Tupperware Resmi Bangkrut
Pengajuan ini didasari menurunnya permintaan atas wadah penyimpanan makanan yang ikonik.
Tupperware Brands Corp. dan beberapa anak perusahaannya mengajukan bangkrut pada Selasa (18/9). Pengajuan ini didasari menurunnya permintaan atas wadah penyimpanan makanan yang ikonik, sehingga menimbulkan kerugian finansial.
Dilansir dari Reuters, perusahaan sudah menghadapi kesulitan finansial sejatinya sudah terjadi cukup lama. Namun, hal itu tertolong oleh pandemi Covid-19 yang mendorong permintaan wadah plastik kedap udara warna-warni ini. Setelah pandemi mereda, beban finansial kembali terasa. Lonjakan biaya bahan baku seperti resin plastik, upah tenaga kerja, dan pengiriman semakin menekan margin Tupperware.
"Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomimakro yang menantang," ujar Kepala Eksekutif Laurie Goldman dalam siaaran pers.
Bloomberg pernah melaporkan, Tupperware telah berencana untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah melanggar ketentuan utangnya dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.
Total aset Tupperware
Perusahaan tersebut mencatatkan aset senilai USD500 juta hingga USD1 miliar dan liabilitas senilai USD1 miliar hingga USD10 miliar, menurut pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware, yang menunjukkan jumlah kreditor berada di antara 50.000 hingga 100.000.
Tupperware telah berupaya membalikkan keadaan bisnisnya selama sekitar empat tahun setelah melaporkan penurunan penjualan selama enam kuartal berturut-turut sejak kuartal ketiga tahun 2021, karena inflasi yang tinggi terus melemahkan basis konsumen berpenghasilan rendah dan menengah.
Pada tahun 2023, perusahaan menyelesaikan perjanjian dengan pemberi pinjamannya untuk merestrukturisasi kewajiban utangnya, dan menandatangani bank investasi Moelis & Co untuk membantu mengeksplorasi alternatif strategis.