CEK FAKTA: Menelusuri Klaim Ridwan Kamil Soal Sodetan Cisangkuy Kurangi Banjir
Adanya sodetan Cisangkuy ini memang mengurangi intensitas banjir, dari semula 5 kecamatan di Kabupaten Bandung, kini hanya tiga kecamatan di Kabupaten Bandung yang tergenang banjir
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim sodetan Cisangkuy mampu mengurangi banjir di sekitar Bandung Selatan. Menurutnya, sodetan Cisangkuy mengurangi luas banjir dari semula 370 hektar menjadi 70 hektare.
Sodetan Cisangkuy sepanjang 1,7 kilometer yang dibangun Kementerian PUPR membuat aliran sungai menjauhi permukiman hingga bertemu dengan Sungai Citarum.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Siapa yang menyambut Ridwan Kamil di Cagar Budaya Setu Babakan? Kedatangannya itu langsung disambut oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke, Rabu (4/9).
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Apa yang Ridwan Kamil sampaikan kepada JK dalam pertemuan mereka? “Saya sudah sampaikan saya memuliakan semua program gubernur sebelumnya, siapapun itu selama baik kita lanjutkan,” kata RK kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/9).
-
Apa yang dilakukan Ridwan Kamil dan Foke di Cagar Budaya Setu Babakan? Tiba di lokasi, RK didampingi Foke langsung mengelilingi Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi dan Museum Betawi.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
Mengutip situs Kementerian PUPR berjudul "Siap Diresmikan, Floodway Cisangkuy Akan Tambah Kapasitas Penanganan Banjir di Bandung" pada 2 Desember 2020, sodetan Cisangkuy dibangun untuk mengurangi banjir di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.
"Floodway (sodetan) Cisangkuy ini sudetan untuk masuk ke Sungai Citarum di hilir Dayeuhkolot yang langganan banjir. Debit banjir akan kita alirkan ke sodetan Cisangkuy sekitar 200 m3/detik, sehingga yang lewat Sungai Cisangkuy yang asli hanya 5 m3/detik. Ini akan mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot," tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Kepala BBWS Citarum Anang Muchlis juga mengatakan, dengan beroperasinya Terowongan Nanjung yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada Januari 2020 dan sodetan Cisangkuy membuat banjir di sekitar Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung berkurang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Benarkah banjir di Kabupaten Bandung berkurang setelah dibangun sodetan Cisangkuy?
- Banjir di Kabupaten Bandung Sebelum Ada Sodetan Cisangkuy
Pada 26 Januari 2020, banjir melanda 4 kecamatan di Bandung Barat. Korban bertambah dari 40.844 jiwa menjadi 60.055 jiwa. Bertambahnya jumlah warga terdampak banjir karena akibat meluasnya area banjir di wilayah Bandung Selatan sejak sejak Kamis (23/1).
"Jumlah warga terdampak banjir di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Rancaekek ialah 17.998 KK (kepala keluarga) atau 60.055 jiwa," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu.
Ketinggian air di sejumlah lokasi ada yang mencapai dua meter seperti di Kecamatan Dayeuhkolot, tinggi muka air (TMA) antara 10-200 cm dan di Kecamatan Baleendah TMA antara 20-200 cm.
Hujan dengan intensitas yang tinggi di hampir semua wilayah Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung dan debit air yang meningkat dari sungai Citarum dan Cikapundung yang menjadi penyebab banjir di 4 kecamatan di Bandung Selatan.
Pada 2 Mei 2020, banjir melanda 5 kecamatan di Bandung Selatan. Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur Bandung selatan dan mengakibatkan Sungai Citarum meluap. Banjir merendam 21.888 rumah, dan 24.898 kepala keluarga atau 81.088 jiwa terdampak banjir.
Manajer Pusdalops BPBD Jabar Budi Budiman Wahyu mengatakan, banjir di wilayah Kabupaten Bandung meliputi lima kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Baleendah, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Bojongsoang, dan Kecamatan Banjaran, mengutip liputan6,com berjudul "Banjir Landa 5 Kecamatan di Bandung Selatan, 81.088 Jiwa Terdampak" pada 2 Mei 2020.
