CEK FAKTA: Belum Ada Bukti Brotowali Sebagai Obat Corona
Informasi brotowali sebagai pengobatan Corona adalah belum terbukti. Biasanya brotowali digunakan sebagai obat demam, kolera, rematik, penyakit kuning dan diabetes tipe II
Informasi tentang khasiat brotowali yang disebut-sebut bisa menjadi obat untuk sembuhkan Corona beredar di media sosiak Facebook. Informasi tersebut sekaligus menyebutkan cara membuat ramuan brotowali.
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Apa saja ciri dari kalimat fakta? Ciri kalimat fakta dan opini dapat diketahui dengan cara memahami fakta terlebih dahulu. Beberapa ciri kalimat fakta yaitu sebagai berikut:• Bersifat obyektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi dengan gambar obyek.* Biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H.* Berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan).* Mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya. * Informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya.* Menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi.* Dikumpulkan dari nara sumber yang terpercaya.* Dapat dibuktikan kebenarannya.
-
Apa saja ciri-ciri utama kalimat fakta? Ciri-ciri kalimat fakta dan opini tersebut bisa diketahui dengan memahami fakta terlebih dahulu. Adapun ciri-ciri dari kalimat fakta yakni sebagai berikut, Bersifat obyektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi dengan gambar obyek.Biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H.Berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan).
-
Apa bedanya fakta dan opini? Fakta dan opini merupakan dua hal yang sering dikaitkan satu sama lain. Dua kata ini sering kali disebut dalam berita, berbagai macam buku, hingga jurnal penelitian. Bukan hanya itu, fakta dan opini juga sering dibahas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai topik.Dalam hal ini, fakta dan opini adalah dua hal yang berbeda, bahkan saling bertolak belakang.
"Obat Corona
A.brotowali
B.1.berdo'a
2.bersedekah
3.beristiqfar
-ambil brotowali seukuran jari tengah pasien.
-dipotong tipis-tipis.
-direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai mendidih.
-setelah dingin diminum untuk satu hari.
-lakukan sampai pasien sembuh.
...insyaALLAH."
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, belum ada bukti tentang khasiat brotowali sebagai obat Corona. Dalam artikel AFP Fact Check berjudul "Philippine health experts dismiss misleading online claim that tinospora crispa plants can treat novel coronavirus" pada 5 Februari 2020, dijelaskan bahwa untuk menyembuhkan Corona harus dengan antibiotik.
Dr. Ferdinand De Guzman, a spokesperson for Philippines’ San Lazaro Hospital, a national center for infectious diseases, told AFP on February 4, 2020 that online claims about using the sap of tinospora crispa to treat novel coronavirus were inaccurate.
He said: “The novel coronavirus is a virus so an antibiotic would have no effect.”
Dr. Jaime Purificacion from the University of the Philippines’ Institute of Herbal Medicine told AFP by phone on February 3, 2020 there was no scientific basis in claims that tinospora crispa was effective in treating novel coronavirus.
“Our indication for [medical benefits of] makabuhay is [only] for scabies,” he said.
He also strongly advised the public against putting plant sap in the eyes.
“The eyes are a sensitive organ of the body. It’s dangerous because there are no safety studies,” he added.
This WHO information sheet also says antibiotics are ineffective in treating the new coronavirus strain.
It states: "No, antibiotics do not work against viruses, only bacteria. The new coronavirus (2019-nCoV) is a virus and, therefore, antibiotics should not be used as a means of prevention or treatment."
Berikut terjemahannya:
Ferdinand De Guzman, juru bicara Rumah Sakit San Lazaro Filipina mengatakan kepada AFP bahwa informasi yang beredar di media sosial tentang penggunaan getah tinospora crispa atau brotowali untuk mengobati coronavirus baru tidak akurat.
"Coronavirus novel adalah virus sehingga antibiotik tidak akan berpengaruh," katanya.
Jaime Purificacion dari Institut Obat Herbal Universitas Filipina mengatakan kepada AFP melalui telepon pada 3 Februari 2020, bahwa tidak ada dasar ilmiah yang menyatakan bahwa brotowali efektif dalam mengobati virus corona baru.
Jaime juga sangat menyarankan agar masyarakat tidak menaruh getah tanaman di mata.
“Mata adalah organ tubuh yang sensitif. Ini berbahaya karena tidak ada penjelasan keamanan," tambahnya.
Kemudian dalam artikel litbang. pertanian.go.id, dijelaskan bahwa brotowali sering digunakan sebagai obat untuk demam, kolera, rematik, penyakit kuning dan diabetes tipe II. Bahan aktif yang terkandung di dalam akar, batang, daun, buah dan bunga brotowali, yang dapat mengendalikan OPT di antaranya adalah alkaloid, tanin, saponin, glikosida, terpenoid dan flavonoid beserta turunannya.
Kesimpulan
Informasi brotowali sebagai pengobatan Corona adalah belum terbukti. Biasanya brotowali digunakan sebagai obat demam, kolera, rematik, penyakit kuning dan diabetes tipe II.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)