Australia marah lembaga PBB sebut daging sapi bisa picu kanker
Laporan IARC dilansir kemarin (27/10), menyebut bahaya konsumsi sosis atau ham berlebih sama seperti rokok
Australia menyerang Laporan Badan Penelitian Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (IARC) yang terbit kemarin, karena menyebut daging sapi dan ham berpeluang memicu tumbuhnya sel kanker. Australia berkepentingan dengan isu tersebut, sebagai salah satu eksportir daging terbesar di dunia.
Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, tidak bisa menyembunyikan kekesalannya saat dimintai komentar mengenai laporan 800 halaman tersebut. Dia mengatakan IARC sama saja mencitrakan daging sapi setara rokok, komoditas kontroversial olahan tembakau, yang lebih dulu disebut memicu kanker.
-
Apa yang ditemukan peneliti di Australia? Peneliti menemukan jejak kaki burung tertua yang pernah ditemukan di Australia.
-
Kenapa Abe pergi ke Australia? Abe telah memutuskan untuk melanjutkan studinya di Brisbane, Australia.
-
Apa yang disewakan Sandra Dewi di Australia? Baru-baru ini, rumah mewah mereka di Melbourne muncul dalam iklan yang diduga dijadikan tempat Airbnb dengan tarif $3.5K per malam.
-
Apa yang didukung oleh DPR terkait kerja sama Australia dan Jawa Barat? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin menyampaikan apresiasi dan dukungannya.
-
Apa yang ditemukan di pantai selatan Australia? Ilmuwan menemukan jejak kaki dinosaurus theropoda besar di pantai selatan Australia.
"Tidak sepatutnya daging disamakan dengan rokok, ini semua jelas omong kosong," ujarnya seperti dilansir Kantor Berita AFP, Selasa (27/10).
IARC, lembaga di bawah naungan PBB ini, dalam laporannya menyatakan ada kaitan positif antara munculnya sel karsinogen akibat konsumsi berlebihan daging sapi maupun olahannya, seperti sosis atau hot dog. Jenis sel jahat yang bisa menyerang manusia dari konsumsi daging merah terutama kanker usus.
Joyce mengatakan kesimpulan dalam laporan itu terburu-buru. "Saya pikir seseorang tidak mungkin langsung mati akibat kanker usus setelah makan sosis."
Asosiasi Industri Daging Australia segera membuat laporan tandingan. Disebutkan bahwa daging sapi menyediakan zat besi, vitamin B12, dan Omega 3 yang sangat dibutuhkan tubuh.
Adapun data-data lembaga independen lainnya menunjukkan situasi kurang mendukung untuk klaim Australia. Sebagai konsumen daging terbesar dunia, warga Negeri Kanguru sekarang sekarang berada dalam posisi delapan paling berisiko terserang kanker secara global.
Badan Kanker Australia turut mengakui bahwa satu dari enam kasus kanker usus di negara mereka berkaitan dengan konsumsi daging merah berlebihan.
Bukan cuma produsen daging Australia yang marah mendengar laporan IARC. Asosiasi Pedagang Daging Amerika Utara (NAMI) menyatakan laporan ini diakali.
"Ada agenda tertentu menyebut daging bisa memicu kanker," kata Wakil Presiden NAMI, Betsy Booren.
NAMI mencontohkan tingkat harapan hidup penduduk Prancis, Italia, dan Spanyol, yang banyak mengonsumsi daging, sangat tinggi dengan risiko serangan kanker sedang.
(mdk/ard)