CEK FAKTA: Kabar Harimau Sumatera Berkeliaran di Duri Riau Hoaks
Informasi maupun berita beredar di media sosial tentang harimau Sumatera berkeliaran di daerah Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Ternyata kabar itu tidak benar atau hoaks.
Informasi maupun berita beredar di media sosial tentang harimau Sumatera berkeliaran di daerah Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Ternyata kabar itu tidak benar atau hoaks.
Wartawan Antara di Pekanbaru telah melakukan klarifikasi kepada aktivis lingkungan dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Senin (9/12). Kesimpulannya, tidak benar informasi yang menyebutkan adanya sosok Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) berkeliaran di Duri.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana Gatotkaca dari Sukoharjo melawan hoaks? Danar mengatakan, tempat paling tepat untuk menanyakan kebenaran terkait berita yang mereka peroleh adalah tempat di mana mereka menuntut ilmu, seperti melakukan diskusi atau sharing dengan guru terkait berita yang mereka dapatkan.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
"Kalau dari jejak, itu tapir bukan harimau. Tapi informasi beredar di masyarakat sudah ditambah-tambahin. Misalkan ada yang lihat jejak, orang bilang jejak harimau, jadi bertambah-tambah," kata Direktur Program Rimba Satwa Foundation (RSF), Zulhusni, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru.
Informasi yang salah tentang harimau Sumatera tersebut kini menjadi perhatian cukup serius dari pihak kelurahan, kepolisian, dan aktivis seperti RSF dan Hipam. Menurut dia, informasi hoaks yang meresahkan masyarakat ini bukan pertama kali terjadi di daerah itu.
Penyebaran berita hoaks tersebut menyebar luas via media sosial. Ada pihak yang menghebohkan isu tersebut dengan mengaitkannya dengan kasus harimau di Pagar Alam Provinsi Sumatera Barat, Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
"Di media sosial itu dibesar-besarkan, disangkutpautkan, misalkan video (harimau) di Kampar itu dibilang di Duri dan jadi heboh," ujarnya.
Halusinasi, Suara Gajah Dikira Harimau
Kejadian terbaru ketika pegawai perusahaan PT Supraco mengaku mendengar suara harimau di dekat Polsek Mandau, daerah Duri, Bengkalis. Dia mengatakan tim dari Hipam kebetulan sedang patroli di daerah itu mengidentifikasi gajah sumatera liar, bukan harimau.
"Jelas-jelas itu suara gajah, tapi karena sudah halusinasi karena takut, suara gajah dibilang suara harimau," katanya.
Dia menyayangkan informasi hoaks yang beredar merugikan masyarakat setempat karena warga kini takut untuk pergi ke ladang.
Sementara itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau juga memastikan bahwa informasi harimau di daerah Duri adalah tidak benar.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BBKSDA Riau, Bintang Hutajulu, mengatakan berita tentang harimau di daerah tersebut sudah menyebar sejak dua minggu lalu.
Tim dari BBKSDA Riau sudah melakukan pengecekan ke lokasi, ternyata yang ditemukan warga bukan jejak harimau.
"Sudah kita tindak lanjuti, ternyata jejak tapir. Namun masyarakat masih saja kurang percaya, padahal sudah kita sosialisasikan ke RT, RW, Babinkamtibnas, dan masyarakat yang ketemu diduga Harimau. Tapi tidak apalah ada peringatan dari lurah, sehingga masyarakat beraktifitas secara hati-hati dan juga tidak asal memburu satwa liar dilindungi maupun tidak dilindungi," kata Bintang Hutajulu.