Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masih Diolah secara Tradisional, Intip Uniknya Garam Kusamba dari Bali yang Sudah Mendunia

Masih Diolah secara Tradisional, Intip Uniknya Garam Kusamba dari Bali yang Sudah Mendunia<br>

Masih Diolah secara Tradisional, Intip Uniknya Garam Kusamba dari Bali yang Sudah Mendunia

Proses pembuatan garam Kusamba di Provinsi Bali ini masih tradisional yang sudah berlangsung sejak tahun 1500-an.

Garam merupakan salah satu bahan dapur yang penting sebagai bumbu pelengkap pada setiap masakan. Di balik setiap taburannya yang begitu krusial, terdapat proses yang panjang dan penuh kesabaran dari para petani garam.

Proses pembuatan garam ini tidaklah mudah. Para petani garam harus berpanas-panasan dan bekerja keras untuk mengubah air asin menjadi serbuk garam yang sering kita jumpai. Meski garam memanglah asin, tetapi cara mengolahnya bisa memengaruhi bentuk, ukuran, dan rasa itu sendiri.

Di Provinsi Bali, tepatnya di Desa Kusamba dan Desa Pesinggahan, Kabupaten Klungkung terdapat produsen garam yang masih menggunakan cara-cara tradisional dan sudah berhasil memiliki pangsa pasarnya sendiri.

Kedua desa ini berada di pesisir Pantai Kusamba yang berbatasan dengan Kabupaten Karangasem atau sekitar 40 Km ke arah Timur kota Denpasar.

Dikerjakan Sejak Abad 16

Melansir dari situs indonesia.go.id, proses pembuatan garam Kusamba di Provinsi Bali ini masih tradisional yang sudah berlangsung sejak tahun 1500-an. Setiap petani akan mengambil air laut menggunakan alat tampah atau daun kelapa.

Kemudian air asin itu disiramkan berkali-kali ke atas pasir hitam yang menjadi wadah pembuatan garam. Pasir yang sudah disiram dengan air asin itu lalu dijemur selama kurang lebih dua jam.

Setelah dijemur, pasir tadi dipisahkan bagian atasnya dan dibawa ke penampungan untuk dilakukan penyulingan. Dari penyulingan itu akan menghasilkan air tua yang kemudian di siram dengan air muda atau air pantai tanpa proses penjemuran.

Keesokan harinya dari pagi hingga sore barulah dijemur dalam palungan kelapa untuk melanjutkan proses ke tahap pengkristalan. Apabila cuaca cerah, seluruh proses ini akan bisa selesai dalam 2 hari dan bisa segera dipanen.

Bentuknya Seperti Kristal

Dengan proses yang tradisional, karakteristik dari garam Kusamba ini cenderung berbeda dari garam biasanya. Bentuknya sendiri putih bersih berkilau seperti kristal, lalu butiran-butirannya sedikit lebih besar dari garam pada umumnya.

Paling menarik adalah pada bagian cita rasanya. Garam Kusamba ini memiliki rasa yang tidak terlalu asin, ada sentuhan gurih dalam setiap butirannya. Apabila petani membuatnya menggunakan palung kelapa, maka akan muncul rasa manis.

Percaya atau tidak, dalam setiap proses pembuatan garam Kusamba tidak menggunakan bahan kimia sedikitpun. Para petani juga sempat terheran-heran dengan keunikan garam tersebut. Hal inilah yang menjadi keistimewaan dari garam Kusamba.

Pemasaran Secara Global

Untuk harga garam ini sendiri berkisar Rp30.000 per kilogram, atau sedikit lebih mahal dari garam pabrik yang harganya masih di angka Rp10.000 per kilogram.

Dari segi pemasaran, garam Kusamba ini sudah dijual melalui e-commerce hingga sosial media. Pembelinya pun juga bukan masyarakat lokal saja, melainkan wisatawan mancanegara pun penasaran dengan garam unik lalu membelinya.

Biasanya, para wisatawan mancanegara dengan sengaja datang ke sentra pembuatan garam Kusamba ini untuk melihat secara langsung proses pembuatannya yang dipandu oleh pemandu wisata. Pelanggan garam Kusamba ini kebanyakan berasal dari Prancis dan Jepang.

Permintaan garam-garam tersebut juga datang dari Singapura, sehingga aktivitas ekspor garam Kusamba pun bergerak dinamis. Tentunya garam-garam kristal tadi sudah dikemas secara premium.

Mengenal Keunikan Tradisi Megibung di Kampung Islam Kepaon Bali
Mengenal Keunikan Tradisi Megibung di Kampung Islam Kepaon Bali

Megibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali

Baca Selengkapnya
Mencicipi Perpaduan Rasa Serabi Kalibeluk, Kuliner Legendaris Khas Batang yang Diramu Secara Tradisional
Mencicipi Perpaduan Rasa Serabi Kalibeluk, Kuliner Legendaris Khas Batang yang Diramu Secara Tradisional

Olahan yang berbahan dasar beras dan santan ini menjadi legendaris dan khas karena proses pembuatannya yang masih menggunakan peralatan sederhana

Baca Selengkapnya
Mengintip Produksi Cincau Hitam di Pacitan, Dimasak secara Tradisional tanpa Pengawet Cocok untuk Buka Puasa
Mengintip Produksi Cincau Hitam di Pacitan, Dimasak secara Tradisional tanpa Pengawet Cocok untuk Buka Puasa

Cincau Pacitan ini terjual hingga Bali dan Pekanbaru

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci

Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.

Baca Selengkapnya
Indahnya Lurik Khas Desa Kedungampel Klaten, Dibuat Oleh Warga di Depan Rumah
Indahnya Lurik Khas Desa Kedungampel Klaten, Dibuat Oleh Warga di Depan Rumah

Pembuatan lurik tradisional ini bisa disaksikan langsung di halaman rumah warga di Kedungampel

Baca Selengkapnya
Kenalan dengan Kecap Tradisional Majalengka, Proses Produksinya Tidak Berubah Sejak 1940
Kenalan dengan Kecap Tradisional Majalengka, Proses Produksinya Tidak Berubah Sejak 1940

Kecap khas Majalengka istimewa. Prosesnya masih tradisional sejak 1940 dan bisa tahan hingga dua tahun tanpa pengawet.

Baca Selengkapnya
Bukan Terbuat dari Batu, Intip Uniknya Cobek Khas Kampung Cikanyere Garut
Bukan Terbuat dari Batu, Intip Uniknya Cobek Khas Kampung Cikanyere Garut

Walau terbuat dari kayu, ulekan tradisional khas Cikanyere ini kuat.

Baca Selengkapnya
Pertama Kali Minum Ramuan Tradisional Daun Sambiloto, Prajurit TNI Sampai Batuk-batuk 'Ampun'
Pertama Kali Minum Ramuan Tradisional Daun Sambiloto, Prajurit TNI Sampai Batuk-batuk 'Ampun'

Meski bertubuh tegap nan gagah, sosoknya justru minta 'ampun' usai menenggak segelas jamu.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Pandai Besi di Cipari, Ciptakan Golok Unggul secara Tradisional
Mengunjungi Kampung Pandai Besi di Cipari, Ciptakan Golok Unggul secara Tradisional

Di kampung Cipari ada puluhan perajin golok dengan metode pembuatannya yang masih tradisional.

Baca Selengkapnya