Aktivis Myanmar Serukan Warga Jangan Bayar Listrik dan Anak Tidak Usah Sekolah
Sejumlah unjuk rasa kemarin terjadi di berbagai kota besar Myanmar, sehari setelah pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing membuat kesepakatan dengan para pemimpin ASEAN di Jakarta.
Aktivis Myanmar hari ini menyerukan warga untuk berhenti membayar tagihan listrik dan pinjaman pertanian sekaligus meminta anak-anak tidak usah pergi ke sekolah.
"Kita semua, yang di kota, di bangsal-bangsal dan negara bagian harus bekerja sama untuk membuat boikot ini sukses melawan junta militer," kata aktivis Khant Wai Phyo dalam orasinya saat unjuk rasa di Kota Monywa kemarin, seperti dilansir laman Reuters, Senin (26/4).
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan Umbul Manten ramai dikunjungi? Pada saat menjelang Bulan Ramadan, Umbul Manten sering dijadikan lokasi padusan.
-
Bagaimana KM Soneta tenggelam? Saat kejadian kondisi ombak sedang besar setinggi 2,5 meter dengan angin kencang dan arus deras. Sebanyak sembilan ABK yang terombang ambing diselamatkan oleh kapal KM Bintang Barokah yang sedang melintas.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
"Kita tidak usah ikut dalam sistem mereka, kita tidak mau bekerja sama dengan mereka."
Juru bicara junta tidak membalas permintaan komentar.
Sejumlah unjuk rasa kemarin terjadi di berbagai kota besar Myanmar, sehari setelah pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing membuat kesepakatan dengan para pemimpin ASEAN di Jakarta.
Pimpinan junta itu tidak mengajukan seruan untuk membebaskan tahanan politik, termasuk pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan perjanjian ASEAN pun tidak menyebut rincian kerangka waktu kapan akan mengakhiri krisis.
Kelompok pembela hak asasi manusia mengatakan hingga kini sudah 751 orang tewas oleh aparat keamanan sejak kudeta 1 Februari lalu.
Reuters tidak bisa memastikan kebenaran informasi jumlah korban tewas tersebut. Junta membatasi kebebasan pers dan banyak jurnalis ditangkap.
PBB sebelumnya mengatakan tindakan pembangkangan sipil membuat ekonomi Myanmar lumpuh dan memicu ancaman kelaparan.
Ratusan demonstran turun ke jalan di sejumlah kota hari ini, kata laporan media. Namun tidak ada laporan terjadi kekerasan.
Aktivis mengkritisi kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan ASEAN yang memuat lima poin konsensus termasuk mengakhiri kekerasan, memulai dialog di antara semua pihak, menerima bantuan dan menunjuk perwakilan khusus ASEAN untuk mengunjungi Myanmar.
Kesepakatan itu tidak menyebut soal pembebasan tahanan politik meski pernyataan dalam pertemuan membahas soal itu.
Baca juga:
Awalnya Belajar dari Indonesia, Tapi Kemudian Militer Myanmar Berpaling ke Thailand
Aktivis Myanmar Kecam Kesepakatan ASEAN dengan Junta Militer, Siap Lanjutkan Demo
Pemerintah Bayangan Myanmar Sambut Baik Seruan Penghentian Kekerasan oleh Militer
Di KTT ASEAN, Jokowi Minta Kekerasan Militer di Myanmar Dihentikan
Jelang KTT ASEAN di Jakarta, Amnesty Desak Penyelidikan Kejahatan Junta Myanmar
PBB: Jutaan Rakyat Myanmar Terancam Kelaparan karena Krisis Makin Parah
Utusan Khusus PBB Temui Pejabat ASEAN di Jakarta, Bahas Penyelesaian Konflik Myanmar
Mampukah ASEAN Memberi Solusi untuk Akhiri Kekerasan Militer di Myanmar?
Ketua Kelompok Etnis Myanmar: Junta Militer Tak Punya Hati Untuk Kemanusiaan