Cara membalut lirik dengan musik yang indah? Simak jawaban Opick
Selalu berhasil dengan musik syahdu dan lirik-lirik yang indah, Opick pun menjelaskan caranya membuat sebuah lagu.
Masih memiliki semangat untuk bermusik, tahun ini Opick kembali meretas album terbarunya yang berjudul SANG MAHA CAHAYA. Berbeda dengan album-album sebelumnya, kali ini Opick berangkat dari sebuah pengalaman yang membuatnya ada dalam fase perenungan sebelum membuat album tersebut.
"(SANG MAHA CAHAYA) Ini, proses album ini khusus. Tadinya saya ketemu seseorang, dia bilang di album sebelumnya, SALAM RINDU YA MUSTHOFA, dia bilang, 'Opick kamu udah selesai di sini, kamu dikit lagi mati', dia Bilang kalo mau karya lagi, cari penderitaan baru. Alhamdulillah menemukan, bisa sampai album SANG MAHA CAHAYA ini. Saya coba cara nyanyi beda nuansa beda, lebih memahami ke dalam diri saya. Ini proses ketiadaan mau nol lagi. Alangkah tak berdayanya saya dalam kehidupan. Setiap langkah saya hanya karena rasa kasihan Allah ke saya. Saya masih diijinkan menyebutkan keagungan dia, satu-satunya tempat bersandar saya," ujarnya saat ditemui di Auditorium Abdul Rahman Saleh, RRI, Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jum'at (3/6) malam.
Walau syahdu dan tentram, rupanya Opick tidak memiliki cara khusus dalam membuat sebuah lagu. Tak terbatas tempat ataupun ruang, Opick bisa mendapat inspirasi di manapun yang ia mau dan langsung merekamnya sebelum membawa lagu tersebut untuk diproses lebih jauh.
"(Proses bikin lagu) Ngalir, kadang syair dulu, kadang lagu dulu, mulai dari apa aja. Dari senandung tiba-tiba di mana, di jalan, di pesawat, di mana aja, ditulis, direkam, Kemudian ketemu musisi terus main," lanjutnya.
Sedangkan dalam proses pembuatan sebuah lagu tersebut, Opick yang dikenal lewat musik syahdu dan lirik-lirik yang indah itu pun mengibaratkannya seperti sebuah pakaian. Dengan tipe yang berbeda-beda, seperti inilah jawaban Opick.
"Musik itu adalah pakaian. Intinya syairnya, niatnya. Manusianya boleh pake kebaya, kerudung panjang, apa saja, yang penting manusianya. Sepanjang 12 album ini saya coba warna-warni pakaiannya. Ada R&B, blues, semi dangdut atau koplo Melayu, yang penting apa yang ingin disampaikan pesannya. Kalo pun ada pakaian yang belum saya coba di album saya itu musik hardcore (sambil tertawa). Yang penting isinya," tandasnya.
(kpl/pur/ntn)
(mdk/kln)