CEK FAKTA: Sosok Shuniyya Ruhama, Transgender Pembatik Sukses dan Tidak Terkait PKI
Potongan gambar yang menyebutkan nama Shuniyya Ruhama, waria yang dipromosikan NU sebagai ustadzah untuk bela PKI adalah tidak benar
Beredar potongan gambar yang menyebutkan nama Shuniyya Ruhama, waria yang dipromosikan NU sebagai ustadzah untuk bela PKI. Gambar tersebut beredar di media sosial Facebook dan WhatsApp.
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Apa itu gender dysphoria? Gender dysphoria mengacu pada perasaan tertekan dan ketidaknyamanan yang dialami seseorang ketika jenis kelamin yang ditetapkan tidak sesuai dengan identitas gender yang mereka miliki.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Apa contoh kalimat fakta yang menunjukkan ciri khas dari negara Indonesia? Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas lima pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa.
-
Siapa yang terpengaruh dengan perubahan peran gender di Indonesia? Terdapat perubahan dalam peran gender yang juga mempengaruhi sosial budaya Indonesia. Wanita tidak lagi terbatas pada tugas rumah tangga, melainkan juga aktif dalam dunia kerja dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan keluarga. Hal ini mengubah pola hubungan dalam keluarga serta pola kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
"Hanya di NU yg bisa promosikan bencong jadi ustadzah demi bela PKI".
Dalam potongan gambar tersebut, terdapat tautan berita https://www.jpnn.com/news/shuniyya ruhama-perempuan-transgender-yang piawai-ilmu-batik.
Penelusuran
Merdeka.com melakukan penelusuran dengan membuka tautan berita yang muncul dalam potongan gambar tersebut. Tautan berita tersebut mengarah ke situs berita jpnn.com berjudul "Shuniyya Ruhama, Perempuan Transgender yang Piawai Ilmu Batik" pada 29 Januari 2012.
Dalam berita jpnn.com tersebut, dijelaskan bahwa Shuniyya Ruhama adalah sosok pembatik yang sukses. Tak hanya itu saja, Shuniyya Ruhama juga merupakan sosok yang pintar. Terbukti, ia lulus cumlaude dengan IPK 3,56 Jurusan Sosiologi Fosipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Berikut isi beritanya:
Ada banyak master batik di Indonesia. Namun, keahlian Shuniyya ini cukup langka. Hanya dengan sekali pandang, dia bisa menebak motif, asal daerah, bahkan kisaran usia batik tersebut.
TAMPIL anggun dengan jilbab, baju dan kain panjang bermotif batik Lasem, Shuniyya menjemput Jawa Pos di ujung jalan menuju rumahnya di kawasan Kalibata Utara, Jakarta, Jumat (20/1). Lorong menuju ke rumah yang dijadikan galeri sementara ratusan koleksi batik itu cukup sempit sehingga tidak cukup dilewati mobil.
"Aku sebentar lagi pindahan ke Kendal. Nanti selain bengkel batik, juga akan membangun galeri yang lebih lengkap," ujarnya.
Di Kendal, Shuniyya sudah punya studio yang mengerjakan proses batik. Juga perawatan batik-batik kuno. Tepatnya di Jalan Gunung Mas, Penaruban, Weleri, Kendal. Namun, karena aktivitas hariannya masih sibuk di ibu kota, dia mengaku belum sempat untuk pindah.
Ruang tamu sekitar 4 x 3 meter di rumah Shunniya disulap jadi arena display batik. Aneka motif kain mulai motif batik klasik hingga modern kontemporer dipajang di dinding. Sisanya bertumpukan di rak. Beberapa canting elektrik tergeletak di lantai.
"Aku membatik sendiri, tapi pakai elektrik. Bukan canting yang tradisional. Soalnya untuk menjaga dari polusi bau malam dan menghindari risiko kebakaran. Juga menggunakan murni pewarna alam sehingga tidak mencemari lingkungan," tutur perempuan yang pernah menjabat sebagai Sekjen Yayasan Putri Waria Indonesia ini.
Dia lantas mengambil satu contoh kain batik hasil karyanya. "Ini dipotret cantik lho," katanya, lalu berpose.
Shuniyya adalah alumnus Jurusan Sosiologi Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Saat kuliah, dia aktif di himpunan mahasiswa jurusan dan lembaga penerbitan pers mahasiswa Sintesa Fisipol UGM. Dia lulus cumlaude dengan IPK 3,56 dan diwisuda pada 1 Desember 2004. Skripsinya berjudul Respon Masyarakat terhadap Keanekaragaman Ekspresi Busana Waria mendapat nilai A dari dosen penguji.
Dalam artikel jpnn.com ini juga, diceritakan tentang sejumlah prestasi yang berhasil diukir Shuniyya Ruhama, seperti pembicara di berbagai seminar dan forums, berhasil menulis buku bes seller berjudul "Jangan Lepas Jilbabku".
Kemudian Shunniya Ruhama berhasil mengembangkan motif batik Kendal. "Sekarang ini ada motif Laseman dari Rembang, motif Bakaran dari Pati, motif Kudusan dari Kudus, ada Demakan dari Demak, ada juga Semarangan dari Semarang. Nah, Kendal kok terlewat. Karena itu, saya coba buat," katanya.
Kesimpulan
Potongan gambar yang menyebutkan nama Shuniyya Ruhama, waria yang dipromosikan NU sebagai ustadzah untuk bela PKI adalah tidak benar.
Shunniya Ruhama merupakan sosok yang cerdas dan pembatik yang sukses. Dia berhasil mengembangkan motif batik Kendal. Shunniya Ruhama juga tidak ada sangkut pautnya dengan NU maupun PKI.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)