CEK FAKTA: Penjelasan Dinkes Semarang Soal Viral Video Penyuntikan Vaksin Kosong
Saat petugas melakukan aspirasi (tarikan di awal suntikan), terlihat ada sedikit darah sehingga petugas mencabut kembali suntikkan karena berisiko masuk ke pembuluh darah. Jarum suntik juga sudah diisi vaksin. Dengan demikian, tidak benar petugas menyuntikkan vaksin kosong.
Beredar video kegiatan vaksinasi Covid-19 anak usia 6-11 tahun di satu sekolah swasta di Semarang, Jawa Tengah. Penyuntikan vaksin dalam video tersebut jadi perbincangan karena diduga vaksinator tidak melakukan suntikan serta disebut pula alat suntik yang digunakan dalam keadaan kosong.
Dalam video terlihat petugas menyuntikkan jarum ke anak perempuan. Namun, seketika petugas langsung mencabut jarum suntik tersebut.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
Penelusuran
Dinas Kesehatan Kota Semarang, sudah memberikan klarifikasinya. Menurut Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam kejadian tersebut ada miskomunikasi. Petugas sudah melakukan penyuntikan sesuai SOP antara lain menggunakan handglove dan handsanitizer.
Saat petugas melakukan aspirasi (tarikan di awal suntikan), terlihat ada sedikit darah sehingga petugas mencabut kembali suntikkan karena berisiko masuk ke pembuluh darah.
Dengan pertimbangan tersebut, petugas menunda penyuntikan vaksinasi dosis kedua pada siswa. Namun, petugas tidak menyampaikan hal tersebut kepada orangtua maupun pihak sekolah.
"SOP vaksinasi sudah berjalan dengan benar. Pakai handglove, jarum suntik diisi vaksin. Karena diaspirasi, tidak jadi masuk. Yang jadi permasalahan, di belakang sudah numpuk banyak, jadi tidak disampaikan langsung kepada orangtua yang bersangkutan. Karena divideo, kemudian menjadi berkembang. Malamnya, begitu saya tahu, saya perintah besok pagi harus ke TKP untuk menjelaskan secara rinci," jelas Hakam, dilansir dari situs resmi Pemerintah Kota Semarang, Rabu (26/1/2022).
Dinas Kesehatan telah menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pendampingan kepada puskesmas penyelenggara vaksinasi untuk menyampaikan kronologi kejadian. Orangtua siswa pun telah menerima penjelasan terkait kejadian tersebut. Vaksinasi ulang dosis kedua telah dilakukan dan disaksikan langsung oleh perwakilan sekolah dan orangtua.
"Selasa kemarin alhamdulillah dengan edukasi yang kami lakukan, si anak kami beri dosis kedua," ucapnya.
Kesimpulan
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengklarifikasi bahwa jarum suntik sudah diisi vaksin. Namun, saat petugas melakukan aspirasi (tarikan di awal suntikan), terlihat ada sedikit darah sehingga dicabut kembali karena berisiko masuk ke pembuluh darah. Dengan demikian, petugas tidak menyuntikkan vaksin kosong.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
http://semarangkota.go.id/p/3297/dinkes_klarifikasi_video_viral_vaksinasi_anak_di_sekolah
(mdk/lia)