CEK FAKTA: Hoaks Terlalu Sering Tes PCR Bisa Menimbulkan Magnet di Dahi
Informasi terlalu sering tes PCR dapat menimbulkan magnet di dahi seseorang adalah hoaks. Tes PCR tidak menimbulkan magnet di dahi maupun tubuh manusia
Sebuah video memperlihatkan seorang pria menempelkan kunci berbahan besi ke dahinya. Pria dalam video mengklaim terlalu sering tes PCR menyebabkan dahinya seperti magnet, bisa menempelkan kunci berbahan besi.
"Ini cukup mengejutkan. Ini menunjukkan mengapa kita harus menolak saat akan dites Covid-19. Orang dalam video tersebut belum tertular Covid-19. Tapi dia sudah melakukan tes swab Covid-19 dua kali seminggu selama setahun. Akibatnya, dahinya menjadi magnet," tulis pengunggah video dalam bahasa Korea.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa saja jenis es permen karet viral yang bisa kita coba? Seperti beberapa waktu terakhir, sempat viral es permen karet dengan tampilan warna yang cerah dan cantik. Bukan hanya itu, aroma dari es permen karet ini juga sangat khas. Jika tertarik, terdapat beberapa resep es permen karet viral yang bisa Anda coba. Mulai dari es permen karet lumut, es permen karet kolang-kaling, es permen karet boba, hingga es permen karet nangka.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
Penelusuran
Dari hasil penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel AFP Fact Check berjudul "Coronavirus tests do not make your forehead magnetic" pada 2 Juni 2021, dijelaskan bahwa tidak ada penelitian mendasar terkait video tersebut.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menyebutkan bahwa sering melakukan tes PCR dapat menimbulkan magnet di tubuh adalah tidak berdasar dalam sains dan tidak masuk akal.
Para ahli juga menekankan bahwa tes PCR tidak menyentuh dahi seseorang.
“Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus corona, petugas kesehatan menggunakan swab dengan poros panjang untuk mengikis bagian belakang nasofaring seseorang dengan lembut. Nasofaring adalah bagian atas tenggorokan, tepat di belakang hidung,” kata Departemen Biokimia Universitas Otago dalam situsnya.
Kesimpulan
Informasi terlalu sering tes PCR dapat menimbulkan magnet di dahi seseorang adalah hoaks. Tes PCR tidak menimbulkan magnet di dahi maupun tubuh manusia. Karena saat PCR, poros kecil hanya menjangkau Nasofaring, yakni bagian atas tenggorokan, tepat di belakang hidung
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/lia)