Kisah Hidup Mochtar Embut, Musikus Legendaris Indonesia yang Pilih Hidup dalam Kesunyian
Selama hidupnya, ia menciptakan lebih dari 100 lagu. Lagu ciptaannya cenderung menggambarkan sebuah kehidupan yang sepi.
Selama hidupnya, ia menciptakan lebih dari 100 lagu. Lagu ciptaannya cenderung menggambarkan sebuah kehidupan yang sepi.
Kisah Hidup Mochtar Embut, Musikus Legendaris Indonesia yang Pilih Hidup dalam Kesunyian
Mochtar Embut merupakan salah satu musikus legendaris tanah air. Selama hidupnya, ia menciptakan lebih dari 100 lagu.
Lagu ciptaannya cenderung menggambarkan sebuah kehidupan yang sepi. Ini terpancar dari kepribadiannya yang pemalu dan tak suka publisitas.
Karya-karya musiknya memiliki nada yang lembut dan melodi yang khas. Bahkan ia disebut-sebut sebagai komposer terbesar setelah Cornel Simanjuntak.
-
Di mana contoh musik tradisional Sumut? • Arumba merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang berasal dari Jawa Barat • Angkulung adalah alat musik asal Jawa Barat • Basa-Basi adalah alat musik yang bentuknya seperti terompet asal Sulawesi Selatan • Gamelan Jawa alat musik gamelan yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta
-
Apa profesi Raden Mochtar? Ia aktif menghiasi dunia layar lebar Indonesia pada dekade 1930-an hingga 1990-an.
-
Siapa yang memanfaatkan medium seni musik? Para musisi dapat memanfaatkan berbagai instrumen musik untuk menciptakan komposisi musik yang unik, kemudian merekam karyanya menggunakan teknologi rekaman modern, dan akhirnya menyajikannya dalam konser atau pertunjukan langsung.
-
Bagaimana Sunan Drajat menggunakan musik? Ia adalah sosok wali yang sangat mengagumi musik tradisional, khususnya gamelan, dan ia berusaha keras untuk mempelajarinya. Setelah menguasai alat musik tersebut, Sunan Drajat memanfaatkan gamelan sebagai sarana untuk berdakwah.
-
Kenapa Satria merantau ke Solo untuk sekolah musik? Satria, salah satu siswa ABK di SMK Negeri 8 Surakarta, bercita-cita menjadi seorang musisi. Ia rela jauh-jauh merantau ke Kota Solo untuk bisa bersekolah di SMK Negeri 8 Surakarta karena tak banyak sekolah jurusan musik yang menerima siswa ABK seperti dirinya.
-
Apa itu empet-empetan Sunda? Empet-empetan biasa dimainkan anak-anak para petani di tatar Sunda. Biasanya mereka memainkan ini saat ikut kedua orang tua memanen di lahan persawahan.
Dikutip dari kanal YouTube Penjelajah Waktu, Mochtar Embut dibesarkan dalam keluarga pemusik. Ayahnya merupakan pemain biola, klarinet, dan saxophone. Mochtar Embut sendiri lahir di Makassar pada 5 Januari 1934.
Bakat bermusik Mochtar Embut diturunkan dari ayahnya. Pada usia 5 tahun, ia sudah bisa bermain piano.
Saat menginjak 9 tahun, ia menciptakan lagu anak-anak berjudul kupu-kupu. Pada usia 16 tahun, ia menyelesaikan karya pertamanya untuk piano berjudul “Percakapan dengan Alam”.
Selama belajar musik, Mochtar Embut merupakan seorang otodidak yang keras. Walaupun tak pernah mengenyam pendidikan musik, namun ia dikenal sebagai pencipta lagu yang giat.
Setelah menyelesaikan SMA di Makassar, Moctar Embut pindah ke Jakarta. Ia sempat mengenyam pendidikan di Jurusan Bahasa Prancis Universitas Indonesia. Namun pendidikan itu tidak diselesaikan.
Walaupun ada kesempatan untuk belajar musik ke luar negeri, namun kesempatan itu tidak ia ambil. Pada tahun 1962 misalnya, ia menolak tawaran untuk melanjutkan pendidikan musik di Jepang.
Dikutip dari Wikipedia, lagu-lagu ciptaan Mochtar Embut mencerminkan hidupnya yang sepi, pemalu, dan tidak menyukai publisitas. Ia pun lebih memilih menempatkan diri di balik layar suatu acara. Pada tahun 1971, lagu ciptaan Embut, With the Deepest Love From Jakarta, mendapat penghargaan dalam sebuah festival lagu internasional di Jepang.
Saat itu, para peserta lain baru tahu bahwa pencipta lagu tersebut ada di antara mereka. Mochtar kemudian bertindak sebagai dirigen orkestra yang memainkan lagu ciptaannya. Dengan demikian ia menjadi orang Indonesia pertama yang pernah memimpin orkes simfoni di Tokyo.
Selama hidupnya, ia menulis beberapa lagu yang cukup terkenal. Pada masa konfrontasi dengan Malaysia, ia menciptakan lagu berjudul “Dari Rimba Kalimantan Utara”. Sementara untuk Pemilu 1971, ia menciptakan lagu Mars Pemilu.
Ia pun berhasil menggubah sembilan lagu yang berasal dari sajak penyair WS Rendra. Selain bermusik, Mochtar juga senang melukis.
Dalam hal kehidupan asmara, Mochtar pernah merasakan patah hati. Saat ibunya menawarkan jodoh, ia selalu bilang “ah nanti saja, nanti kayak dulu lagi”.
Untuk gadis pujaannya, Mochtar menulis lagu berjudul “Salam Mesra Buat Halmahera”. Sang gadis yang lahir di Bogor saat itu sedang bermukim di Jalan Halmahera, Semarang.
Selama berkarier di dunia musik, Mochtar Embut merupakan sosok yang bekerja tak kenal lelah. Suatu hari karena kelelahan, ia menderita penyakit liver dan kanker hati.
Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Boromeus, Bandung. Ia pun mengaku mengusahakan segala daya dan upaya demi kesembuhannya.
Namun usahanya tak berhasil. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Borromeus, Bandung, pada 20 Juli 1973.