Berakar dari Karya Sastra Daerah, Intip Uniknya Tembang Batanghari Sembilan Khas Sumatera Selatan
Lagu yang diiringi dengan petikan gitar akustik ini membawa nuansa romantik, melankolis, dan naturalistik yang berakar dari karya sastra atau Rejung.
Lagu yang diiringi dengan petikan gitar akustik ini membawa nuansa romantik, melankolis, dan naturalistik yang berakar dari karya sastra atau Rejung.
Berakar dari Karya Sastra Daerah, Intip Uniknya Tembang Batanghari Sembilan Khas Sumatera Selatan
Tiap penjuru daerah di Indonesia tentunya memilik lantunan lagu-lagu yang lahir dari sebuah karya sastra. Penciptaan lagu tentunya tidak lepas dari kebudayaan yang sudah mengakar di dalam lapisan masyarakat dan selalu dinyanyikan dalam keadaan tertentu. (Foto: Pixabay)
-
Di mana contoh musik tradisional Sumut? • Arumba merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang berasal dari Jawa Barat • Angkulung adalah alat musik asal Jawa Barat • Basa-Basi adalah alat musik yang bentuknya seperti terompet asal Sulawesi Selatan • Gamelan Jawa alat musik gamelan yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta
-
Siapa pencipta Tari Sulintang? Melalui tangan dingin Raden Tjetje Soemantri, tari Sulintang ini lahir.
-
Bagaimana ciri khas Pantun Bahasa Ngapak Tegal? Tegal merupakan daerah yang sangat dikenal dengan aksen ngapak yang menonjol. Bahkan seseorang yang mendengar orang lain yang menggunakan dialek ngapak pasti akan terpikir bahwa ia berasal dari Tegal.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Apa keunikan Tari Pisang Jambi? Jambi memiliki beragam kesenian tradisional yang sampai ini masih terus dilestarikan, salah satunya Tari Pisang. Tari Pisang merupakan tarian yang lahir dan populer di Desa Air Batu, Kecamatan Tanah Pemberap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
-
Apa itu Songket Palembang? Salah satu kekayaan budaya tradisional di Sumatra Selatan yaitu Songket Palembang.
Begitu juga dengan kesenian yang berada di Provinsi Sumatera Selatan, salah satunya Tembang Batanghari Sembilan.
Tembang Batanghari Sembilan adalah jenis musik tradisional yang menggunakan vokal manusia dan gitar akustik. Musik ini memiliki ciri khas yang unik dari daerahnya sendiri.
Bentuk kesenian tradisional yang satu ini masih berakar kuat dari budaya lokal yang berbasis dengan alam. Dalam pembawaannya, Tembang Batanghari Sembilan menghadirkan nuansa romantik, melankolis, dan juga natural namun dibalut dengan gaya yang khas.
Berakar dari Rejung
Dilansir dari situs giwang.sumselprov.go.id, Tembang Batanghari Sembilan berakar kuat dari Rejung atau pantun atau sastra tutur di Basemah.
Pada mulanya Rejung ini diiringi dengan instrumen musik-musik tradisional dengan lantunan irama yang berkarakter.
Seiring berjalannya waktu, Rejung mulai diiringi dengan alat musik sederhana hanya saja lebih beragam. Alat pengiringnya itu rata-rata terbuat dari bahan yang mudah ditemukan, seperti bambu, kulit binatang, besi, dan bahkan ada yang terbuat dari daun atau disebut dengan Carak.
Pengaruh Bangsa Barat
Lahirnya kesenian tradisional daerah tentu sudah sejak zaman nenek moyang. Tentu saja peluang terpapar oleh budaya-budaya dari luar pun cukup besar dan tidak bisa dihindari, begitu juga dengan Tembang Batanghari Sembilan ini.
Dalam soal iringan musik, penggunaan gitar akustik ini dimulai sejak bangsa Barat mulai datang ke Nusantara. Pada akhirnya dalam setiap menyanyikan Tembang Batanghari Sembilan selalu menggunakan gitar akustik yang terjadi akibat pengaruh dari bangsa Barat.
Sejak penggunaan gitar akustik, alat-alat musik tradisional yang semula menjadi alat untuk pengiring justru ditinggalkan, hanya Ginggung yang masih bertahan.
Terbagi Beberapa Sub-genre
Dalam perkembangannya, Tembang Batanghari Sembilan kemudian terbagi ke dalam beberapa sub-genre, mulai dari Rejung, Tige Serangkay, Antan Delapan Gitar Tunggal atau akustik.
Tembang Batangari Sembilan terkadang dibawakan dengan nasihat-nasihat keagamaan, nilai dan norma dalam adat istiadat serta bisa dibawakan dengan pantun-pantun lucu maupun romantis untuk lawan jenis.
Isi dari tembang tersebut bertujuan untuk media komunikasi antara orang tua dengan kaum muda serta antara muda-mudi yang memadu kasih. Bahkan, tembang ini berisikan pesan-pesan untuk pemerintah dalam menyampaikan aspirasi, ucapan terima kasih, hingga kritik dan saran.
Desa Muara Kuang
Popularitas Tembang Batanghari Sembilan mulai meningkat setelah desa Muara Kuang mempopulerkan tembang ini yang disebut dengan Tembang Nasib. Sejak tahun 1970-an sampai sekarang tembang tersebut sudah memiliki ciri khas yang diiringi tari daerah dan lagu.
Syair Tembang Batanghari Sembilan yang pertama tercipta yaitu "Muara Kuang Enam Belas Dusun, lima di kuang sebelas di Ogan, Dusun Muara Kuang mintak disusun, banyak kekurangan serbe ketinggalan".