Nama RIHLAH, yang diambil dari bahasa Arab dan berarti perjalanan mencari ilmu serta pencerahan spiritual, mencerminkan esensi album ini sebagai hasil dari pengalaman dan perjalanan hidup Bisma Karisma.
Namanya Terinspirasi Bahasa Arab, 11 Potret Bisma Karisma dari Album 'RIHLAH'
"Rihlah adalah perjalanan saya untuk mengenal Nusantara lebih dalam, terutama setelah pandemi," ungkap Bisma di kantor Kapanlagi Youniverse, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2024).
"Saya senang mempelajari sejarah dan budaya luhur Nusantara. Bagi saya, penting untuk tidak hanya hidup di masa kini, tetapi juga memahami apa yang dibawa dari masa lalu dan bagaimana kita bisa meneruskannya," tambah Bisma.
Bisma Karisma bekerja sama dengan Lafa Pratomo sebagai produser dalam pembuatan album ini, yang menampilkan delapan lagu.
Ada satu lagu dalam album ini yang dikerjakan bersama Alyuadi dari Heals dan Rizky Parada dari Gaung. Sentuhan unik dari para produser ini memberikan nuansa khas pada setiap lagu.
" loading="lazy">
Salah satu lagu yang menarik perhatian dalam album ini adalah "Angin," sebuah daur ulang dari karya seniman legendaris asal Bandung, Harry Roesli.
" loading="lazy">
"Malam" menjadi lagu utama dalam album ini karena berhasil menggambarkan eksplorasi musikal dan lirik yang penuh ekspresi dan makna.
Dengan RIHLAH, Bisma menunjukkan transformasi musiknya dari gaya ceria SM*SH ke arah yang lebih eksploratif dan reflektif, mengusung nuansa yang lebih ekspresif dalam album ini.
"Ya ibaratnya kan SM*SH, ya saya itu benar-benar, ya Bisma ya tetap seperti itu. Tapi perjalanan Bisma-Karisma ini mungkin di kesunyian, di keramaian," jelasnya.
Bisma berharap album RIHLAH bisa menjadi panduan perjalanan bagi pendengarnya dalam proses penemuan diri mereka.
"Di masa sekarang, segalanya serba cepat. Jarang ada waktu untuk bertanya kepada diri sendiri atau memahami apa yang benar-benar diinginkan. Saya berharap album ini bisa membantu orang-orang menemukan jawabannya," kata Bisma.
" loading="lazy">
" loading="lazy">
