selain Ruang Kolaborasi, terdapat pemberdayaan masyarakat lewat pelatihan olahan sisa-sisa kain tenun menjadi produk bernilai ekonomis tinggi. Semisal tas, topi, sandal, dompet, jepit rambut, manik-manik, dan kalung.
"Ke depan, mereka akan dilatih terkait pemasaran dan kemasan produk sehingga meningkatkan daya tarik," kata Bulo.
Sementara itu, Founder BenihBaik.com Andy Flores Noya mengatakan kolaborasi menjadi kunci untuk pengembangan potensi Lamalera. Apalagi dengan adanya keterbukaan dari masyarakat setempat untuk menerima ajakan kolaborasi tersebut.
"Pertamina bersama BenihBaik telah memulai langkah baik untuk mengembangkan potensi Lamalera dan diterima baik oleh masyrakat," kata Andy dalam keterangan yang sama.
Presenter kondang meyakini ketika program menunjukkan keberhasilan dan dampak positif bagi masyarakat akan banyak pihak yang tertarik untuk ikut bergabung. Mengingat program yang diusung merupakan program pemberdayaan.
"Dengan adanya bantuan dan kolaborasi, saya yakin dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat," ungkap Andy.
Pembangunan sekolah adat melalui Ruang Kolaborasi diterima oleh Ketua Lembaga Adat Lamalera Gaspas Dile dan Pastor Paroki St Petrus Paulus Lamalera Arnoldus Guna Koten, PR.
Gaspas bilang pihaknya menyambut baik program dari Levo Lamalera , termasuk semua rancangan program Ruang Kolaborasi yang berhubungan dengan pembentukan karakter generasi muda.
"Kami mendukung proses ke depannya yangvterpenting sesuai dengan niat, kejujuran, dan ketulusan untuk membangun Lamalera," kata Gaspas.