Alat pendeteksi tangkap suara diduga jatuhnya pesawat MH370
Alat itu merekam data suara di Samudera Hindia pada saat pesawat Malaysia Airlines MH370 dinyatakan hilang.
Para peneliti di Universitas Curtin Australia mengatakan mikrofon bawah laut di Samudera Hindia menangkap suara diduga saat pesawat Malaysia Airlines MH370 jatuh di wilayah itu.
Surat kabar the Guardian melaporkan, Rabu (4/6), para peneliti di kampus itu menyatakan sekitar sepuluh persen suara yang ditangkap itu sesuai dengan suara jatuhnya pesawat diduga MH370. Kemungkinan lain suara itu bisa berasal dari suara gempa.
Para ahli Australia itu berhasil mengambil kesimpulan setelah menganalisa sejumlah kombinasi dari alat sensor suara bawah laut. Alat pendeteksi itu dipasang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengawasi uji coba nuklir dan sebagian lain dipasang oleh Australia untuk tujuan penelitian.
Alat perekam suara di bawah laut dari Universitas Curtin itu ditempatkan di sekitar 40 kilometer lepas pantai Pulau Rottnest. Menurut peneliti senior Alec Duncan, alat itu menangkap suara berasal dari sumber energi besar diduga jatuhnya MH370 pada 8 Maret.
"Data dari salah satu alat perekam itu memperlihatkan sinyal akustik yang jelas pada saat pesawat MH370 dinyatakan hilang," kata Duncan.
Sinyal suara itu juga sesuai dengan yang didapat alat serupa yang dipasang oleh PBB di lepas pantai Cape Leeuwin, titik paling barat laut dari daratan Australia.
Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang sejak tiga bulan lalu dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat itu membawa 239 penumpang sebagian besar warga China dan Malaysia.