Gaet tentara menekan lawan
Merdeka.com - Raja Sapta Oktohari sengaja datang ke kolam renang di kompleks Stadion si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (19/9). Dia ingin melihat pertandingan polo air antara tim Jawa Barat dan Sumatera Selatan, pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX.
Awalnya, pertandingan itu berjalan lancar. Mendadak di pertengahan terjadi kericuhan di dalam kolam antar-atlet. Aparat keamanan sebagian besar TNI merangsek ke arena. Setelah ada botol plastik melayang, mereka kemudian beringas dan berkelahi dengan anggota kontingen DKI Jakarta justru sedang menyaksikan lomba dan penonton.
Kejadian itu pun terekam kamera dan diunggah ke media sosial, khususnya Twitter. Lantas menyebar cepat. Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, geram. Dia langsung meluncur ke kota kembang selepas kejadian itu.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Kenapa konflik terjadi? Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
"Kalau PON diwarnai pemukulan dan perkelahian itu tidak elok dan memalukan bagi kita semua. Saya minta aparat keamanan harus bertindak tegas," kata Imam, seperti dilansir dari Antara.
Raja merupakan Ketua KONI DKI Jakarta heran dengan kejadian itu. Dia merasa pendukung tuan rumah, yang sebagian merupakan anggota TNI tanpa mengenakan seragam, amat tidak ramah. Padahal mereka belum sempat berlaga.
"Kami prihatin atas sambutan suporter dari tuan rumah ini. Yang dilihatnya kami itu seperti bukan sebangsa dan setanah air," kata Raja Sapta kepada merdeka.com, di Hotel Patra Jasa, Bandung, Selasa (27/9) lalu.
Raja melihat ada kesengajaan mengerahkan anggota TNI di antara para penonton saat pertandingan. Menurut dia, mereka bersikap agresif dengan melontarkan segala macam perkataan, buat menekan mental lawan saat berlaga. Apalagi, Ketua Panitia Besar PON Jabar, Ahmad Heryawan, sengaja mendapuk Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Hadi Prasojo, sebagai kepala kontingen.
Meski demikian, Hadi menampik kabar itu. Dia menyangkal kontingen Jabar sengaja main curang. Soal kehadiran anak buahnya saat menyaksikan setiap laga atlet tuan rumah, dia berkilah bukan buat mengganggu konsentrasi lawan.
"Enggak ada instruksi mengganggu mental tim lawan. Kehadiran kita cuma sebagai penyemangat. Pengerahan TNI tak lain hanya untuk keamanan, jadi enggak berpengaruh ke pertandingan," kata Hadi kepada merdeka.com, Jumat (23/9) lalu.
Menurut Hadi, kontingen Jabar menorehkan prestasi dalam PON kali ini lantaran kerja keras dilakukan sebelum kompetisi. Dia justru menyebut atletnya cukup banyak mengalah. "Karate enggak boleh tanding, ya udah kita terima. Panjat tebing, kita ngalah," ujar Hadi.
Wakil Juru Bicara PB PON Jabar, Rudi Gandakusumah mengatakan, mereka melibatkan TNI hanya sebatas pengamanan. Sedangkan anggota menyaksikan langsung pertandingan berbaju bebas merupakan hak setiap individu.
"Saat tidak berseragam ikut nonton. Bukan diperintahkan kami untuk menonton. Kalau di luar (kericuhan) itu ekses. Karena pengerahan suporter tidak ada instruksi khusus," kata Rudi.
Rudi menyatakan Hadi sudah berjanji TNI hanya membantu polisi dalam pengamanan. Sehingga menurut dia sangat rancu jika ada tuduhan TNI dikerahkan buat memecah konsentrasi lawan.
"Kepentingannya hanya untuk kondusifitas. TNI bagian dari pengamanan. Kalau ada keributan, itu tidak kesengajaan," ucap Rudi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI yang sedang melerai keributan di acara hiburan solo organ tiba-tiba dikeroyok brutal oleh warga yang emosi.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan prajurit TNI terhadap sejumlah orang relawan Ganjar-Mahfud MD di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Baca SelengkapnyaSembilan prajurit TNI AD itu berstatus saksi akan diperiksa apabila dibutuhkan keterangan lanjutan.
Baca SelengkapnyaSaat diamankan anggota TNI itu ditemukan mereka membawa senjata tajam, minuman alkohol, dan atribut geng motor.
Baca SelengkapnyaPara relawan yang memakai motor dengan knalpot brong itu telah berkeliling sejak pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaAnggota Kodim 1621/TTS berinisial JT dan anggota Sat Lantas Polres TTS berinisial H terlibat salah paham.
Baca SelengkapnyaBegini penjelasan Jenderal TNI usai insiden pengeroyokan prajurit TNI AL oleh Brimob.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI ini terlihat mengendarai motor dengan seorang wanita tanpa menggunakan helm.
Baca SelengkapnyaLemparan batu mengenai kening dan pipi Serd STV hingga memar dan dibawa ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaBentrok bermula dari teguran prajurit TNI kepada anggota Brimob di lokasi
Baca Selengkapnya