CEK FAKTA: Tidak Benar KRI Nanggala 402 Terkena Tembak Rudal Kapal Selam Prancis
Informasi itu menyebutkan bahwa KRI Nanggala 402 terkena rudal Prancis SSN Emeraude saat menyaksikan latihan TNI di Selat Bali
Informasi kapal selam KRI Nanggala 402 tenggelam karena tertembak rudal kapal selam Prancis beredar di media sosial Facebook. Informasi itu menyebutkan bahwa KRI Nanggala 402 terkena rudal Prancis SSN Emeraude saat menyaksikan latihan TNI di Selat Bali.
-
Kapan KRI Nanggala (402) dinyatakan tenggelam? KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Apa yang terjadi pada KRI Nanggala (402) pada 21 April 2021? KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 saat melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali bersama 53 awaknya. KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Siapa yang memimpin KRI Nanggala (402) saat tenggelam? Saat dilaporkan hilang, KRI Nanggala membawa 53 orang yang terdiri dari 49 awak, 1 komandan, dan 3 spesialis senjata. Kolonel Harry Setyawan merupakan awak yang memiliki pangkat tertinggi. Kapal ini juga diawaki oleh Letkol Heri Oktavian sebagai komandan kapal selam.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Kapan sebuah kalimat fakta dianggap benar? Fakta adalah pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak tergantung pada keyakinan individu.
"Rekan intelijen di Jerman mengabarkan tenggelamnya KRI Nanggala 402 akibat terkena tembakan rudal kapal selam kelas nuklir Perancis SSN Emeraude yang sedang menyaksikan latihan TNI di selat bali | terjadi persaingan bisnis kapal selam antara Perancis dan Jerman | *infovalid."
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel merdeka.com berjudul "TNI AL Yakin KRI Nanggala 402 Retak, Bukan Meledak" pada 24 April 2021, dijelaskan bahwa dugaan tenggelamnya KRI Nanggala 402 karena keretakan.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menerangkan, saat ini KRI Nanggala 402 diduga alami keretakan, bukan meledak. Hal itu berdasarkan temuan dari serpihan-serpihan komponen yang diyakini akibat keretakan.
"Kemudian tadi ditanya terjadi serpihan, retakan, atau ledakan. Jadi bukan ledakan, karena sudah hancur semuanya. Tapi karena ini keretakan jadi secara bertahap di bagian tertentu ketika dia turun ini ada di fase-fase mulai dari kedalaman 300, 400, 500 meter," kata Yudo saat jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4).
Oleh karena itu, Yudo menilai, apabila KRI Nanggala mengalami ledakan suaranya akan terdengar ke sekitarnya, dan meninggalkan komponen-komponen yang berbeda.
"Tapi kalau ledakan pasti terdengar seluruhnya, jadi bukan ledakan tapi lebih kepada keretakan," terangnya.
Kemudian dalam artikel radarcirebon.com berjudul "Sebelum KRI Nanggala Tenggelam, Kapal Selam Prancis Terobos Selat Sunda tanpa Terdeteksi" pada 26 April 2021, dijelaskan bahwa kapal selam Prancis memang beroperasi di perairan Indonesia tanpa terdeteksi.
Dua informasi terkait kapal selam menjadi sorotan pekan ini. Yang pertama terkait Kapal Selam Prancis yang masuk wilayah Indonesia tanpa terdeteksi dengan melewati Selat Sunda. Kemudian peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali.
Kapten kapal selam Prancis Antoine Delaveau mengatakan kepada Naval News bahwa kapal selam itu berhasil beroperasi sebagian tanpa terdeteksi.
Dia mengatakan kru telah mengarungi kapal, bernama Émeraude, dengan diam-diam.
Komandan menambahkan, kapal selam tersebut telah muncul ke permukaan sebelum bergerak melalui Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera.
Captian Delaveau melaporkan bahwa Émeraude berhasil menyeberangi Laut China Selatan tanpa insiden.
Dia mengatakan kepada Naval News bahwa tujuan kapal selam itu adalah untuk memperkuat perjanjian navigasi internasional dengan “berlayar bebas” melalui laut yang saat ini diperebutkan antara China, Vietnam, dan Filipina.
Misi itu dilakukan saat ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat secara dramatis setelah rekaman muncul dari para perwira di atas kapal perang Angkatan Laut AS yang “menguntit” sebuah kapal induk militer China di Laut China Selatan.
Prancis sendiri telah membuktikan bahwa kapal selam miliknya telah berhasil beroperasi selama tujuh bulan dengan cara mengendap-ngendap tanpa terdeteksi.
Kemudian dalam artikel merdeka.com berjudul "TNI AL Soal KRI Nanggala-402 Diserang Kapal Asing: Itu Berlebihan" pada 27 April 2021 dijelaskan bahwa terlalu berlebihan jika ada serangan kapal asing.
Asrena KSAL, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali membantah adanya dugaan serangan asing yang melumpuhkan Kapal Selam KRI Nanggala-402. Menurutnya, tenggelamnya kapal selam buatan Jerman tersebut diduga karena faktor alam.
"Serangan asing ini saya rasa berlebihan kemudian ditembak, itu berlebihan," katanya saat jumpa pers di Mabes TNI AL, Jakarta Timur, Selasa (27/4).
Dia mengungkapkan, jika benar adanya serangan maka terjadi pantauan sonar yang terdeteksi radar oleh anggota TNI lain di atas laut. Namun, dia meyakini hal itu tidak terjadi.
"Itu ada banyak kapal atas air, itu punya sonar kalau ada ledakan pasti terdengar bahkan oleh telinga mata itu akan terlihat air naik ke atas, tapi itu tidak ada ledakan," tegasnya.
Kesimpulan
Informasi KRI Nanggala 402 tenggelam karena terkena rudal kapal selam Prancis adalah tidak benar. Dugaan sementara tenggelamnya KRI Nanggala 402 karena faktor alam.
Kemudian informasi kapal selam Prancis yang melintas dan menyaksikan latihan TNI di Selat Bali juga tidak benar. Kapal selam Prancis memang melintas di Indonesia selama 7 bulan tanpa terdeteksi, untuk memperkuat perjanjian navigasi internasional dengan “berlayar bebas” melalui laut yang saat ini diperebutkan antara China, Vietnam, dan Filipina.
Meski begitu, kabar masuknya kapal selam Prancis ke perairan Indonesia dinilai lemahnya penjagaan perairan Indonesia.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)