ASEAN belajar dari Uni Eropa soal tangani pengungsi Rohingya
ASEAN maupun Uni Eropa memiliki fokus yang sama terhadap pengungsi.
Dilantiknya Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Francisco Fontan Pardo bakal semakin mendekatkan organisasi dua negara, termasuk dalam bidang kemanusiaan. Pengungsi Rohingya menjadi salah satu agenda bahasan yang akan dilakukan Dubes Fontan Pardo dalam kerja sama dengan ASEAN.
"Soal Rohingya, ini merupakan masalah kita semua, apalagi ini menyangkut nyawa manusia. Misi kita dengan ASEAN membahas semua isu termasuk imigrasi kemanusiaan. Itu akan selalu masuk dalam agenda pembahasan bilateral," ungkap dubes asal Spanyol ini, saat ditemui di Jakarta, Selasa (26/1).
Sementara itu, Direktur Mitra Wicara dan Intra Kawasan ASEAN Derry Aman, mengatakan dua pihak, baik ASEAN maupun Uni Eropa memiliki fokus yang sama terhadap pengungsi. Dia juga mengatakan Uni Eropa sebagai salah satu mitra dialog penting dalam membahas masalah pengungsi.
"Kita belajar dari pengalaman Uni Eropa yang bisa menangani imigran Suriah. Uni Eropa merupakan mitra dialog penting," tutur Derry.
Pengungsi Rohingya yang ditemukan nelayan Aceh di perairan Indonesia memang menjadi masalah penting bagi ASEAN. Para pengungsi yang sementara menetap di Aceh ini menjadi perhatian dunia.
Indonesia, bekerja sama dengan Malaysia dan Thailand sudah mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk mencari solusi menghadapi masalah kemanusiaan ini. Terlebih lagi, Myanmar sebagai negara asal para pengungsi Rohingya diminta untuk bertanggung jawab.