Amnesty Internasional: China tahan 30 kerabat pemimpin Uighur yang diasingkan
Amnesty Internasional: China tahan 30 kerabat pemimpin Uighur yang diasingkan. Pihak otoritas China di wilayah Xinjiang dalam beberapa bulan terakhir menahan 30 orang kerabat Rebiya Kadeer, pemimpin etnis Uighur yang tinggal di pengasingan.
Pihak otoritas China di wilayah Xinjiang dalam beberapa bulan terakhir menahan 30 orang kerabat Rebiya Kadeer, pemimpin etnis Uighur yang tinggal di pengasingan. Laporan tersebut disampaikan oleh kelompok hak asasi manusia Amnesty International.
Kadeer merupakan mantan tahanan politik di China yang dituding membocorkan rahasia negara pada 1999 silam. Dia diizinkan untuk pergi dari China dengan alasan kesehatan dan kini tinggal di Amerika Serikat.
Menurut Amnesty International, beberapa kerabat Kadeer yang ditangkap antara lain adalah saudara laki-laki, saudara perempuan, anak-anak, cucu, dan kerabat jauh lainnya. Beberapa di antaranya telah ditahan di sebuah 'pusat pendidikan' di Xinjiang yang rentan penyiksaan.
"Fasilitas itu sudah dikenal sebagai pusat penahanan yang sewenang-wenang bagi warga Uighur dan warga minoritas muslim lainnya selama 6 sampai 12 bulan atau lebih," ungkap kelompok itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (14/11).
"Mereka yang ditahan dipaksa untuk mempelajari hukum dan kebijakan China. Banyak di antara mereka yang ditahan karena ketahuan sedang beribadah, memiliki kitab ahama, bepergian ke luar negeri atau memiliki keluarga di luar negeri," lanjut pernyataan itu.
Sebagaimana diketahui, Xinjiang merupakan wilayah yang menjadi rumah bagi etnis mayoritas Han dan etnis Uighur China yang kebanyakan merupakan orang muslim berbahasa Turki.
Penduduk Uighur kerap menerima tindakan keras dari pemerintah setempat karena menjalani ibadah sesuai dengan ajaran Islam. Namun pemerintah China berkeras membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa tindakan keras yang dilakukan mereka untuk memerangi Islam radikal dan militan.