Waspada Inflasi Naik Didorong Kenaikan Harga Beras
Harga beras naik saat ini dipicu el nino. Tak hanya di Indonesia, kondisi ini juga terjadi di berbagai negara.
Harga beras naik saat ini dipicu el nino.
Waspada Inflasi Naik Didorong Kenaikan Harga Beras
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro meminta pemerintah untuk mewaspadai tren kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, beras yang kian mahal dapat mendorong laju inflasi.
Menurut BPS, beras menjadi komoditas yang menyumbang inflasi terbesar pada Agustus 2023. Adilnya mencapai 0,05 persen.
"Nah ini yang pemerintah perlu di perhatikan risiko inflasi (kenaikan beras) kepada pangan nasional," ujarnya kepada awak media di Labuan Bajo, NTT, ditulis Minggu (10/9).
Merdeka.com
Asmoro menjelaskan, sektor makanan seperti sembako menyumbang andil besar dalam porsi inflasi.
Salah satunya beras yang masih menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.
"Ya kalau harga beras kan strategis, kita lihat saja komponen yang makanan itu terutama sembako bisa 25 persen dari inflasi. Seperti beras, cabai, bawang, itu berpengaruh sekali. Jadi, kalau itu terganggu dan ada tendensi kenaikan ya otomatis akan berdampak juga ke inflasi," bebernya.
Merdeka.com
Terlebih, sejumlah negara pengimpor untuk Indonesia mulai membatasi ekspor beras karena ancaman krisis pangan oleh El Nino. Salah satunya India yang telah menyetop ekspor beras non basmati.
"Jadi, pemerintah harus membangun trade relations dengan India, Thailand, Vietnam yang biasa kita impor dari sana. Dan meningkatkan produksi panen lokal dan juga distribusi," pungkasnya.
Merdeka.com
Sebelumnya, harga Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) Bulog kemasan 5 kilogram di retail modern seperti Lottemart Pasa Rebo Jakarta Timur mengalami kenaikan. Semula, harga beras tersebut naik menjadi Rp54.500 dari sebelumnya Rp47.000.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, biaya produksi mulai dari sewa lahan, benih, harga pupuk, dan kenaikan BBM di bulan September hingga Oktober tahun lalu menjadi landasan naiknya harga beras hingga 20 persen.
Dengan kenaikan ini, pemerintah membatasi pembeliannya hanya 2-3 karung per pembeli.
Beras tersebut didapatkan secara impor karena saat ini, produksi beras lokal terbilang masih berada di harga yang tinggi.