Tren Beli Barang Mewah bagi Warga Korsel Meningkat, Sampai Rela Irit Makan
Merdeka.com - Industri hiburan Korea Selatan terus mendominasi di seluruh dunia. Di satu sisi, kondisi ini juga membentuk gaya hidup masyarakat setempat untuk tetap "outstanding" dengan pengeluaran untuk makan sehemat mungkin.
Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari Bank Investasi dan Jasa Keuangan multinasional Amerika Serikat, Morgan Stanley menunjukan bahwa warga Korea Selatan merupakan konsumen terbesar untuk barang mewah per kapita. Bahkan, melampaui pasar di China dan bahkan AS.
Hasil penelitian yang dikutip oleh The Korea Times, itu juga menunjukan bahwa total pengeluaran barang mewah pribadi oleh warga negara Korea Selatan meningkat 24 persen menjadi 21,8 triliun Won Korea atau setara USD16,8 miliar pada tahun 2022.
-
Mengapa budaya Korea Selatan bisa terkenal? Alasan mengapa budaya Korea Selatan bisa terkenal seperti saat ini adalah berkat kualitasnya yang semakin meningkat sepanjang tahun serta memiliki value yang kompetitif dengan negara-negara Barat.
-
Bagaimana Korea Selatan menjadi negara maju? Usai perang saudara yang panjang, Pemimpin Korea Selatan memutuskan untuk lebih meningkatkan perekonomian melalui industrialisasi.
-
Apa yang paling menarik tentang Korea Selatan? Korea Selatan merupakan salah satu tujuan wisata yang paling diminati di Asia. Negara ini terkenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pegunungan yang mempesona hingga pantai-pantai eksotis di Pulau Jeju.
-
Apa rahasia sukses ekonomi Korea Selatan? Bangsa yang Tekun Kepribadian masyarakat Korsel yang tekun ini dibentuk dari minimnya sumber daya alam (SDA). Sehingga, warga Korsel harus mampu bertahan dalam menghadapi iklim yang ekstrem.
-
Kenapa makanan Korea populer? Makanan korea hingga saat ini masih banyak digemari oleh masyarakat luas. Terlebih bagi mereka pecinta budaya dan negara Korea Selatan. Baik itu melalui film, drama, lagu hingga beragam budaya.
-
Mengapa Korea Selatan lebih maju dari Indonesia? Menyadur Liputan6.com, Profesor Seong-Kon Kim, yang pernah menjadi dekan di Seoul National University memberikan penjelasan tentang kunci sukses ekonomi Korsel.
"Ini sekitar 400.000 won atau USD325 per orang," demikian penjelasan yang dikutip pada Selasa (25/4).
Pada artikel The Korea Times juga mengulas bahwa pembelian barang-barang mewah sudah dianggap sebagai pelestarian kelas menengah, milenial dan Gen Z, atau biasa disebut "Generasi MZ".
Baru-baru ini bahkan muncul generasi MZ sebagai demografi konsumen terkemuka yang memimpin ledakan pasar barang-barang mewah.
"Saya membeli tas mewah pertama saya di usia 20-an ketika saya mendapatkan gaji pertama saya. Saya memutuskan akan ada saat-saat ketika saya membutuhkan tas yang bagus setelah memulai karir saya. Saya telah secara teratur membeli tas mewah, baik yang mahal maupun yang sedang, sekali atau dua kali setahun sejak itu," kata Jang, seorang pekerja kantor berusia 32 tahun yang berbasis di Seoul kepada The Korea Times.
"Aku tahu itu mahal dibandingkan dengan gajiku, tapi itu memberiku kepercayaan diri. Aku menganggapnya sebagai hadiah untuk diriku sendiri setelah bekerja keras siang dan malam," tambah Jang.
Seorang profesor di Seoul National University, Kwak Geum Joo menjelaskan kondisi ini sebagai kultur antar generasi. Di mana, satu generasi membangun kebiasaan menabung agar mampu bertahan di situasi sulit ekonomi, sementara generasi yang lebih muda justru menghabiskan uang mereka sebagai bentuk "penghargaan diri".
"Mereka (generasi MZ) berpikir kalau (membeli barang mewah) sebagai investasi. Mereka rela membeli barang mewah untuk kepuasan dan kesenangan mereka," ujar Kwak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Divisi Keuangan dan Ekonomi Korea Selatan pada Juli 2022, lebih dari 60 persen orang Korea percaya bahwa "cukup penting" atau "sangat penting" untuk terlihat kaya.
"Menampilkan kekayaan juga dapat diterima, dan terkadang dianjurkan dalam masyarakat Korea."
Tren tingginya pemakaian barang mewah oleh masyarakat Korea juga selaras dengan tren pembelian dosirak, kotak bekal khas Korea yang umum dijual di minimarket. Stasiun SBS sempat menayangkan terdapat warga Korea dengan pakaian mewah justru membeli dosirak seharga 4.000 Korea Won.
Muncul juga istilah 'jjantekeu' yang merupakan gabungan dari jjandolie atau orang pelit dan jaetekeu atau investasi. Penggunaan istilah ini sebagai gambaran orang yang sangat menghemat di kehidupan sehari-hari dan uangnya dimanfaatkan untuk investasi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merek barang mewah yang laris diperdagangkan di Korea Selatan sepanjang periode Januari-September, yakni Chanel.
Baca SelengkapnyaKonsumen terus terlibat dalam berfoya-foya untuk kenyamanan emosional dan menghilangkan stres.
Baca SelengkapnyaMerek dagang biasanya menunjuk brand ambassador untuk memasarkan produknya.
Baca SelengkapnyaJumlah uang yang dikeluarkan biasanya sebagai jasa profesional untuk merawat hewan peliharaan mereka tiga kali seminggu.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga China hanya punya tabungan di bawah Rp400 juta.
Baca SelengkapnyaMenghabiskan uang demi penampilan akan menjadi kehancuran terbesar.
Baca SelengkapnyaSebanyak 97 persen negara-negara maju mengalami tingkat kelahiran yang sangat rendah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPopularitas yang kian meningkat mendukung rumah produksi di Korea Selatan berlomba menghasilkan karya terbaiknya.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dihadapi masyarakat kelas menengah juga tercermin dari indikator penduduk berdasarkan golongan pendapatan.
Baca SelengkapnyaGenerasi milenial dan Gen Z diprediksi justru bisa semakin miskin daripada generasi sebelumnya. Ini alasannya.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah Korea terarah dan memiliki langkah-langkah yang berurutan.
Baca Selengkapnya