Jatuh Bangun Pak Tarno Pesulap Legend yang Jatuh Miskin Akibat Ditipu Manajer, Kini Jualan Mainan Demi Menyambung Hidup
Pak Tarno, pesulap terkenal yang kini berjuang melawan stroke, terlihat berjualan mainan dari kursi roda.
Sutarno, yang lebih dikenal dengan nama Pak Tarno dikenal sebagai seorang pesulap legendaris yang terkenal dengan gaya humorisnya. Saat ini, ia sedang berjuang melawan dampak stroke yang telah mengubah hidupnya secara drastis.
Dalam sebuah video yang menjadi viral, terlihat Pak Tarno berjualan mainan di depan sebuah sekolah dasar sambil duduk di kursi roda. Hal ini menunjukkan semangat juang yang tak pernah padam meskipun kondisinya semakin melemah. Pak Tarno tetap berusaha mencari nafkah dengan berkeliling menjual mainan ke sekolah-sekolah di wilayah Jakarta.
- Kisah Hidup NH Dini Penulis Legendaris Asal Semarang, Mantan Pramugari yang Hidup Berkelana di Luar Negeri
- Dikabarkan Terkena Stroke , Potret Pak Tarno Tetap Profesional Mainkan Sulap Meski Duduk di Kursi Roda
- Profil Pak Tarno Pesulap 'Bim Salabim Jadi Apa Prok-Prok-Prok', Tampil dengan Kursi Roda Usai Idap Stroke Empat Kali
- Pesan Tegas Kasad Maruli ke Perwira Muda: Kalau Anak Buah Salah Jangan Langsung Marah dan Ditindak Fisik
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @slamettato1 dan telah menyentuh banyak hati, memperlihatkan perjalanan hidupnya yang penuh liku-liku. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang karena ketangguhan dan dedikasinya untuk terus bekerja meskipun dalam keadaan sulit.
Lahir di Brebes Tahun 1950
Sutarno, yang akrab disapa Pak Tarno, merupakan seorang pesulap dan penyanyi legendaris yang berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Ia lahir pada tanggal 6 September 1950 dan telah menjadi ikon dalam dunia hiburan Indonesia.
Dengan keahlian sulap yang memukau dan suara yang merdu, Pak Tarno telah menghibur banyak orang selama bertahun-tahun. Kariernya yang cemerlang menjadikannya salah satu tokoh yang tidak terlupakan dalam sejarah seni pertunjukan di tanah air.
Perjalanan Karier Pak Tarno
Pak Tarno menempuh perjalanan karier yang panjang dan berwarna. Dia memulai kariernya dari posisi yang sederhana dan perlahan-lahan naik ke posisi yang lebih tinggi.
Sejak memulai kariernya, ia telah menjadi salah satu entertainer paling terkenal di Indonesia. Dengan menggabungkan seni sulap dan elemen komedi, setiap penampilannya selalu dinanti-nanti oleh publik.
Selama berkarier, Pak Tarno tidak hanya dikenal di panggung sulap, tetapi juga menjelajahi dunia musik sebagai seorang penyanyi. Ia telah berpartisipasi dalam berbagai acara televisi dan pertunjukan seni, menciptakan momen-momen yang tak terlupakan bagi para penonton.
Ditipu Manajer
Keuangan Pak Tarno saat ini berada dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Ia menyatakan semua penghasilannya selama berkarier di televisi telah habis dan saat ini ia tidak memiliki tabungan sama sekali. Keadaan ini semakin buruk ketika manajernya, Koji, melakukan penipuan dan membawa lari uang sebesar Rp100 juta.
Pak Tarno merasakan dampak yang signifikan dari situasi ini. Dengan tidak adanya simpanan dan kehilangan uang yang cukup besar, ia harus berjuang lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hal ini tentu menjadi beban mental yang berat baginya, terutama di tengah kondisi keuangan yang tidak stabil.
Perjuangan Pak Tarno Melawan Stroke
Setelah mengalami 4 kali stroke, Pak Tarno kini harus menggunakan kursi roda dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Walaupun kondisi fisiknya semakin menurun, ia tetap bertekad untuk meneruskan hidup dengan cara yang berbeda.
Sekarang Jualan Mainan di Depan Sekolah
Dengan dukungan dari istrinya, Dewi, serta rekannya, Slamet, Pak Tarno mengelola lapak mainan yang terletak di depan SDN 09 Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Aktivitasnya yang terekam dalam video ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat, tetapi juga memberikan inspirasi kepada banyak orang mengenai cara menghadapi tantangan hidup dengan semangat yang membara.
Tetap Semangat Menjalani Hidup
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Pak Tarno tetap berusaha untuk bangkit dan tidak menyerah. Berjualan mainan di depan sekolah tidak hanya memberi Pak Tarno sumber pendapatan, tetapi juga kebahagiaan.
Ia menikmati setiap momen berinteraksi dengan anak-anak, yang memberikan warna baru dalam hidupnya dan menjadi penyemangat untuk terus melangkah maju.