Tupperware, Berdiri Selama 80 Tahun Hingga Akhirnya Terlilit Utang Rp10,7 Triliun
Tupperware berencana untuk mengajukan perlindungan pengadilan setelah melanggar persyaratan pembayaran utangnya.
Tupperware tengah bersiap untuk mengajukan kebangkrutan pada pekan ini. Hal tersebut usai upaya selama setahun untuk menghidupkan kembali bisnis tersebut di tengah menurunnya permintaan.
Dikutip The Straits Times, Tupperware berencana untuk mengajukan perlindungan pengadilan setelah melanggar persyaratan pembayaran utangnya, dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.
Persiapan Tupperware bangkrut ini menyusul negosiasi yang berlarut-larut antara Tupperware dan para pemberi pinjamannya mengenai cara mengelola utang lebih dari USD 700 juta.
Para pemberi pinjaman sepakat pada tahun 2024 untuk memberinya kelonggaran atas persyaratan pinjaman yang dilanggar, tetapi perusahaan tersebut terus memburuk.
Namun demikian, rencana tersebut belum final dan bisa saja berubah. Seorang perwakilan Tupperware menolak berkomentar.
Tupperware selama bertahun-tahun telah memperingatkan adanya keraguan dalam kemampuannya untuk tetap bertahan dalam bisnis. Pada bulan Juni, perusahaan tersebut membuat rencana untuk menutup satu-satunya pabriknya di AS dan memberhentikan hampir 150 karyawan.
Pada tahun 2023, perusahaan mengganti kepala eksekutif Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan sebagai bagian dari upaya untuk membalikkan keadaan bisnis, dengan menunjuk Laurie Ann Goldman sebagai CEO baru.
Tupperware pada 1946 memperkenalkan produk plastiknya kepada masyarakat setelah pendirinya Earl Tupper menemukan segel kedap udara yang fleksibel. Merek tersebut meroket ke rumah-rumah di Amerika sebagian besar melalui penjualan yang digelar di pinggiran kota.
Perusahaan ini terus beroperasi selama hampir 80 tahun dan sangat bergantung pada penjualan langsung oleh banyak vendor amatir, dengan jumlah penjual atau wiraniaga independen yang tercatat dalam dokumen peraturan mencapai lebih dari 300.000 orang pada 2022.
Sosok Penemu Tupperware
Tupperware Brands Corp. dan beberapa anak perusahaannya mengajukan bangkrut pada Selasa (18/9). Pengajuan ini didasari menurunnya permintaan atas wadah penyimpanan makanan yang ikonik, sehingga menimbulkan kerugian finansial.
Tupperware sebenarnya merupakan merek ikonik yang telah bertahan lebih dari 70 tahun, telah menjadi bagian penting dalam budaya global.
Earl Tupper seorang pendiri Tupperware, merupakan inovator di balik penemuan ini. Pada akhir 1930-an, setelah gagal dalam usaha pertama sebagai ahli bedah pohon, Tupper bekerja di pabrik plastik yang berafiliasi dengan perusahaan kimia besar bernama DuPont.
Saat itu, Tuper diberi kesempatan menggunakan limbah industri berupa polietilena hitam yakni sebuah material yang oleh sebagian orang dianggap tidak berguna. Namun, Tupper melihat potensi besar dalam material ini, dan setelah bereksperimen di dapur rumahnya, dia menemukan cara untuk memurnikan dan membentuknya menjadi plastik yang kuat, lentur, dan tahan lama.
Inovasi terbesar Tupper datang dengan penemuan tutup kedap udara yang terinspirasi dari kaleng cat. Tutup polietilen ini memungkinkan penyimpanan makanan lebih awet dan mencegah tumpahan. Pada tahun 1947, dia mematenkan desainnya, desain inilah yang pada akhirnya menjadi ciri khas dari produk Tupperware.
Untuk memasarkan produknya, Tupper menggandeng Brownie Wise, seorang pramuniaga yang membantu menciptakan metode pemasaran langsung melalui "Pesta Tupperware." Pesta ini menjadi fenomena budaya, mengubah pengalaman berbelanja menjadi acara sosial.
Di setiap pertemuan, Wise mendemonstrasikan kekuatan wadah Tupperware, bahkan sering kali dilakukan dengan melemparkan wadah berisi cairan ke seluruh ruangan tanpa tumpah.
Tupperware juga mendapat pengakuan dalam dunia desain. Produk-produk seperti teko, mangkuk, dan cetakan es Tupperware kini dipajang di Museum of Modern Art (MoMA), sebagai bagian dari pameran desain pertengahan abad yang diakui karena estetika modern dan fungsionalitasnya.
Desain Tupper yang sederhana namun terlihat elegan dianggap sebagai perwujudan cita-cita modernisme, menggabungkan antara bentuk dan fungsi dengan sempurna.