Sisi Lain Penyanyi Legendaris Gombloh, Tak Betah Kuliah di Jurusan Arsitektur hingga Pernah Berbagi BH ke PSK
Pelantun lagu 'Kebyar-kebyar' ini dikenal sebagai seniman nyentrik

Ia dikenal sebagai seniman nyentrik

Sisi Lain Penyanyi Legendaris Gombloh, Tak Betah Kuliah di Jurusan Arsitektur hingga Pernah Berbagi BH ke PSK

Gombloh bukanlah nama yang asing dalam sejarah blantika musik di Indonesia. Pria kelahiran Jombang Jawa Timur ini dikenal sebagai penyanyi berkepribadian nyentrik.
Profil
Gombloh memiliki nama asli Soedjarwoto Soemarsono. Ia lahir di Kota Santri Jombang pada tahun 1948.
Meskipun lahir di Jombang, Gombloh banyak menghabiskan waktunya semasa hidup di Kota Surabaya.
Mengutip situs student-activity.binus.ac.id, Gombloh dijuluki sebagai penyanyi balada sejati.
Keluarga
Sejak kecil, Gombloh begitu dekat dengan realitas sosial masyarakat kelas bawah.
Ia sendiri lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya berprofesi sebagai penjual daging ayam.
Meski demikian, ayah dan ibunya punya tekad kuat menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.

Sisi Lain
Mengutip Fimela.com, lulus jenjang SMA, Gombloh melanjutkan pendidikan di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Selama kuliah, Gombloh sering membolos. Bahkan, ia juga tidak tertarik menjadi arsitek.
Alih-alih menekuni seluk-beluk arsitektur, Gombloh justru kabur dari Pulau Jawa ke Pulau Bali dan berkesenian di sana.
Tak hanya itu, Gombloh yang dikenal memiliki kepribadian nyentrik ini sangat senang bergaul dengan kaum pinggiran, mulai dari tukang becak hingga pekerja seks komersial (PSK). Gombloh rela menghabiskan uangnya untuk dibagi-bagikan kepada mereka. Pasalnya, ia menganggap mereka semua kawan dan sumber inspirasi lagu-lagunya.
Seorang sahabat Gombloh menceritakan bahwa seniman itu pernah membagi-bagikan BH untuk para PSK. Gombloh juga pernah mendatangi seorang PSK di lokalisasi Jarak, Surabaya, yang sedang sakit dan memberinya uang untuk berobat.
Karya
Syair lagunya banyak terinspirasi dari potret kehidupan rakyat kecil. Ciri khas lagu-lagu Gombloh ialah adanya nilai-nilai nasionalisme. Beberapa contohnya yakni Dewa Ruci, Gugur Bunga,dan Indonesia Kami.
Mengutip Liputan6.com, sepanjang kariernya, Gombloh telah merilis 10 album bersama The Lemon Tree’s Anno ’69 dan 5 album solo karier.

Akhir Hayat
Proses kreatif Gombloh dalam berkarya membuatnya terjebak dalam gaya hidup yang tidak sehat. Setiap hari ia selalu begadang, banyak minum kopi, dan merokok. Ia kemudian didiagnosa mengidap gangguan pada paru-parunya.
Pertahanan tubuh Gombloh ambruk. Ia meninggal dunia pada 9 Januari 1988, yakni saat usianya 44 tahun. Jenazahnya dimakamkan di kompleks makam Islam Tembok Kota Surabaya.
