Benteng Mesir Kuno Berusia 2300 Tahun Berisi Banyak Tengkorak Gajah, Ini Tujuannya
Benteng yang cukup besar ini dibangun ketika Mesir dipimpin Ptolomies atau Ptolomeus.
Tim arkeologi Polandia-Amerika menemukan benteng berusia 2300 tahun yang melindungi sebuah pelabuhan kuno yang disebut "Berenike" di Mesir, di pulau Laut Merah.
Benteng yang cukup besar ini dibangun ketika Mesir dipimpin Ptolomies atau Ptolomeus, dinasti firaun yang merupakan keturunan salah satu jenderal Alexander yang Agung.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
"Garis tembok ganda melindungi bagian barat benteng, sedangkan garis tunggal memanjang ke timur dan utara. Menara persegi dibangun di sudut dan di tempat-tempat strategis di mana bagian-bagian tembok saling terhubung," tulis arkeolog Marek Woźniak dan Joanna Rądkowska dalam artikel yang diterbitkan jurnal Antiquity, dikutip dari Live Science, Selasa (27/6).
Wozniak dari Polish Centre of Mediterranean Archaeology Universitas Warsawa, Polandia, mengatakan bagian barat benteng, yang terdiri dari tembok ganda, menghadap ke daratan, bertujuan agar para penjaga memperhatikan ancaman serangan dari arah tersebut.
Dalam benteng Berenike ini juga ada kompleks yang panjangnya 160 meter dan lebar 80 meter dan terdiri dari tiga halaman dan beberapa struktur, membentuk kompleks tertutup untuk lokakarya dan gudang. Hal yang paling menarik dari benteng ini adalah arsitekturnya.
"Arsitektur monumental yang dibuat dengan baik yang ditutupi dan dilindungi oleh pasir sungguh menakjubkan," kata Wozniak.
Di dalam gerbang bagian dalam, arkeolog menemukan batu dan serangkaian saluran dan kolam tempat menampung air.
"Dua kolam paling besar mungkin memiliki kapasitas yang totalnya lebih dari 17.000 liter," tulis Rądkowska dan Wozniak.
Di bagian selatan tembok benteng utara, di tempat pembuangan sampah kuno, arkeolog menemukan patung terakota, koin, dan tengkorak gajah.
Menurut Wozniak, Ptolomeus kerap membangun kota-kota dan pelabuhan berbenteng di dekat garda depan kerajaan mereka.
Menurut catatan sejarah, Berenike merupakan bagian dari serangkaian pelabuhan yang dibangun di sepanjang Laut Merah untuk membantu distribusi gajah selama perang kepada tentara Ptolomeus.
Pada 2014, penelitian mengungkapkan Ptolomeus kemungkinan mengimpor gajah-gajah tersebut dari Eritrea, di Afrika Timur.
Setelah Romawi merebut Mesir pada tahun 30 SM, perdagangan meluas di Berenike dan pelabuhan menjadi pusat perdagangan utama. Dari abad ke-1 sampai ke-6 Masehi, bukti menunjukkan hubungan perdagangan meluas dari Yunani dan Italia ke Arab Selatan, India, Semenanjung Malaya, Ethopia, dan Afrika Timur.
(mdk/pan)