Arti Kemenangan Macron di Tengah Warga Prancis yang Terbelah
Macron menjadi presiden pertama di zaman modern yang kembali dipercaya rakyat Prancis setelah menjalankan kebijakan dalam dan luar negeri secara penuh lima tahun. Artinya dua kali berturut-turut dia terpilih jadi presiden.
Emmanuel Macron kembali terpilih jadi presiden Prancis untuk periode lima tahun kedua setelah mengalahkan rivalnya Marine Le Pen dalam pemilu putaran kedua kemarin.
Macron menjadi presiden pertama di zaman modern yang kembali dipercaya rakyat Prancis setelah menjalankan kebijakan dalam dan luar negeri secara penuh lima tahun. Artinya dua kali berturut-turut dia terpilih jadi presiden.
-
Siapa pemimpin koalisi sayap kiri yang memenangkan Pemilu Prancis? Satu sosok yang belakangan diperbincangkan adalah pemimpin koalisi, Jean-Luc Melenchon dari Partai France Unbowed.
-
Bagaimana pihak berwenang Perancis menanggapi ancaman tersebut? Pihak berwenang Perancis telah meyakinkan publik akan memberikan pengamanan yang maksimal dengan mengerahkan puluhan ribu personel keamanan.
-
Siapa yang diprediksi akan memimpin lini tengah Prancis? Timnas Prancis berpeluang meraih poin penuh meski lawan mereka juga tak bisa dianggap remeh. Tentu mereka wajib mewaspadai efektivitas serangan Portugal yang sejauh ini selalu berbahaya. Les Bleus diprediksi akan memperkuat lini tengah mereka dengan kembali mengandalkan trio gelandang Kante, Tchouameni dan Rabiot.
-
Bagaimana Polandia mencoba untuk mengalahkan Prancis? Polandia tentu tak mau pulang dengan tangan kosong. Kemenangan akan menjadi hiburan mereka sebelum menutup penampilan mereka di EURO 2024.
-
Apa yang dirayakan oleh orang Prancis di Bastille Day? Setiap tanggal 14 Juli, Prancis merayakan Bastille Day, sebuah hari yang penuh makna yang memperingati salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah Prancis.
-
Bentuk seperti apa yang dimiliki monumen misterius yang ditemukan di Prancis? Saat menggali situs tersebut, tim menemukan artefak dari zaman Neolitik hingga Zaman besi, termasuk mata panah batu api, penyangga pemanah, dan paduan tembaga belati. Pemukiman tertua di situs ini adalah yang paling menarik, karena mencakup monumen aneh, yang digambarkan sebagai kandang "tapal kuda" sepanjang 8 meter yang dipasang pada kandang melingkar dengan diameter 11 meter.
Meski di tengah kegaduhan media sosial saat ini, lalu orang-orang kaya Paris yang arogan dan massa yang kerap marah, masih ada jutaan warga Prancis yang merasa Macron tidak begitu buruk sebagai presiden.
Mereka adalah orang-orang yang menilai isu pengangguran tidak lagi jadi isu politik karena reformasi yang dijalankan Macron. Mereka juga menganggap penanganan Covid cukup berhasil dan isu soal umur pensiun harus diundur tak bisa dihindari.
Mereka juga melihat sosok pemimpin yang mampu tampil di panggung internasional. Mereka bangga ada seseorang di Elysee yang berani berbicara langsung dengan Putin meski dengan hasil nihil.
Mereka juga mengingat, di bawah kepemimpinan Macron, Prancis mampu memimpin Eropa di saat visinya untuk memperluaa otonomi militer dan ekonomi di Uni Eropa kian relevan.
Orang-orang itu boleh jadi tidak menyukai Macron, tapi mereka cukup menghormatinya.
Dilansir dari laman BBC, Senin (25/4), lima tahun lalu Macron bertaruh dengan politik modern. Dengan berdiri di tengah, dia menghapuskan pasangan dua kubu konservatif dan sosial demokrat dan dengan kekuasaannya dia menanamkan sistem pemerintahan yang terpusat dari Elysee.
Kubu oposisi dipaksa berada di posisi ekstrem kiri atau kanan. Dan dia sendiri meyakini kedua kubu ekstrem itu tidak akan menjadi ancaman. Sejauh ini dia terbukti benar, seperti yang diperlihatkan hasil pemilu.
Namun pemilu kali ini memperlihatkan sesuatu ya berbeda: banyak orang yang makin siap dengan isu "ekstrem". Mereka melakukannya karena berkat revolusi Macron, mereka tak punya tempat lagi untuk menentangnya.
Banyak warga pemilih--terutama jutaan dari mereka yang memilih kandidat kubu kiri Jean Luc Melenchon--kini ingin membalas terhadap Macron.
Mereka berharap bisa melakukannya dalam pemilu parlemen yang akan berlangsung Juni nanti. Tapi jika itu tidak berhasil maka mereka akan turun ke jalan berdemo anti-Macron, terutama jika dia akhirnya lenucurkan reformasi baru.
Emmanuel Macron akan memulai periode keduanya dengan pemerintahan baru. Dia akan lebih sering mendengarkan. Dia tahu ada luka yang harus dipulihkan. Masalahnya adalah dia sudah sering mengatakan itu dan banyak orang sudah tidak percaya padanya.
"Pemilu kali ini memperlihatkan ada dua kubu berseberangan di luar sana," kata pengamat Natacha Polony.
"Pada pemilu di masa lalu biasanya orang menganggap sang pemenang pada akhirnya adalah presiden bagi seluruh Prancis. Tapi kali ini saya tidak yakin," kata dia.
(mdk/pan)