Adapun kondisi terkini terkait banjir, sejumlah ruas jalan masih digenangi air dan belum bisa dilalui. Di Jalan Raya Banjaran-Dayeuhkolot, tinggi muka air (TMA) masih berkisar antara 10-120 sentimeter. Kemudian di Jalan Raya Ciparay-Dayeuhkolot TMA mencapai 10-150 sentimeter.
Selanjutnya, Jalan Andir-Katapang (60-250 sentimeter), Jalan Raya Depan Metro (10-110 sentimeter), dan Jalan Raya Dayeuhkolot depan Masjid Ash-Shopia (10-100 sentimeter).
- Banjir di Kabupaten Bandung Setelah Sodetan Cisangkuy Dibangun
Pada Maret 2021, banjir melanda 5 kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Baleendah, Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Cicalengka, dan Kecamatan Rancaekek. banjir terjadi setelah hujan deras selama lebih dari 5 jam.
Mengutip liputan6.com berjudul "Hujan Deras Berjam-jam, 5 Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir" pada 26 Maret 2021, ketinggian air banjir berada di Kecamatan Dayeuhkolot kisaran 10-110 centimeter.
Kemudian di Kecamatan Baleendah setinggi 20-110 centimeter, Kecamatan Cicalengka tinggi air dikisaran 30–40 centimeter, Kecamatan Bojongsoang setinggi 10-40 centimeter, dan Kecamatan Rancaekek setinggi 40-100 centimeter.
Pada 25 Mei 2021, banjir melanda 4 kecamatan di Kabupaten Bandung. Banjir terjadi karena debit air sungai Citarum dan anak sungai Citarum meluap.
Menurut Jubir BPBD Jabar, Hadi Rachmat, keempat wilayah yang terdampak di Kabupaten Bandung itu adalah Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, dan Margahayu. Dampak yang ditimbulkan akses mobilitas warga dan ribuan rumah terendam., mengutip suaramerdeka.com berjudul "Hujan Semalaman, 4 Kecamatan di Bandung Selatan Dilanda Banjir".
Pada 20 Juni 2021, banjir juga melanda 3 kecamatan di Kabupaten Bandung. Mengutip situs BNPB, tiga kecamatan terdampak banjir antara lain Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Baleendah, dan Kecamatan Bojongsoang. Banjir terjadi karena aliran anak Sungai Citarum meluap. Sementara Tinggi Muka Air (TMA) bervariasi antara 50 cm hingga 60 cm.
Hingga Senin (21/6) siang, banjir masih menggenangi wilayah tersebut namun air sudah mulai berangsur surut.
Pada 3 November 2021, banjir kembali melanda 3 kecamatan di Kabupaten Bandung. Tiga kecamatan itu, yakni Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Baleendah, dan Kecamatan Bojongsoang.
Menurut data BPBD, banjir yang menggenangi tiga kecamatan tersebut setinggi 10 cm sampai 1,5 meter.
"Di Dayeuhkolot (genangan) tingginya sudah turun jadi 30 cm, sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung Hendra Hidayat, mengutip antaranews berjudul "Banjir menyebabkan jalanan tergenang di Bandung Selatan" pada 3 November 2021.
Dari data-data yang dirangkum merdeka.com, tiga kecamatan yang paling sering dilanda banjir yakni Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Baleendah, dan Kecamatan Bojongsoang. Bahkan ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. Banjir terjadi karena hujan deras hingga debit air sungai Citarum dan anak sungai Citarum meluap.
Adanya sodetan Cisangkuy ini memang mengurangi intensitas banjir, dari semula 5 kecamatan di Kabupaten Bandung, kini hanya tiga kecamatan di Kabupaten Bandung yang tergenang banjir. Meski begitu, ketinggian banjir masih belum teratasi. Menurut data terakhir, banjir masih mencapai 1,5 meter pada November 2021.
Kemudian, menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, sodetan Cisangkuy dibuat untuk mengurangi "beban" sungai Citarum yang sering meluap di kecamatan Dayeuhkolot dan kecamatan Baleendah. Namun, sungai Citarum masih terus meluap imbas tidak mampu menampung debit air yang melimpah.
(mdk/noe)