Belum lama dilepas Abu Sayyaf, kapal Malaysia berlayar lagi
Empat WNI awak kapal MV Massive 6 dibebaskan, masih ada 4 ABK Malaysia diculik di selatan Filipina
Kapal MV Massive 6 milik Malaysia sudah mulai berlayar kembali. Kapal yang membawa sembilan awak kapal ini sempat ditawan kelompok diduga Abu Sayyaf di perairan sekitar Filipina Selatan dan Malaysia. Akibat pembajakan yang dilakukan beberapa waktu lalu itu, empat anak buah kapal (ABK) asal Malaysia ditahan dan hingga kini nasibnya masih belum diketahui, sama dengan nasib 10 ABK Indonesia yang diculik sebelumnya.
Keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Rabu (13/4) menyatakan kapal Massive 6 ini berencana akan melanjutkan perjalanan dari Tawau ke Samarinda. Empat ABK yang masih diculik oleh Abu Sayyaf, kini digantikan posisinya oleh ABK asal Indonesia.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Kapan KH Hasyim Asy'ari wafat? KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947, tepat pada hari ini, 76 tahun yang lalu.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
"Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui Satgas Perlindungan WNI Konsulat RI di Tawau telah mengawal dan mendampingi proses penandatanganan Perjanjian Kerja Laut (PKL) antara WNI ABK dengan pemilik kapal," tulis keterangan tertulis dari Kemlu RI tersebut.
Proses penandatanganan PKL itu berguna untuk memastikan hak-hak WNI ABK Massive 6 seperti gaji pokok, biaya kesehatan, tunjangan dan cuti dapat diterima sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain menjadi saksi proses penandatanganan PKL, Satgas Perlindungan WNI Tawau juga turut menyaksikan dan melepas keberangkatan kapal MV Massive 6 yang bertolak dari Pelabuhan Tawau pada pukul 19.30 waktu setempat.
Kapal MV Massive 6 pada 1 April lalu dibajak oleh kelompok bersenjata yang diduga sebagai bagian dari kelompok Abu Sayyaf. Kapal ini dibajak di perairan Lihitan, Semporna, Malaysia.
Pada saat dibajak, kapal dengan rute pelayaran Manila-Tawau ini membawa tongkang bermuatan 7.500 ton batu bara. Membawa 9 ABK, kelompok pembajak tersebut membebaskan lima ABK, dua berasal dari Myanmar dan tiga dari Indonesia, serta menahan empat orang ABK yang tersisa dari Malaysia.
Hingga kini, keberadaan empat ABK asal Negeri Jiran tersebut masih belum diketahui.
(mdk/ard)