Potret Warga Boyolali, Karnaval HUT RI ke-79 di Tegah Hutan Puncak Patra
Warga pun bersolek dengan dandanan masing-masing untuk menarik perhatian penonton.
Meski berada di pedesaan terpencil, ratusan warga di Desa Sari Mulyo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali antusias mengikuti karnaval dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-79. Selain kesenian daerah, warga dari 22 RT menampilkan karya berupa kendaraan hias, patung sapi, gunungan sayur dan lainnya.
Warga pun bersolek dengan dandanan masing-masing untuk menarik perhatian penonton. Baik anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak maupun para remaja desa. Mereka berkeliling mesa dengan medan naik turun berupa hutan gersang yang ditumbuhi pepohonan tinggi dan besar. Rombongan karnaval yang dimeriahkan kesenian khas Boyolali berakhir di Puncak Patra.
"Senang mas bisa ikut karnaval. Ini baru pertama kali. Ini acara karnaval sama meresmikan Puncak Patra. Saya dari Watugenuk, menampilkan patung sapi, miniatur truk dan gunungan sayur," ungkap Febri Dwi Setyawan (29), salah satu peserta karnaval.
Meski lelah karena melintasi medan yang berat, Febri mengaku bangga bisa memamerkan salah satu kebanggaan Kabupaten Boyolali sebagai penghasil susu sapi. Selain itu ia juga senang bisa merayakan HUT RI ke-79 dan peresmian desa wisata.
Selain karnaval budaya kegiatan tersebut juga dimeriahkan puluhan UMKM yang memamerkan dan menjual produk lokal. Sejumlah istri nelayan Waduk Kedungombo yang tergabung dalam UMKM Jawak juga memamerkan olahan ikan lokal hasil tangkapan suami mereka yang dikemas lebih modern.
Mereka juga memamerkan bengkel nelayan untuk perawatan dan perbaikan alat tangkap. Kemudian ada kawasan eco edu wisata Puncak Patra, yang menjadi kawasan konservasi Rusa Timor dan berbagai satwa serta permainan ramah anak.
Dalam karnaval itu masyarakat memanfaatkan barang bekas atau sampah anorganik sebagai ajakan untuk menjaga kelestarian alam.
Kepala Desa Desa Sari Mulyo Suyatno mengatakan, pihaknya mendapat dukungan dari Fuel Terminal (FT) Boyolali Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah dalam pengembangan potensi wisata di desanya. Kawasan desa mina wisata dengan nama Sari Mulyo Puncak Patra, diresmikan Sabtu (31/8).
"Kami menggabungkan sektor perikanan (mina) dan pariwisata (wisata) untuk pengembangan potensi wisata Puncak Patra di desa Sari Mulyo," ungkapnya.
Lanjut dia, dengan bantuan CSR Pertamina ini, ada tiga kegiatan (pengembangan Mina wisata). Yaitu rintisan desa wisata, kelompok UMKM pengolahan ikan Jajanan Iwak atau Jawak di Kadus 2 serta bengkel nelayan," ungkapnya.
Menurutnya, konsep pengembangan kawasan desa mina wisata itu berawal dari keinginan masyarakat. Salah satunya ingin mengembalikan fungsi hutan.
"Kami ingin mengembalikan kawasan hutan seperti dulu zaman saya masih kecil. Dulu itu hutannya lebat, sumber airnya melimpah. Sekarang kekeringan, sangat panas, tidak ada sumber air. Kami juga berharap upaya ini bisa berimbas pada peningkatan perekonomian warga," ungkapnya.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menyampaikan, Peluncuran Desa Mina Wisata Sarimulyo Puncak Patra ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berinovasi dalam mendukung dan memberdayakan masyarakat desa dengan membuka peluang ekonomi baru melalui pariwisata.
"Harapan kami dengan adanya Desa Mina Wisata Sarimulyo Puncak Patra ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dan sebagai bentuk dorongan Pertamina yang berfokus dalam pembangunan berkelanjutan," katanya.
"Jadi ini merupakan integrasi antara program peningkatan perekonomian dan juga program wisata jadi bisa mendukung untuk Sustainable Development Goals (SDGs), atau tujuan pembangunan berkelanjutan untuk pengawasan kemiskinan termasuk juga untuk kelestarian lingkungan," imbuh Brasto.